Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Tokoh Penyandang Disabilitas yang Berjasa Membebaskan Perbudakan Dunia

image-gnews
Penyandang disabilitas, Rosa May Billinghurst, yang menggunakan kursi roda tiganya untuk menghalangi polisi.  Foto:  IanDagnall Computing / Alamy Stock Photo.
Penyandang disabilitas, Rosa May Billinghurst, yang menggunakan kursi roda tiganya untuk menghalangi polisi. Foto: IanDagnall Computing / Alamy Stock Photo.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Terdapat beberapa cerita dan kontribusi penting dalam sejarah namun terabaikan lantaran cerita tersebut berasal dari kelompok marginal, seperti cerita sejarah dari kelompok budak sekaligus penyandang disabilitas. Namun sejarah kelompok rentan inipun seringkali tidak lengkap bila diceritakan ulang melalui narasi populer. Pasalnya, ada banyak tokoh sejarah terkenal yang juga penyandang disabilitas, namun bagian dari kedisabilitasan sering kali diabaikan dalam diskusi tentang kehidupan mereka.

Kontribusi sejarah penyandang disabilitas seringkali direpresentasikan melalui narasi “mengatasi rintangan”. Padahal banyak kelompok penyandang disabilitas yang berpendapat bahwa narasi tersebut dapat bersifat objektif dan merugikan. Sebaliknya, harus dipahami pengalaman disabilitas dalam menjalani kehidupan, pekerjaan, atau perjuangan mereka sesuai dengan fakta dan realita.

"Saya mempelajari kehidupan dan perlakuan terhadap budak yang mengalami disabilitas fisik di wilayah selatan Amerika Serikat sebelum perang saudara. Bagi para budak ini, disabilitas mempengaruhi perasaan mereka tentang diri mereka sendiri, peran mereka sebagai pekerja, dan status mereka di masyarakat," tulis Mia Edwards, peneliti sejarah dari The University of Warwick , seperti yang dikutip dari The Conversation, Kamis, 4 Januari 2024.

Edwards menuliskan, para penyandang disabilitas ini, walaupun kerap dianggap kurang berharga secara ekonomi oleh para pemilik budak, mereka selalu melakukan pekerjaan berharga bagi komunitas mereka. Antara lain merawat anak-anak atau menyediakan makanan bagi pekerja lapangan. 

Edwards menyatakan, mempelajari pengalaman penyandang disabilitas dalam sejarah dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh tentang suatu masyarakat pada kurun waktu tertentu. Berikut adalah empat orang yang memberikan kontribusi penting terhadap sejarah pembebasan perbudakan, namun disabilitas mereka membuat mereka sering diabaikan dalam sejarah.

Dorothea Lange

Lahir pada 1895 di New Jersey, Dorothea Lange adalah seorang fotografer dan jurnalis foto berpengaruh. Saat bekerja di Farm Security Administration, sebuah lembaga pemerintah yang dibentuk untuk mengatasi kemiskinan pedesaan selama Depresi Besar, ia memfokuskan kameranya pada orang-orang yang menderita akibat dampak ekonomi yang parah dari depresi tersebut.

Fotografi Lange membangun hubungan antara orang-orang tanpa memandang agama, kelas, jenis kelamin, atau ras, membangun rasa empati di masa-masa tegang.

Ketika dia berusia tujuh tahun, Dorothea terjangkit polio, yang melemahkan kakinya dan membuatnya tak dapat berjalan sempurna seumur hidupnya. Lange menggambarkan kedisabilitasannya sebagai “Hal terpenting yang terjadi pada saya. Ia membentukku, membimbingku, mengajariku, menolongku, dan mempermalukanku. Semua hal itu sekaligus. Saya belum pernah melupakannya, dan saya sadar akan kekuatan dan kuasanya, kata Dorothea.

Rosa May Billinghurst

Lahir pada 1875 di Lewisham, London. Saat masih kecil, dia terjangkit polio dan lumpuh sebagian. Dia menggunakan kursi roda roda tiga untuk membantu pergerakan sepanjang hidupnya.

Sebagai seorang remaja putri, dia dan saudara perempuannya Alice memutuskan untuk terjun dalam pekerjaan sosial, bekerja di Greenwich dan Deptford Union Workhouse. Dia kemudian menceritakan dampak besar hal ini terhadap dirinya, mempengaruhi keputusannya untuk terlibat dalam gerakan hak pilih politik.

Dia menyatakan pada 1913: “Hati saya sakit… Saya pikir tentu saja jika perempuan diajak berkonsultasi dalam pengelolaan Negara, kondisi yang lebih bahagia dan lebih baik harus ada untuk kehidupan yang berpihak pada siapa yang bekerja keras dan penuh keringat seperti ini.”

Dia aktif terlibat dalam Asosiasi Liberal Perempuan dan pada tahun 1907 mendirikan cabang Persatuan Sosial dan Politik Perempuan. Penangkapan pertamanya sehubungan dengan aktivismenya terjadi pada tahun 1911, karena menghalangi polisi saat demonstrasi di Lapangan Parlemen. Dia akan menghalangi petugas dengan sepeda roda tiganya, menggunakan kruknya untuk mendorong dirinya ke depan.

Isabella Baumfree atau Sojourner Truth

Terlahir dalam perbudakan, mungkin antara 1797 hingga 1800, di Swartekill, New York, Isabella Baumfree kemudian menggunakan nama samaran dengan menyebut dirinya Sojourner Truth pada 1843. Penganut abolisionis ini berkeliling di bagian utara Amerika Serikat melalui penyebaran agama yang diselipi khotbah yang menentang perbudakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Majikannya, John Dumont, telah menjanjikan kebebasannya setahun sebelum tanggal akhir emansipasi di negara bagian New York. Isabella kemudian menyatakan bahwa ia telah mengalami cedera. Para akademisi berpendapat bahwa pernyataan ini sebagai indikasi Isabella menyembunyikan kedisabilitasannya untuk menampilkan dan menunjukkan di depan umum akan kemampuan dan kekuatannya.

Isabella atau Truth adalah perempuan kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat yang memenangkan kasus pengadilan melawan pria kulit putih. Setelah mengetahui bahwa putranya yang berusia lima tahun telah dijual kembali secara ilegal ke Alabama oleh Dumont, dia membawa masalah tersebut ke Mahkamah Agung New York dan mengajukan gugatan terhadap majikan barunya.

Dia juga dikenang karena "Bukankah Aku Seorang Wanita?" pidatonya di Konvensi Hak-Hak Perempuan tahun 1851, di mana ia menyoroti perlakuan tidak setara terhadap laki-laki dan perempuan kulit hitam di Amerika Serikat.

Claudius Kaisar Romawi

Kaisar keempat Roma, Tiberius Claudius Caesar Augustus Germanicus, memerintah dari 41 hingga 54 M. Claudius digambarkan memiliki berbagai keterbatasan fisik dan penyakit sepanjang hidupnya, termasuk tangan gemetar dan  cara berjalan yang tidak pada sempurna.

Claudius memiliki ketertarikan pada sejarah, dan menghasilkan banyak buku tentang sejarah Kartago, republik Romawi, dan banyak topik lainnya.

Ia terkenal karena memperluas kekaisaran Romawi dan memperbaiki sistem peradilan Roma. Perbaikan tersebut termasuk mengeluarkan dekrit bahwa orang-orang yang sakit dan diperbudak yang ditinggalkan akan dibebaskan, bukannya diambil kembali oleh para majikan mereka jika mereka sembuh.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa Claudius mengalami asumsi negatif tentang kemampuannya memerintah, terkait dengan prasangka “yang menjunjung tinggi penampilan fisik dan sikap sebagai kebijakan dan inisiatif”.

Meskipun Claudius hidup ribuan tahun yang lalu, prasangka yang mungkin dia alami mengingatkan pada sikap orang-orang yang mampu terhadap disabilitas saat ini (ableisme).

THE CONVERSATION

Pilihan Editor: Gagasan 3 Capres Soal Peduli Disabilitas, Ini Kata Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

1 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

4 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

11 hari lalu

Pegiat pelanggar HAM berat yang diiniasi Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanuasiaan Indonesia (JRKI) dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) melakukan aksi kamisan yang ke-804 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024. Aksi tersebut menuntut Presiden RI Joko WIdodo untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM beat secara berkeadilan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

19 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

23 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

23 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

32 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

36 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

51 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

52 hari lalu

Warga mengikuti mudik gratis bertajuk Mudik Dinanti, Mudik Di Hati BUMN, di JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin 17 April 2023. Total peserta program mudik gratis Pelindo Group 2023 mencapai 3.650 orang dengan menggunakan 73 unit bus yang di selenggarakan di beberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bulukumba. Tempo/Tony Hartawan
Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024