Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

image-gnews
Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma merupakan penyakit yang menyebabkan kebutaan nomor dua di Indonesia. Glaukoma adalah kondisi medis berupa gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata. Pada umumnya, kerusakan saraf mata tersebut terjadi karena adanya tekanan tinggi pada bola mata. Namun, ada beberapa kasus glaukoma yang terjadi walau tekanan pada bola mata masih dalam batas normal.

Lantaran tidak hanya terbatas pada gejala tekanan mata yang tinggi, pemeriksaan dini glaukoma perlu dilakukan melalui pemeriksaan tiga fungsi utama mata sebagai indikator perkiraan tingkat kerusakan syaraf mata. Upaya ini juga dilakukan untuk merawat sisa penglihatan yang ada bila glaukoma berada dalam kondisi lebihlanjut.

“Screening glaukoma tidak hanya dilakukan dengan pengukuran tekanan mata, sebab ada pasien yang mengalami tekanan bola matanya di bawah 20, tapi mengalami penurunan penglihatan.  Karena itu kami biasanya melakukan pemeriksaan mata setiap tiga jam sekali, mulai dari tekanan mata, luas lapang dan sudut pandang mata, hingga ketebalan syaraf mata,” kata dokter spesialis dan konsultan mata dari Rumah Sakit khusus Mata Cicendo Bandung, Elsa Gustianty, dalam wawancaradi Instagram Live Kementerian Kesehatan, Jumat 15 Maret 2024.

Dua Jenis Glaukoma

Elsa menjelaskan bila glaukoma terdiri dari dua jenis, yaitu glaukoma primer dan glaukoma Sekunder. Glaukoma primer merupakan bawaan lahir atau dikenal dengan istilah glaukoma kongenital. Salah satu penyebabnya adalah penyakit yang terjadi karena genetis atau diturunkan.

”Bagi yang memiliki orang tua atau keluarga sudah terdeteksi ada glaukoma diharapkan segera melakukan screening di sebuah klinik mata karena memiliki resiko sepuluh kali lipat untuk mengalami glaukoma,” kata Elsa.

Adapun glaukoma sekunder disebabkan oleh faktor di luar genetis seperti penyakit degeneratif atau yang terkait dengan penyumbatan syaraf, autoimun hingga trauma yang disebabkan oleh benturan pada mata. Salah satu faktor penyebab glaukoma sekunder adalah penyakit degeneratif. Karena itu, pencegahannya dapat dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat.

“Misalnya rajin berolahraga dan mengkonsumsi makanan serta minuman sehat. Misalnya makan sayur tiga kali lebih banyak dalam sehari,” kata Elsa.

Dikuatkan dengan Jurnal 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan keterangan Elsa, penelitian 2024 yang dimuat dalam Jurnal American Academy of Ophthalmology yang berjudul "Central Visual Field Testing in Early Glaucoma”  memaparkan, deteksi dini melalui tes luas lapang pandang 2-10 (Visual Field VF 10-2) memiliki hasil meyakinkan untuk deteksi dini glaukoma. Hal ini berdampak terhadap pencegahan kebutaan permanen.

Pengujian VF 10-2 pada tahap awal dapat memberikan informasi tambahan yang cukup untuk beberapa pasien, terutama yang memiliki kelainan berulang di 12 lokasi penipisan lapisan retina bagian dalam pada makula.

Pekan ini dunia kesehatan internasional memperingati “Pekan Glaucoma Sedunia.” Acara ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya fungsi mata. Selama ini, banyak orang yang tidak sadar memiliki glaukoma lantaran tidak pernah melakukan tes.

Gejala umum seperti sakit kepala  hebat, mata merah dan penglihatan berkunang – kunang sering diabaikan sampai seseorang mengalami penurunan fungsi penglihatan hingga berakhir dengan kebutaan total. Inilah alasan mengapa glaukoma terkenal dengan sebutan “Pencuri Penglihatan.”

Pilihan Editor: Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada, Reaksi Kimia pada Petasan Bisa Akibatkan Kebutaan

17 hari lalu

Ilustrasi petasan/kembang api. Shutterstock
Waspada, Reaksi Kimia pada Petasan Bisa Akibatkan Kebutaan

Reaksi kimia akibat petasan bisa akibatkan robekan kelopak atau bola mata, luka bakar mata atau wajah, pengikisan kornea mata hingga kebutaan.


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

20 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


Benarkah Gerhana Matahari Bisa Sebabkan Kebutaan? Dokter Mata Beri Penjelasan dan Saran

20 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Benarkah Gerhana Matahari Bisa Sebabkan Kebutaan? Dokter Mata Beri Penjelasan dan Saran

Gerhana matahari memang menakjubkan sekaligus berbahaya dan semua orang mesti berhati-hati. Sinar matahari sangat kuat dan dapat merusak mata.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

21 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

35 hari lalu

Ilustrasi mata kering. shutterstock.com
Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata saat puasa Ramadan agar tak ada masalah serius pada penglihatan.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

35 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

36 hari lalu

JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

Dalam rangka memperingati pekan glaukoma sedunia, JEC Group mengadakan diskusi media dengan tema "Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita"


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

45 hari lalu

Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke
Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan masalah penglihatan, termasuk kebutaan.