Cara Mengenalkan Proses Reproduksi untuk Difabel

Senin, 24 September 2018 16:45 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas tunanetra dan tulisan braille. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Pengetahuan kesehatan reproduksi penting diajarkan kepada siapapun, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Ada beberapa teknik yang diterapkan untuk memberi pemahaman tentang proses reproduksi kepada difabel.

Baca juga:
Membuktikan Keajaiban Makeup buat Wanita Difabel

Psikolog dari Universitaas Indonesia, yang juga Pendiri Yayasan Kesehatan Perempuan atau Women Health Foundation, Ninuk Widyantoro mengatakan, kesehatan reproduksi yang diajarkan harus menyeluruh dan metodenya disesuaikan dengan jenis ragam disabilitas.

“Saya menggunakan apron atau celemek bergambar untuk memberikan ilustrasi tentang organ reproduksi di bagian dalam,” ujar Ninuk saat dihubungi Tempo, Sabtu 22 September 2018. Celemek sebagai alat peraga ini terdiri dari dua sisi. Bagian depan untuk menggambarkan organ reproduksi perempuan, sedangkan di bagian belakang untuk menggambarkan organ reproduksi laki-laki.

Celemek bergambar ini kemudian dikenakan, sesuai titik organ reproduksi berada. “Kemudian di beberapa bagian apron yang sudah ada nama organ, dipasang manik atau kancing agar dapat diraba,” ujar Ninuk.

Psikolog yang pernah menjadi konselor di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ini juga menggunakan buku panduan sederhana mengenai proses reproduksi dengan bahasa yang tidak rumit, terutama untuk disabilitas Tuli. Dalam buku itu terdapat gambar yang dapat mendeskripsikan proses reproduksi secara awam.

Advertising
Advertising

Adapun untuk disabilitas netra, Ninuk menggunakan alat peraga tambahan di celemek, yang bentuknya menyerupai organ reproduksi luar. Misalnya untuk organ reproduksi perempuan, Ninuk menggunakan bahan yang sangat lembut. Ia membuat semirip mungkin dengan bentuk organ asli.

“Harus memiliki komposisi organ yang lengkap sesuai fungsi masing-masing organ beserta salurannya,” ucap Ninuk. Setiap bagian organ harus diketahui pula bagaimana fungsi dan peran dalam proses reproduksi. Kemudian diberikan pemahaman seumum mungkin agar dapat dimengerti. “Tentu tidak menggunakan bahasa dalam literatur medis,” ujarnya.

Dalam memberikan pemahaman tentang organ reproduksi laki-laki, Ninuk menggunakan patung sebagai alat peraga. Guna memberikan pemahaman menyeluruh, Ninuk sampai memesan patung peraga ke Bali. “Patung ini sampai dibuatkan kompetisi,” ujar Ninuk.

Setelah nama dan fungsi organ, Ninuk menjelaskan proses reproduksi melalui gambar atau alat peraga. Dia juga menyertakan pemahaman tentang terjadinya proses pembuahan. “Di proses ini juga harus disertakan informasi tentang emosi dan psikologi yang akan mengikuti,” kata Ninuk.

Setelah proses, bagian yang tidak boleh luput dari penjelasan adalah konsekuensi yang terjadi setelah proses reproduksi. Seperti mengenai kondisi kehamilan kemudian memiliki keturunan. Bukan hanya dari lingkungan keluarga melainkan sudut pandang masyarakat.

Semua penjelasan harus diberikan kepada difabel perempuan dan laki-laki sedini mungkin. “Dengan begitu mereka sudah memahami tubuh sendiri mulai dari nama organ, fungsi, proses dan konsekuensi reproduksi. Mereka juga tahu batasan mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan,” ujar Ninuk.

Artikel lainnya:
Grup Whatsapp Ini Bantu Tunanetra Belajar Bahasa Inggris

Berita terkait

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

1 hari lalu

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

2 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

7 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

24 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

24 hari lalu

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

33 hari lalu

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta

Baca Selengkapnya

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

37 hari lalu

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.

Baca Selengkapnya

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

38 hari lalu

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.

Baca Selengkapnya

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

41 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

52 hari lalu

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya