Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Orang Tua Tak Lagi Khawatir Bercerita tentang Kondisi Disabilitas Anak

image-gnews
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua dari anak berkebutuhan khusus biasanya mendapati pertanyaan bertubi tentang kondisi buah hatinya. Ada dua sikap orang tua yang menghadapi situasi ini.

Pertama, orang tua yang menganggap pertanyaan tentang kondisi disabilitas anaknya sebagai bentuk gangguan dari luar. Musababnya, mereka sudah berulang kali menyampaikan cerita yang sama. Orang tua dari kelompok ini juga kerap menilai pertanyaan tentang kondisi disabilitas anak sebagai bentuk penolakan lingkungan terhadap anak mereka.

Kelompok kedua adalah orang tua yang menganggap pertanyaan tentang kondisi disabilitas anak sebagai sebuah kesempatan mengedukasi dan mengadvokasi tentang kondisi seseorang yang berbeda-beda. Orang tua dari anak berkebutuhan khusus dalam kelompok ini dengan ringan menceritakan keadaan anak mereka dan tetap berbangga atas pencapaiannya.

Seorang Ibu dari anak berkebutuhan khusus, Khadijah mengatakan sudah 'kenyang' dengan pertanyaan yang berulang mengenai kondisi anaknya. Pertanyaan tersebut, menurut dia, lebih banyak muncul dari anggota keluarga besar. "Bagi beberapa orang tua dari anak berkebutuhan khusus mungkin merasa terganggu, bahkan dapat mempengaruhi stabilitas mentalnya," kata Khadijah dalam Webinar Parenting "Vitamin A bagi Anak Berkebutuhan Khusus" yang diadakan Sekolah Madania, Rabu 17 November 2021.

Putri Khadijah terdiagnosa Hidrocepalus Cerebral Palsy dan Epilepsi. "Saya mengalami up and down setiap keluarga besar mempertanyakan hal ini, saya sendiri bingung bagaimana menghadapinya," ujarnya.

Praktisi Pendidikan Inklusif dari Wahana Inklusif Indonesia, Tolhas Damanik mengatakan, reaksi dan permasalahan orang tua dengan anak disabilitas memiliki dinamika yang berbeda-beda. Orang tua dari anak berkebutuhan khusus memiliki tahapan yang lebih kompleks dari orang tua dengan anak non-difabel.

Tolhas menjelaskan, orang tua dari anak berkebutuhan khusus akan melewati tahapan krisis sebelum masuk tahapan acceptance atau penerimaan. "Ada krisis harapan, krisis nilai personal, serta krisis realitas," kata Tolhas dalam forum yang sama. Tahapan krisis ini pada akhirnya disertai tahapan afeksi dan acceptance dengan periode yang sangat panjang dan berbeda pada setiap orang. Bahkan, menurut dia, tahap penerimaan adalah sebuah periode belajar yang tiada habisnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab itu, menurut Tolhas, masa naik dan turun setiap orang tua dari anak berkebutuhan khusus harus dapat dianggap sebagai realitas yang harus dihadapi. Termasuk di dalamnya berbagai pertanyaan mengenai kondisi disabilitas anak. Lulusan Master Pendidikan Inklusif dari Amerika yang juga penyandang disabilitas penglihatan ini menyarankan para orang tua tetap berbesar hati dan sabar dalam menjelaskan kondisi anak kepada orang lain.

"Tetap ceritakan kondisi anak yang sebenarnya menurut diagnosa profesional," katanya. Orang tua, Tolhas melanjutkan, jangan pernah merasa inferior atas kondisi anak.

Jika orang tua sudah dalam tahap acceptance atau penerimaan, mereka tak perlu khawatir menceritakan kondisi anak. Musababnya, orang tua sudah menerima keadaan anak mereka seutuhnya dan orang lain tidak berhak menghakimi. "Jadi, anggap saja pertanyaan itu sebagai bentuk perhatian."

Baca juga:
Echolalia, Metode Belajar Anak MDVI dalam Menyerap dan Mengekspresikan Informasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Cara Efektif Edukasi Seks pada Remaja Menurut Psikolog

18 jam lalu

Komunitas pecinta kereta api Rail Fans membawa poster saat mengikuti sosialisasi anti pelecehan seksual di Stasiun Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad, 24 Juli 2022. Sosialisasi itu guna memberikan edukasi kepada pengguna masyarakat khususnya penumpang perempuan untuk melaporkan segera ke petugas apabila mengalami pelecehan seksual sekaligus menolak para pelaku aksi kekerasan seksual untuk menggunakan kereta api. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
3 Cara Efektif Edukasi Seks pada Remaja Menurut Psikolog

Pakar meminta orang tua menggunakan tiga cara efektif untuk memberi edukasi seks pada remaja. Pasalnya usia remaja adalah masa ingin tahu yang tinggi.


5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

16 hari lalu

Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

Meski baik menerapkan standar tinggi, tak jarang orang tua bersikap terlalu keras pada anak-anak. Berikut contohnya.


Kiat Orang Tua Menumbuhkan Minat Anak Masuk Sekolah Setelah Libur Panjang

18 hari lalu

Ilustrasi anak bersekolah. shutterstock.com
Kiat Orang Tua Menumbuhkan Minat Anak Masuk Sekolah Setelah Libur Panjang

Setelah masa liburan, waktu ketika anak akan memulai masuk sekolah menjadi tantangan bagi orang tua


Senang Hamil Anak Kembar? Tetap Pahami Risikonya

18 hari lalu

Ilustrasi anak kembar. shutterstock.com
Senang Hamil Anak Kembar? Tetap Pahami Risikonya

Tentu saja setiap orang tua boleh senang ketika ibu hamil anak kembar. Namun ada beberapa risiko yang wajib dipahami ketika berada di kondisi itu.


Saran Psikolog agar Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru

21 hari lalu

Ilustrasi anak siap masuk sekolah dasar. shutterstock.com
Saran Psikolog agar Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru

Psikolog mengatakan pola pikir positif yang telah ditanamkan orang tua di rumah dapat membantu anak mudah beradaptasi di lingkungan sekolah baru.


Ragam Hal yang Perlu Disiapkan Orang Tua sebelum Anak Masuk SD

22 hari lalu

Ilustrasi anak SD. Tempo/Budi Yanto
Ragam Hal yang Perlu Disiapkan Orang Tua sebelum Anak Masuk SD

Kemandirian perlu diajarkan pada anak untuk menghindarkannya dari dampak buruk bila masuk SD. Berikut saran psikolog.


Anak Bermain di Luar Ruangan, Orang Tua Perlu Waspada Hal Ini

23 hari lalu

Ilustrasi anak bermain di taman bermain atau playground. Foto: Unsplash.com/Zachary Kadolph
Anak Bermain di Luar Ruangan, Orang Tua Perlu Waspada Hal Ini

Anak harus bermain dan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan imajinasi mereka. Tapi orang tua tetap perlu waspada saat anak main di luar.


Begini Cara Mendapatkan SIM D bagi Penyandang Disabilitas

23 hari lalu

Ilustrasi SIM A dan SIM C. Foto : Instagram
Begini Cara Mendapatkan SIM D bagi Penyandang Disabilitas

Aturan mengenai SIM D ini diatur dalam Pasal 242 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).


Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

26 hari lalu

Ilustrasi orang tua menemani anak belajar. Pexels.com
Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak jadi tidak optimal secara psikologis dan kedewasaan emosional karena kesalahan yang biasa dilakukan orang tua.


Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

28 hari lalu

Seorang bocah berusaha kabur saat hendak mengikuti khitanan massal di kantor Walikota Jakarta Utara, Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024. Kegiatan ini merupakan puncak acara yang diselenggarakan oleh PMI Jakarta utara dan Walikota Jakarta Utara, diikuti oleh 497 peserta sebagai upaya melestarikan budaya betawi dalam rangka HUT Jakarta ke-497. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

Khitan pada anak laki-laki bisa ilakukan dengan menggunakan empat jenis metode, yakni laser, manual, klem, dan metode elektrik cauter.