TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat disabilitas sering kali menghadapi tantangan dalam mendapatkan akses terhadap sumber daya dan pendidikan keuangan yang memadai. Survei dari Menembus Batas di Januari 2024 menunjukkan bahwa 55,3 persen responden yang merupakan teman-teman disabilitas tidak pernah mendengar atau mempelajari secara mendalam literasi keuangan mengenai produk-produk keuangan, meski banyak di antara mereka yang sudah memiliki kesadaran bahwa mengelola keuangan itu menjadi hal penting.
Dalam bulan peringatan Hari Peduli Sedunia yang jatuh pada 7 Juni lalu, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) merilis kegiatan “Semua Bisa #FinanciallyFit: Disabilitas Menyala Tanpa Batas”. Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan inklusivitas dalam memberikan akses literasi keuangan yang lebih luas kepada setiap lapisan masyarakat.
Aleta Hanafi, Brand & Communication Division Head OCBC, menyatakan, Semua Bisa #FinanciallyFit: Disabilitas Menyala Tanpa Batas merupakan salah satu wujud program CSR kami di pilar edukasi. "Kami percaya bahwa pengetahuan literasi keuangan yang tepat akan membantu tiap individu untuk dapat mencapai life goals (tujuan hidup) keuangan,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 24 Juni 2024.
Aleta menambahkan bahwa timnya juga berkolaborasi dengan lembaga organisasi non-profit, dan komunitas disabilitas untuk terus memperkaya dan menyempurnakan program edukasi keuangan terbaik bagi teman-teman disabilitas.
Program ini dirancang khusus untuk membuka peluang lebih luas bagi teman-teman disabilitas dalam mengakses pengetahuan dan sumber daya keuangan. Juga untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan mandiri.
Sejalan dengan arahan OJK dalam strategi nasional mereka yakni mendorong perusahaan untuk memperkuat aliansi strategis dengan berbagai pihak untuk melaksanakan kegiatan edukasi keuangan secara langsung kepada segmen teman-teman disabilitas. Wujud nyata tersebut dilakukan dalam program Financial Education Board Game bersama OCBC volunteer di salah satu Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) di Jakarta. Hal ini yang menginspirasi OCBC untuk mengembangkan Ruangmenyala.com yang ramah bagi teman-teman disabilitas.
Executive Director Marketing & Lifestyle Business OCBC Amir Widjaya mengatakan timnya percaya bahwa pendekatan literasi keuangan tidak selalu membosankan. "Melalui Ruangmenyala.com, teman-teman disabilitas dapat memulai perjalanan #FinanciallyFit melalui serangkaian workshop, webinar, dan materi edukasi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan teman-teman disabilitas dengan menggabungkan teknologi dan metodologi pengajaran yang sesuai bagi mereka," kata Amir.
Amir menambahkan, Ruangmenyala.com adalah ekosistim yang dibangun untuk memberikan akses literasi keuangan bagi semua. Diluncurkan pada tahun 2021, RuangMenyala.com saat ini telah memiliki 141.577 members. Selain kelas-kelas edukasi RuangMenyala, timnya juga menyediakan bimbingan dari Financial Coach, didukung dengan akses tanpa batas secara gratis ke RuangMenyala, Financial Check-Up, maupun edukasi mengenai pemahaman produk-produk keuangan yang beragam. "Dengan demikian, teman-teman disabilitas juga bisa mendapatkan keuntungan dari produk dan layanan NYALA kami untuk menabung, berinvestasi, dan sambil tetap memenuhi gaya hidup demi mencapai aspirasi tujuan keuangan masing-masing,” katanya.
Tahun ini pengembangan Ruang Menyala dilakukan untuk menjangkau teman-teman disabilitas untuk mempelajari dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi, seperti budgeting, pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan masa depan melalui beberapa hal. Pertama survei yang dilakukan di 5 pulau besar di Indonesia dengan total responden sejumlah 161 orang yang tersebar di 21 provinsi. Ada pula kelas online dan tatap muka regular dengan dukungan juru bahasa isyarat yang nyaman dan mudah diakses bagi teman-teman disabilitas. Video pembelajaran yang dilengkapi terjemahan bahasa isyarat dan subtitle untuk membantu mereka memahami konsep pengelolaan keuangan yang lebih baik. Ada pula #FinanciallyFit audiobook dari buku ‘12 PILLARS OF #FINANCIALLYFIT’, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan orang dengan gangguan penglihatan.
Staf Khusus Presiden RI, Sociopreneur & Author Angkie Yudistia mengatakan penyandang disabilitas yang merupakan kelompok masyarakat rentan dan indeks literasinya masih rendah, belum menjadi salah satu fokus sasaran edukasi. Hal tersebut karena adanya hambatan upaya literasi keuangan khususnya kepada segmen yang sulit dijangkau dengan digitalisasi sekalipun, seperti masyarakat yang tidak terafiliasi pada ikatan atau komunitas tertentu seperti teman-teman disabilitas.
Sejalan dengan temuan dari survei dari Menembus Batas di Januari 2024, kebanyakkan tidak tahu tentang pengetahuan keuangan (knowledge). Kunci utamanya adalah kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam memberikan akses yang terbuka bagi mereka. "Kesehatan finansial tidak hanya penting untuk pencapaian pribadi tetapi juga merupakan komponen vital dalam mewujudkan visi Indonesia Emas pada tahun 2045,” kata Angkie.
Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia menambahkan Komisi Nasional Disabilitas (KND) mencoba terus memastikan dan memantau pelaksanaan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak teman-teman disabilitas. "Untuk itu, KND terus berupaya memantau, mengevaluasi, serta secara aktif melakukan advokasi dan kerja sama ke semua lintas sektoral, termasuk juga organisasi para teman-teman disabilitas untuk akses pendidikan yang setara untuk mereka," kata Dante.
Pilihan Editor: Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember