TEMPO.CO, Jakarta -Hari Braille Sedunia mengingatkan kita pada penemuan huruf Braille. Bagi penyandang disabilitas netra, huruf ini memegang peranan penting. Penyandang disabilitas sensorik netra memanfaatkan huruf Braille untuk membaca dan menulis, termasuk dalam mengakses informasi.
Baca : 4 Januari Hari Braille Sedunia, Awal Mula dan Konvensi PBB
Dilansir p2k.unkris.ac.id, huruf Braille ditemukan oleh seseorang bernama Louis Braille yang mengalami kebutaan waktu kecil karena kecelakaan..Kala itu, Louis Braille mengalami insiden di ruang kerja ayahnya sehingga membuat indera penglihatannya tertusuk benda tajam dan berujung buta permanen pada usia tiga tahun.
Ide Awal Huruf Braille
Ketika berusia 15 tahun, Louis Braille membuat suatu tulisan tentara yang memudahkan tentara membaca ketika kondisi gelap. Dilansir ypedulikasihabk.org, tulisan ini dinamakan huruf Braille. Ide awal penciptaan tulisan ini berawal dari Kapten Charles Barbier, mantan perwira artileri Napoleon. Dengan memanfaatkan sandi-sandi berupa garis dan titik timbul, Kapten Charles memberi pesan atau perindah kepada serdadunya dalam kondisi gelap malam.
Pesan tersebut dibaca dengan cara meraba rangkaian kombinasi garis dan titik yang tersusun menjadi sebuah kalimat. Sistem ini dikenal dengan sebutan night writing.Lalu, Louis Braille melakukan uji coba terhadap sistem garis dan titik timbul yang diterapkan Kapten Charles untuk kebutuhan para disabilitas netra.
Sejumlah penyandang disabilitas menulis huruf braille dengan mesin tik dalam acara Meretas Jalan Sejahtera Penyandang Disabilitas di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, 28 Desember 2015. Kementerian Sosial memberikan 5 ribu alat bantu dan penyediaan aksesibilitas yang memadai bagi penyandang disabilitas. TEMPO/Imam Sukamto
Hasil uji coba menunjukkan bahwa jari-jari tangan para tunanetra lebih peka terhadap titik dibandingkan garis. Akhirnya huruf-huruf Braille hanya menggunakan kombinasi antara titik dan ruang kosong atau spasi. Saat ini tanggal kelahiran Louise Braille, 4 Januari, diperingati sebagai hari Braille di seluruh dunia. Sistem ini pertama kali digunakan di L’Institution Nationale des Jeunes Aveugles, Paris.
Huruf-huruf Braille memiliki kerangka penulisan seperti kartu domino. Sistem penulisan Braille mempunyai satuan dasar yang disebut sel. Setiap sel terdiri atas enam titik timbul berupa tiga baris dengan dua titik pada masing-masing baris.
Huruf Braille dibaca dari kiri ke kanan untuk melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lainnya. Umumnya, ukuran huruf Braille digunakan memiliki tinggi sepanjang 0.5 mm, serta spasi horizontal dan vertikal antar titik dalam sel sebesar 2.5 mm.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga : Sebab Penting Memperingati Hari Braille Sedunia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.