TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang disabilitas netra atau tunanetra adalah orang yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan. Mereka mengoptimalkan indra pendengaran, peraba, dan penciuman dalam berinteraksi, baik dengan lingkungan maupun orang lain.
Baca juga:
Kisah Tunanetra di Dalam Kontainer yang Selamat dari Tsunami Palu
Dari modul yang disusun oleh Himpunan Wanita Disabilitas Indonwsia atau HWDI bersama Kementerian Sosial untuk menyambut Asian Para Games 2018, ada dua tipe tunanetra. Disabilitas netra low vision dan tunanetra total. Disabilitas netra low vision masih dapat melihat, namun membutuhkan warna-warna kontras dan pencahayaan yang cukup untuk mengidentifikasi objek. Mereka membaca dan menulis dengan jarak yang sangat dekat.
Adapun tipe disabilitas netra total biasa berjalan dengan tangan terulur, untuk membantu berjalan dengan memaksimalkan sentuhan. Tunanetra juga terbiasa mengidentifikasi objek melalui pantulan suara.
Penyandang disabilitas netra biasanya membawa tongkat sebagai alat bantu berjalan. Selain itu, tatapan mata kosong dan lebih banyak berinteraksi dengan menggunakan sentuhan serta suara. Karena itu, standar berinteraksi dengan penyandang disabilitas netra adalah dengan menyentuh dan berbicara.
Cara menyapa atau berkenalan dengan tunanetra bisa dilakukan dengan menyentuhkan telapak tangan ke tangan mereka sambil menyebutkan nama. Jika ingin membantu, tanyakan dulu apakah mereka membutuhkannya atau tidak. Apabila hendak menuntun, tak perlu memegang tangannya. Sebaliknya, biarkan dia memegang tangan yang menuntun. Selalu sampaikan apabila hendak memindahkan barang mereka atau pergi meninggalkannya.
Aktivis disabilitas, Maulani Rotinsulu yang juga Ketua HWDI mengatakan, kekeliruan yang kerap dilakukan oleh non-disabilitas dalam berinteraksi dengan tunanetra adalah kurangnya komunikasi. "Mereka terkadang berpikir 'urusan kalian (disabilitas), aku yang atur. Beres'," ujar Maulani saat ditemui di acara konvensi HWDI di Cikini, Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.
Maulani mengatakan, jangan menggunakan kata ganti, seperti di sana atau di sini kepada penyandang disabilitas netra. Sebaiknya pakai kata yang menunjukkan arah, seperti kanan, kiri, atas, atau bawah. Bisa juga dengan patokan arah jarum jam.
Jika mempersilakan mereka duduk, sebaiknya sentuhkan telapak tangan mereka pada sandaran kursi. Sama halnya ketika hendak menaiki kendaraan. Bila mobil, sentuhkan telapak tangan pada gagang pintu. Jika sepeda motor, sentuhkan telapak tangan pada besi pegangan di bagian belakang jok.
Ketika makan, beri tahu di mana letak peralatan makan yang tersedia di meja. Informasikan menu apa saja yang tersedia dan saat menyajikannya, beri tahu mereka di mana letak lauk pauk dalam piring. Gunakan arah jarum jam untuk memudahkan. "Biasanya ini yang sering salah paham. Membawa setumpuk makanan yang sebetulnya mereka tidak suka. Jadi, Lebih baik bertanya karena mereka juga punya selera," tutur Maulani.
Artikel lainnya:
Grup Whatsapp Ini Bantu Tunanetra Belajar Bahasa Inggris
Orientasi Mobilitas, Cara Adaptasi Tunanetra di Lingkungan Baru