Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Echolalia, Metode Belajar Anak MDVI dalam Menyerap dan Mengekspresikan Informasi

image-gnews
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menyerap, menginterpretasikan, dan mengekspresikan informasi yang dia dapat. Termasuk anak berkebutuhan khusus dengan multi-disabilitas yang disertai disabilitas Netra atau dikenal dengan nama Multi Disability Visual Impairment atau MDVI.

Salah satu cara menyerap dan menginterpretasikan informasi yang sering ditemui pada anak MDVI adalah Echolalia. Ini adalah metode belajar dengan mengulang kalimat atau kata-kata yang biasanya diterapkan pada anak usia dini saat mulai belajar bicara.

"Echolalia dapat menjadi sebagai sarana belajar berkomunikasi anak MDVI dengan Autisme," ujar guru pendamping khusus dari Sekolah Dwi Tuna Harapan Baru, Sri Melati kepada Tempo di Jakarta, Jumat 5 November 2021.

Kendati dapat menjadi sarana belajar berkomunikasi dan berinteraksi anak MDVI dengan Autisme, ada jenis Echolalia yang tidak dapat digunakan sebagai metode belajar. Namanya Echolalia non-interaktif, sebuah pengulangan kata oleh anak yang diucapkan tapi tidak terkait dengan keadaan yang dihadapinya.

Jenis Echolalia non-interaktif dapat digunakan sebagai sugesti kepada anak MDVI dengan Autisme dalam melakukan kebiasaan berinteraksi, meski anak tidak mengerti konsep yang disugestikan kepadanya. Echolalia non-interaktif dapat digunakan sebagai sarana menanamkan kebiasaan baik bagi anak. Misalkan dengan menyebutkan nama ketika ditanya orang lain.

"Echolalia ini dapat mengantar anak MDVI Autisme menjawab secara otomatis ketika ditanya nama atau melakukan gerakan tertentu, dan harus dilakukan berulang-ulang," kata Sri Melati yang juga Master of Special Education dari University College of London atau UCL, Inggris. Contoh, ketika anak suka menyebut kata tertentu, guru harus mengarahkan terus berulang-ulang kata tersebut ke konteks tertentu.

Sri Melati menyarankan, saat anak mengucapkan kata yang dia suka berulang kali, maka guru pendamping harus sigap menciptakan konteksnya. Contoh, seorang murid suka mengucapkan kata "makan", maka guru langsung mengambilkan sendok - garpu dan menyentuhkan benda tersebut ke tangan anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah itu, guru dapat memberikan makanan yang sesungguhnya kepada anak, sambil mengucapkan kata makanan dengan menambahkan imbuhan "an". Tujuannya, menunjukkan dan mensugestikan kepada anak bahwa makan dan makanan itu adalah dua hal berbeda.

Echolalia merupakan bagian dari perkembangan anak, yaitu ketika anak belajar bicara. Mereka cenderung meniru perkataan yang sama berulang kali. Namun, saat anak sudah masuk usia tiga sampai empat tahun, Echolalia akan hilang karena kemampuan mereka dalam berbicara bertambah sempurna.

Sayangnya, perkembangan komunikasi ini tidak terjadi pada anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan berkomunikasi atau hambatan perkembangan intelektual. Sebab itu, Echolalia masih sering terjadi pada anak yang berusia lebih besar misalnya di atas 5 tahun, bila anak tersebut memiliki hambatan komunikasi atau hambatan perkembangan intelektual interval, Echolalia pada sebuah kata atau kalimat dapat terjadi secara tiba-tiba.

Baca juga:
Hand Under Hand, Cara Belajar Anak MDVI Beraktivitas dan Mengenali Objek

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Dugaan Pelecehan di Bus Transjakarta, Pelaku Penyandang Disabilitas Autisme?

10 jam lalu

Ilustrasi pelecehan perempuan. nypost.com
Viral Dugaan Pelecehan di Bus Transjakarta, Pelaku Penyandang Disabilitas Autisme?

Manajemen menindaklanjuti dugaan pelecehan seksual yang dialami penumpang bus Transjakarta L13E rute Puri Beta-Latuharhari


KPAI Catat 37 Kasus Anak Mengakhiri Hidup, Psikolog Klinis: Kekerasan Jadi Faktor Risiko

14 jam lalu

Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com
KPAI Catat 37 Kasus Anak Mengakhiri Hidup, Psikolog Klinis: Kekerasan Jadi Faktor Risiko

Kasus perilaku anak mengakhiri hidup menjadi penyebab kematian terbesar ketiga.


Dampak Serangan Israel di Gaza Semakin Buruk bagi Ibu dan Anak

21 jam lalu

Seorang anak Palestina meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel, setelah gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel berakhir, di bagian timur Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 1 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Dampak Serangan Israel di Gaza Semakin Buruk bagi Ibu dan Anak

UNICEF mengatakan serangan Israel di Gaza semakin buruk dampaknya bagi anak-anak dan para ibu.


Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta yang Viral di Medsos, Ini Penuturan Satu Korbannya

1 hari lalu

Warga menggunakan transportasi umum bus TransJakarta di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Jumat 29 September 2023. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mengubah tarif perjalanan yang besarannya disesuaikan dengan status ekonomi dan KTP domisili penumpang dengan memberlakukan sistem account based ticketing (ABT). Nantinya, tarif untuk warga domisili DKI Jakarta dan non-Jakarta akan berbeda. Seperti diketahui, sampai saat ini tarif Transjakarta belum ada perubahan buat semua konsumen, yakni tetap Rp 3.500. Rencananya, penerapan sistem tiket berbasis profil akun atau ABT bisa digunakan untuk tiga moda transportasi umum di Jakarta, yaitu MRT, LRT, dan Transjakarta. Sistem ini kabarnya sudah mulai diuji coba dan bakal dirilis di Playstore melalui aplikasi JakLingko. Nantinya, penumpang melakukan transaksi perjalanan menggunakan QR Code. TEMPO/Subekti.
Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta yang Viral di Medsos, Ini Penuturan Satu Korbannya

PT Transjakarta sudah memasukkan pelaku pelecehan seksual itu dalam status orang dalam pengawasan di lingkungan transportasi publik tersebut.


Tim Bandung-Singapura Garap Buku Audio Visual untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Dunia

2 hari lalu

Cover buku audio visual untuk anak-anak dengan spektrum autis dan disabilitas netra. (Dok.Tim)
Tim Bandung-Singapura Garap Buku Audio Visual untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Dunia

Buku audio visual Where is the Yellow Paint? tidak diperjual belikan tapi bisa diperoleh anak berkebutuhan khusus dengan mengakses di laman khusus.


Anak 12 Tahun Pelaku Pelecehan Terhadap Bocah Kelas 2 SD Sudah Diserahkan ke Dinsos, Pernah Jadi Korban Pelecehan

3 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Anak 12 Tahun Pelaku Pelecehan Terhadap Bocah Kelas 2 SD Sudah Diserahkan ke Dinsos, Pernah Jadi Korban Pelecehan

Anak pelaku pelecehan terhadap bocah kelas 2 SD itu disebut anak berkebutuhan khusus dan pernah menjadi korban pelecehan.


Inilah Dampak Buruk Kurang Tidur bagi Anak

3 hari lalu

Ilustrasi anak tidur (pixabay.com)
Inilah Dampak Buruk Kurang Tidur bagi Anak

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open menemukan bahwa kurang tidur dapat menurunkan kualitas hidup anak.


Meta Masih Terseok-seok Atasi Akun Pedofil

3 hari lalu

Boris Kunsevitsky, salah satu pedofil terburuk di Australia, divonis 35 tahun penjara. Sumber: AAP/PA Images/mirror.co.uk
Meta Masih Terseok-seok Atasi Akun Pedofil

Meta dinilai terseok-seok mengatasi alogaritma yang membuat pelaku pelecehan anak atau pedofil tetap bertengger di Instagram.


Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

4 hari lalu

Ilustrasi AIDS. Shutterstock
Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Kemenkes mencatat kasus HIV pada anak berusia di bawah 4 tahun dengan jumlah 1,9 persen.


Ini Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak

5 hari lalu

Kawasan bebas asap rokok di wilayah Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 18 November 2021. Warga setempat berkomitmen menjaga lingkungan dari asap rokok dengan memberikan teguran dan sanksi bagi yang melanggar. TEMPO/Ridho Fadilla
Ini Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak

Bahaya merokok tidak hanya terjadi pada perokok, tetapi pada orang yang tak sengaja menghirup asap rokok, termasuk anak-anak.