Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laetitia Choir, Kelompok Paduan Suara Penyandang Disabilitas

image-gnews
Laetitia Choir. Youtube
Laetitia Choir. Youtube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suara merdu mengalun di Gereja Katedral, Jakarta. Di salah satu ruangan, sekelompok pemuda pemudi dengan disabilitas sedang berlatih kidung pujian. Mereka tergabung dalam Laetitia Choir, paduan suara beranggotakan penyandang disabilitas yang dibentuk oleh Lembaga Daya Darma atau LDD, Keuskupan Agung Jakarta sejak 26 tahun lalu.

Salah satu divisi di Lembaga Daya Darma yang bernama Badan Pelayanan Penyandang Disabilitas melakukan pemberdayaan di bidang tarik suara dengan tujuan awal pengembangan diri bagi binaannya. "Kami ingin semua orang merasakan kuasa dan kasih Tuhan melalui suara kami," ujar penanggung jawab paduan suara Laetitia Choir, Ferry J. Situngkir, saat diwawancara, Senin 24 Desember 2018.

Baca juga: Anggapan Keliru Terhadap Penyandang Disabilitas Mental

Salah satu bidang yang diberdayakan adalah dunia tarik suara. Bidang ini dipilih karena berkaitan dengan pelayanan rutin di Gereja Katedral, terutama pendarasan kidung pujian di antara gema Khutbah Minggu. Jumlah anggota Laetitia Choir sekitar 20 sampai 25 orang.

Mereka berlatih lebih keras dari paduan suara pada umumnya. Sebab, anggotanya mayoritas tunanetra yang tidak dapat membaca partitur secara konvensional. "Kami harus menerjemahkan satu bar lirik lagu ke dalam huruf Braille, dan kami tidak bernyanyi berdasarkan partitur, melainkan nada yang direkam dalam otak dan dilafalkan berulang-ulang," ujar Ferry.

Lantaran harus melalui proses yang lebih panjang, Laetitia Choir jarang tampil dadakan. Beberapa lembaga yang ingin melihat penampilan mereka harus menjadwalkan sebulan atau dua bulan sebelum hari tampil. "Satu bar lagu harus dilatih tiga sampai empat kali pertemuan," ujar Ferry.

Laetitia Choir. Youtube

Seorang anggota Laetitia Choir, Gregorius Budi Prasetyo mengatakan persiapan kian intensif ketika ada jadwal manggung. Pria yang berprofesi sebagai penulis dan bagian sumber daya manusia sebuah perusahaan swasta ini sampai harus bolak-balik dari rumahnya di Ciputat ke Lapangan Banteng, demi performa maksimal. "Biasanya kami berlatih setiap Sabtu pagi. Tapi kalau mau tampil, latihannya lebih dari jam-jam itu," ujar Gregorius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Paduan suara di bawah asuhan pelatih Donna Sirait ini tetap memiliki pembagian suara berdasarkan empat prinsip jangkauan nada, yakni Sopran, Alto, Baritton, dan Bass. "Terkadang suara-suara itu harus saling bergeser demi menciptakan nada yang lebih harmonis," ujar Ferry.

Beberapa tahun belakangan, Laetitia Choir tak hanya tampil di gereja, melainkan di acara-acara publik. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu non-rohani. Misalnya, pada perayaan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh 3 Desember lalu, Laetitia Choir diminta manggung oleh pengelola pusat perbelanjaan Central Park, Jakarta Barat. "Kami juga pernah diminta menyanyikan lagu-lagu KLA Project, atau mengisi acara pemberkatan pernikahan, pembukaan gedung baru, bahkan perayaan kemerdekaan," ujar Gregorius.

Menurut Ferry dan Gregorius, tantangan terbesar Laetitia Choir ketika harus menyanyikan lagu berbahasa asing atau daerah. Namun tantangan itu bukan penghalang. Tidak jarang, mereka diminta menyanyikan kidung pujian dalam bahasa Batak atau Papua dalam beberapa perayaan keagamaan.

Laetitia Choir juga akan tampil pada perayaan Natal Pemerintah DKI Jakarta yang akan dilaksankan 11 Januari 2019. Joy to The World mulai menggema menyambut kegembiraan Natal, tak terkecuali bagi para penyandang disabilitas anggota Laetitia Choir.

Baca: Sejarah Huruf Braille, Misi Penyelamatan Kurir Napoleon Bonaparte

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

16 jam lalu

Braille Taptilo. taptilo.com
Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

Bea Cukai sempat menahan dan memberikan pajak kepada taptilo untuk SLB. Padahal, taptilo sangat berarti bagi pembelajaran tunanetra.


Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

17 jam lalu

Braille Taptilo. taptilo.com
Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

Alat pembelajaran taptilo untuk salah satu SLB sempat ditahan dan dipajaki Bea Cukai. Apakah itu Taptilo yang penting bagi belajar tunanetra?


Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

3 hari lalu

Kampus Telkom University di Bandung, Jawa Barat. (Dok.Tel-U)
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

4 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

5 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

5 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

5 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

6 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

7 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024


Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

9 hari lalu

Run for Equality 2024 di Jakarta pada 28 April 2024/Plan Indonesia
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.