Apa saja Fasilitas yang Diperlukan Tunanetra di Perpustakaan
Reporter
Cheta Nilawaty P.
Editor
Rini Kustiani
Senin, 5 November 2018 16:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan yang memiliki koleksi buku bertuliskan huruf Braille sebaiknya memiliki berbagai fasilitas yang diperlukan teman tunanetra. Pustakawati di perpustakaan tunanetra milik Yayasan Mitra Netra, Endah Triwahyuningsih mengatakan ada beberapa komponen yang harus tersedia di perpustakaan untuk tunanetra.
Baca: Komunitas Tunanetra Cinta Film Indonesia, Nonton Lalu Bedah Film
Tak cuma akses menuju ruang perpustakaan, diperlukan alat penunjang, seperti rak buku yang mudah dijangkau, ruang baca, akses katalog, dan koleksi buku-buku perpustakaan yang ramah difabel. "Bahan bacaan di perpustakaan juga semestinya bisa diakses oleh Tunanetra. Selain dalam bentuk Braille, bahan bacaan yang terakses bagi Tunanetra adalah buku dalam bentuk audio digital," ujar Endah saat dihubungi, Senin 29 Oktober 2018.
Lantaran menyediakan format bacaan dalam bentuk audio digital, perpustakaan untuk tunanetra juga harus memiliki pemutar audio digital. Salah satu jenis yang cukup banyak digunakan tunanetra adalah victor reader. Ini adalah pemutar audio sebesar buku dengan berat 500 gram. Pada permukaan victor reader, terdapat beberapa tombol seperti yang ada di pemutar cakram audio otomatis.
"Kami juga terbiasa membaca buku dari laptop," kata seorang tunanetra yang suka membaca novel, Juwita Maulida. Penggunaan komputer sebagai alat baca juga menjadi sarana yang wajib ada di perpustakaan tunanetra.
Baca juga: Cara Tunanetra Bermain Catur
Fasilitas lain yang diperlukan dalam perpustakaan untuk tunanetra adalah katalog dalam bentuk digital dengan pembaca layar. Tujuannya, tunanetra dapat mengakses secara mandiri jenis buku yang diperlukan. "Katalog digital harus diikuti dengan ketersediaan jenis buku yang lengkap. Mulai dari buku bacaan untuk pendidikan, hiburan, hobi, agama, kebijakan yang relevan tentang penyandang disabilitas, dan jenis buku lainnya," kata Endah.
Ketersediaan ruang penyimpanan buku juga diperlukan, khususnya untuk menyimpan buku-buku Braille. Sebab, buku Braille memerlukan ruang yang cukup besar dalam penyimpanannya. Buku Braille tidak bisa diletakkan secara bertumpuk atau berdempetan untuk mencegah hilangnya titik timbul pada buku tersebut.
Fasilitas terakhir yang tidak boleh ketinggalan, menurut Endah, adalah meja, kursi serta stop kontak portabel. Meja dan kursi digunakan tunanetra untuk membaca buku agar lebih nyaman. Bentuk meja sebaiknya cukup panjang dan lebar sebagai tempat meletakkan buku Braille sekaligus meletakkan laptop atau pembaca buku digital.
Stop kontak portabel dipakai jika sumber listrik untuk mengisi ulang daya baterai pada alat pembaca buku digital atau laptop terletak jauh dari meja dan kursi tempat tunanetra membaca. Dengan begitu, teman tunanetra karena tak perlu berpindah tempat untuk mendapatkan pasokan listrik untuk peranti digital mereka.
Artikel terkait:
Berinteraksi dengan Tunanetra, Perhatikan Tutur dan Sentuhan