Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Dampak Buruk Stigma Terhadap Seksualitas dan Reproduksi Disabilitas

image-gnews
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak mitos tersebar di masyarakat yang menganggap penyandang disabilitas adalah individu tanpa kehidupan seksual. Hal ini muncul lantaran masih banyak masyarakat menilai bahwa penyandang disabilitas tidak memiliki kesadaran seksual sebagai orang dewasa. Sebaliknya, penyandang disabilitas dianggap memiliki perilaku menyimpang bila memiliki pilihan dalam mewujudkan hasrat seksual mereka.

Salah satu dampak buruk yang dialami disabilitas akibat stereotipe dan stigma negatif tentang kehidupan seksualitas mereka adalah ketidakmampuan disabilitas bereproduksi dan mengurus anak. Terdapat beberapa kasus yang menggambarkan keraguan masyarakat umum terhadap  kemampuan perempuan penyandang disabilitas mengurus bayi dan kehamilannya sendiri.

Ibu Disabilitas Dipisahkan sejak Anaknya Lahir Tanpa Disusui

Akibatnya, beberapa perempuan disabilitas terpaksa dipisahkan dari pasangannya yang juga penyandang disabilitas. Sebagian lain ada yang dilarang atau dianjurkan untuk tidak hamil. Sebagian dari mereka juga ada yang langsung dipisahkan dengan bayi mereka pasca melahirkan, lantaran dianggap tidak cakap mengurus keluarga.

Seperti yang dialami oleh salah satu pasangan tunanetra bernama Jejen Juanda dan istrinya Syifa. Saat Syifa hamil, ia tidak diperbolehkan tinggal bersama suaminya dan diungsikan sementara ke rumah keluarga. Ini terjadi lantaran banyak keluarga yang meragukan pasangan ini dapat menjaga ke hamilan Syifa.

“Saat istri saya melahirkan, bayi kami langsung dipisahkan dari ibunya, akibatnya anak tidak memperoleh air susu ibunya, dan istri saya tidak mengalami inisiasi menyusui dini, akhirnya ASInya tidak keluar dan dia tidak dapat menyusui sama sekali," ujar Jejen Juanda, saat dihubungi, Kamis 25 Januari 2024.

Tidak hanya dipisahkan saat baru melahirkan, Jejen dan Syifa juga dipisahkan dari anak mereka selama kurang lebih 2 tahun. Ini menyebabkan rasa sedih yang cukup mendalam bagi pasangan tunanetra ini.

Anak dari Penyandang Disabilitas Alami Trauma dari Keluarga Besar

Bahkan menurut Jejen, keluarga juga meragukan kesehatan mata anak mereka lantaran memiliki orang tua yang sama sama tidak melihat. Seringkali, mata bayi mereka disorot lampu senter dengan senggaja oleh keluarga Jejen hanya untuk menguji kemampuan melihat bayi mereka.

"Sampai sekarang saya merasa anak saya trauma bila melihat kilatan cahaya. Dia sering menangis keras atau jatuh terduduk bila melihat api yang dinyalakan di kompor atau melihat kilatan cahaya  di langit," kata Jejen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keraguan masyarakat umum terhadap kehidupan seksual dan reproduksi disabilitas juga pernah disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Yeni Rosa Damayanti saat rapat dengar pendapat dengan komisi hak asasi manusia DPR RI tahun 2019. Saat itu data di PJS menunjukkan banyak perempuan dengan disabilitas mental yang tidak diperbolehkan hamil.

Meski tidak disampaikan secara gamblang, larangan hamil bagi perempuan disabilitas mental dilakukan secara sistematis. Yeni mencontohkan, pemberian suntikan anti kehamilan yang   diberikan oleh petugas kesehatan tertentu tanpa sepengetahuan perempuan disabilitas mental. "Salah satunya suntikan kontrasepsi yang dikatakan sebagai suntikan vitamin C," kata Yeni saat itu.

Mendapatkan Stigma dan Steoreotipe

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joanne Neille terhadap 30 penyandang disabilitas dewasa di pedesaan Afrika Selatan, mitos dan stereotip yang salah mengenai kehidupan seksual penyandang disabilitas memberikan dampak buruk bagi kehidupan serta identitas disabilitas. 

Tidak saja tereksklusikan secara sosial, stigma seksualitas dan reproduksi yang salah memberikan dampak lanjutan dalam kehidupan sosial penyandang disabilitas. Seperti perceraian yang bukan keputusan disabilitas, penurunan kesehatan, masalah ekonomi hingga penurunan kualitas hidup.

“Seksualitas sering menjadi sumber penindasan terdalam bagi seorang individu, seringkali pula menjadi sumber rasa sakit yang terdalam. Sangat mudah bagi seorang pada umumnya untuk merumuskan strategi mengubah diskriminasi dalam bidang  pendidikan, perumahan maupun pekerjaan daripada berbicara tentang pengecualian pada seksualitas dan reproduksi,” tulis Naille, seperti yang dikutip dalam bukunya Deconstructing Mutually Exclusive Constructs, yang diterbitkan pada 2018.

Pilihan Editor: 4 Tokoh Penyandang Disabilitas yang Berjasa Membebaskan Perbudakan Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

2 jam lalu

Ilustrasi lebah. Trade Vista
Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

1 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

4 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

6 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

19 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

23 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

23 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

32 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

36 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

39 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.