Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perempuan Difabel Dua Kali Lebih Rentan Mengalami Kekerasan Selama Pandemi

image-gnews
Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan difabel merupakan kelompok dengan kerentanan dua kali lipat dalam masa pandemi Covid-19. Deputi Perlindungan Hak Perempuan di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Venetia Danesh mengatakan kelompok ini memiliki situasi ganda, yaitu sebagai perempuan dan penyandang disabilitas.

"Stigma sebagai perempuan saja sudah menjadi penghalang bagi mereka, ditambah dengan kondisi disabilitasnya, mereka mengalami diskriminasi ganda, sub-ordinasi dan rentan menjadi korban kekerasan," ujar Venetia dalam konferensi pers virtual oleh Forum Pengada Layanan dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia atau HWDI, Selasa 20 Oktober 2020.

Kekerasan sering menimpa perempuan lantaran konstrusksi gender telah menempatkan perempuan sebagai kelas kedua. Kondisi ini kian rentan pada perempuan disabilitas di masa pandemi Covid-19. "Perempuan harus menjalani fungsi domestik dan publik untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan keluarga, sehingga banyak perempuan disabilitas yang harus keluar di masa pandemi dan membuat mereka rentan terinfeksi karena peran tersebut," ujar Venetia.

Hasil survei singkat HWDI terhadap 55 responden perempuan disabilitas dengan rentang usia 15-65 tahun selama masa pandemi menunjukkan, sebanyak 80 persen mengalami kekerasan berbasis gender. Kebanyakan kekerasan yang dialami adalah diskriminasi, pelecehan seksual, dan psikis. Banyak juga perempuan disabilitas yang mengalami penipuan.

"Pelecehan seksual yang dialami perempuan disabilitas terjadi di dunia nyata maupun dunia maya," kata peneliti dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, Mieke Herawati dalam forum yang sama. Di dunia nyata, kasus pelecehan seksual kepada perempuan disabilitas berupa diraba dan disentuh tubuhnya. Sementara di dunia maya mereka diminta untuk menunjukkan alat kelaminnya atau melakukan gerakan sensual secara online.

Mengatasi berbagai permasalahan tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah menerbitkan panduan khusus penanganan dan pendampingan bagi perempuan disabilitas selama masa pandemi Covid-19. Panduan tersebut diterbitkan sejak Mei 2020 dan tercantum dalam situs resemi gugus tugas percepatan dan penanganan Covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejalan dengan panduan khusus itu, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia juga sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polda Metro Jaya dalam penanganan peristiwa hukum yang dialami perempuan disabilitas.

Mieke Herawati menambahkan, perempuan disabilitas yang mengalami kekerasan berbasis gender enggan melapor. Sekitar 68 persen perempuan disabilitas tidak melaporkan kasusnya karena ketiadaan akses, stigma, dan budaya. "Hasil survei singkat melalui daring menunjukkan sebanyak 68 persen responden tidak melaporkan kasus kekerasan yang menimpa mereka," ujarnya.

Sangat sedikit perempuan disabilitas yang melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya selama masa pandemi Covid-19. Beberapa lembaga yang biasa menjadi tempat pelaporan perempuan disabilitas adalah organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, polisi, dan pengurus rukun tetangga/rukun warga.

Hampir 80 persen responden menyatakan mengalami kekerasan berbasis gender sesekali, 14 persen mengalami kekerasan setiap hari, dan jumlah kekerasan yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 tidak mengalami peningkatan signifikan. "Tidak ada perubahan frekuensi kasus kekerasan sebelum dan pada masa pandemi Covid-19," ujar Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, Maulani Rotinsulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sebab Korban Kekerasan Butuh Waktu Lama untuk Melapor

6 jam lalu

Ilustrasi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), istri terhadap suami. shutterstock.com
Sebab Korban Kekerasan Butuh Waktu Lama untuk Melapor

Pakar mengungkapkan alasan banyak orang tak segera melaporkan kekerasan dalam hubungan yang dialami. Apa saja?


Investasi Aset Negara dalam Pengembangan UMKM melalui APBN

16 jam lalu

Investasi Aset Negara dalam Pengembangan UMKM melalui APBN

Pemerintah mengesahkan APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun sebagai instrumen utama menghadapi peristiwa global.


Kilas Balik Hari Difabel Internasional yang Diperingati Setiap 3 Desember

2 hari lalu

Penyandang disabilitas menghadiri acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas, memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan difabel. ANTARA
Kilas Balik Hari Difabel Internasional yang Diperingati Setiap 3 Desember

Pada 3 desember, seluruh dunia memperingati Hari Difabel Internasional.


25 Perempuan Difabel Terpilih di Yogyakarta Dapat Pelatihan Usaha

2 hari lalu

Suasana pelatihan bagi para perempuan penyandang disabilitas Daerah Istimewa Yogyakarta di Kantor Perwakilan DPD DIY. Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah para difabel bertajuk
25 Perempuan Difabel Terpilih di Yogyakarta Dapat Pelatihan Usaha

Peserta perempuan difabel yang telah terpilih mendapatkan pelatihan berupa pembelajaran pengembangan UKM.


Kunjungan Wisman Hampir 9,5 Juta per Oktober 2023, BPS: Masih Lebih Rendah Dibandingkan sebelum Pandemi

4 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kunjungan Wisman Hampir 9,5 Juta per Oktober 2023, BPS: Masih Lebih Rendah Dibandingkan sebelum Pandemi

BPS mencatat jumlah kunjungan wisman berkebangsaan Malaysia menjadi yang terbanyak pada Oktober 2023 dengan 138,6 ribu kunjungan.


Dampak Panjang Anak yang Besar di Keluarga dengan KDRT

9 hari lalu

Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
Dampak Panjang Anak yang Besar di Keluarga dengan KDRT

Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan riwayat KDRT tidak hanya dapat menjadi pelaku kekerasan namun juga berpotensi berhadapan dengan trauma.


Korban Kekerasan Seksual, Kepada Siapa Harus Mengadu?

10 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Korban Kekerasan Seksual, Kepada Siapa Harus Mengadu?

Psikolog meminta korban kekerasan seksual untuk menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang yang tepat. Ini alasannya.


Psikolog Sebut Penyebab Perempuan Rentan Alami Kekerasan

11 hari lalu

Ilustrasi KDRT. radiocacula.com
Psikolog Sebut Penyebab Perempuan Rentan Alami Kekerasan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan. Berikut penjelasan psikolog.


Polisi Tetapkan Ibu Tiri sebagai Tersangka Penganiayaan Anak di Tangerang

11 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Polisi Tetapkan Ibu Tiri sebagai Tersangka Penganiayaan Anak di Tangerang

Penganiayaan tersebut dilatari kekesaalan si ibu terhadap anak tirinya.


Mengenali Kekerasan Emosional dan Dampaknya

14 hari lalu

Ilustrasi marah (pixabay.com)
Mengenali Kekerasan Emosional dan Dampaknya

Kekerasan emosional atau emotional abuse perilaku kekerasan nonfisik yang bertujuan menyakiti atau membuat orang lain tak nyaman