TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan difabel lebih rentan mengalami diskriminaasi berlapis, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Tak sedikit laporan -baik langsung maupun tidak, tentang seorang istri difabel yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
Lembaga Minority Rights Group International yang megadvokasi hak-hak minoritas menyatakan, seorang istri yang mengami disabilitas semestinya mendapatkan perhatian khusus karena dia rentan mengalami kekerasan dari orang terdekat, yakni suami, keluarga besar, ataupun anak.
"Mereka amat rentan mengalami diskriminasi dan menghadapi hambatan dalam melaporkan kekerasan serta mengakses layanan pemulihan," ujar Lauren Every dari Minority Rights Group International, seperti yang dikutip dari BBC, Jumat 7 Mei 2021.
Kendati belum ada angka pasti berapa jumlah istri difabel yang mengalami KDRT, organisasi Women's Aid menyatakan, sebelum pandemi Covid-19 terjadi, perempuan penyandang disabilitas tiga kali lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan lebih sering mengalami berbagai kekerasan dalam hidup. "Pada masa pandemi, potensi itu berpotensi naik beberapa kali lipat," demikian pernyataan Women's Aid.
Sebab itu, organisasi ini berbagi kiat bagi perempuan difabel yang berusaha menyelamatkan diri saat terjadi KDRT. Upaya penyelamatan diri ini dapat ditempuh jika segala cara persuasif dan kekeluargaan gagal ditempuh.
- Berkemas
Kemasi tas berisi barang-barang penting, seperti pakaian ganti dan kartu identitas. Jika kamu takut ketahuan bakal pergi, bawa pakaian dalam bungkus yang tersamar. Misalkan masukkan pakaian ke dalam keranjang cucian, sehingga terlihat seperti pakaian kotor yang hendak dibawa ke laundry.
- Catat nomor telepon penting
Buat daftar nomor telepon penting atau orang terdekat yang dapat dihubungi kapan pun.
- Bawa obat-obatan
Jangan lupa bawa obat-obatan pribadi yang dikonsumsi sehari-hari dalam sebuah wadah yang mudah terjangkau.
- Selektif memberikan informasi
Pilih-pilih kepada siapa kamu akan memberikan informasi penyelamatan ini kepada orang lain, entah saudara atau teman. Yang penting, jangan memberi tahu rencana evakuasi diri kepada sembarang orang. Musababnya, tidak semua orang mengerti persoalan pribadimu, dan justru berpotensi membocorkan kepada orang lain, termasuk pelaku kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
- Hubungi pihak berwajib
Kamu bisa menghubungi pihak berwajib, lembaga perlindungan, atau konselor untuk mengevakusi diri. Pertemuan dapat dilakukan di titik terdekat dengan lokasi terjadinya KDRT.
- Perhatikan busana
Kenakan pakaian yang paling aman dan nyaman.
- Ada anak atau tidak
Bagi istri difabel korban KDRT yang sudah punya anak, bawalah perlengkapan anak termasuk mainannya. Perhatikan keamanan dan kenyamanan anak. Jika anak sudah cukup besar, beri pemahaman kenapa ibunya dan dia perlu menyelamatkan diri.
Baca juga:
Perempuan Difabel Dua Kali Lebih Rentan Mengalami Kekerasan Selama Pandemi