TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi seorang penyandang disabilitas Sindrom Asperger (Neirodivergence) tidak menghalangi Juliana Cen, Senior Partner Development Manager di Microsoft Indonesia untuk mengembangkan kariernya sekaligus mengkampanyekan penyediaan aksesibilitas bagi difabel di tempat kerja. Ibu dua anak kembar yang juga penyandang autisme ini mengatakan bahwa penciptaan teknologi dapat memberdayakan sekaligus memberikan peluang bagi individu dengan kemampuan berbeda.
"Hidup kita sangat terkait erat dengan teknologi yang berkembang secara pesat. Jadi, jika kita ingin memastikan tidak ada siapapun yang tertinggal, kita harus mampu memenuhi berbagai kebutuhan agar dapat menciptakan lingkungan dengan berbagai kemampuan orang bisa diterima dengan baik," kata Juliana Cen dalam acara Pekan Kreatif Gelaran PBB dan Bumilangit, Dorong Teknologi Inklusif bagi Penyandang Disabilitas di Bloc Bar 2 (exfoya) MBloc Jakarta, 6-10 Desember 2023.
Juliana Cen Memiliki 2 Anak Kembar dengan Gangguan Spektrum Autisme
Juliana pertama kali mengenal dunia neurodivergence ketika putra kembarnya - yang saat itu masih balita - didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Berhadapan dengan tantangan sebagai seorang ibu dari dua anak dengan disabilitas, Juliana awalnya ragu untuk membagikan kisahnya. Namun, ia kemudian mendapatkan dukungan dari Employee Resource Group Microsoft, tempat berkumpylnya karyawan neurodivergent Microsoft untuk berbagi cerita, dan saling memberikan rekomendasi.
Seiring berjalannya waktu, Juliana mulai menyadari bahwa gejala-gejala yang menuntun diagnosis kedua putranya juga dialaminya pada masa kecil. "Saya juga memiliki gejala tersebut ketika kecil. Semakin dalam saya mempelajari tentang autisme, saya menemukan beberapa karakteristik dan pola pikir terkait dengan itu [autisme] yang sangat mirip dengan apa yang saya alami sendiri," katanya.
Lakukan Tes Online hingga Diagnosis Asperger
Melihat kemiripan karakteristik itu, Juliana melakukan beberapa tes online, dan hasilnya selalu sama – borderline personality; atau dengan kata lain, ambang batas antara neurodivergent dan neurotypical, dengan kecenderungan menuju neurodivergent. Tes-tes tersebut mengarahkannya untuk berkonsultasi dengan psikolog terdekat. "Jadi, saya pergi berkonsultasi dengan ahli. Saat itulah saya didiagnosis secara klinis dengan Asperger," kenang Juliana.
Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan yang tergolong dalam gangguan spektrum autisme. Individu dengan sindrom Asperger mengalami gangguan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial, tetapi masih memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik. Sindrom Asperger sedikit berbeda dengan gangguan spektrum autisme lainnya.
Pada autisme, penyandangnya memiliki kecerdasan dan penguasaan bahasa yang tidak begitu baik. Sedangkan pada sindrom Asperger, penyandangnya cerdas dan mahir dalam bahasa, tetapi tampak canggung saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Diagnosis tersebut membantu Juliana memahami mengapa dia kerap berpikir dan berperilaku berbeda dari kebanyakan orang. Pada awalnya Juliana ragu memberitahu kantornya. Ia khawatir tidak diterima di lingkungannya. "Apakah orang hanya akan melihat saya sebagai seseorang dengan asperger,” kata Juliana.
Bergabung di Komunitas Penyandang Neurodivergence Microsoft
Melalui komunitas penyandang neurodivergence yang dimiliki Microsoft, Juliana belajar mengubah cara pendangnya. Juliana mempelajari bahwa ada orang lain yang didiagnosis sebagai neurodivergent di masa dewasa juga mereka menggunakan berbagai platform guna meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap autisme. Perspektif ini memberi Juliana keberanian mengumumkan kondisi dirinya kepada keluarga dan teman terdekat, dan akhirnya kepada rekan kerja serta masyarakat luas.
"Alhasil, pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia 2023, saya mengungkapkan kondisi saya melalui sebuah video – yang awalnya hanya ditujukan untuk rekan-rekan kerja Microsoft secara internal – tetapi kemudian saya publikasikan di media sosial saya dengan harapan meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap autisme," ujar Juliana.
Pilihan Editor: Gejala dan Penyebab Sindrom Asperger