Australia Butuh 83 Ribu Tenaga Kerja Pendamping Penyandang Disabilitas

Senin, 18 April 2022 08:19 WIB

Ilustrasi difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan komite gabungan parlemen tentang Skema Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS) Australia memperkirakan kebutuhan sekitar 83 ribu pekerja pendamping penyandang disabilitas. Keberadaan mereka sebagai perhubung atau mengisi kesenjangan dalam sistem layanan kesehatan berbasis rumah bagi difabel dan manula pada 2024.

"Masih belum jelas dari mana para pekerja itu berasal," kata Kevin Andrews, anggota parlemen Australia dari Partai Liberal yang memimpin komite NDIS seperti yang dikutip dari ABCNews, Selasa 12 April 2022. Menurut Andrews, peluncuran NDIS menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pendamping.

Permintaan tersebut tidak hanya di bidang kesehatan, melainkan juga perawatan disabilitas. "Salah satu tantangan saat ini adalah kebutuhan layanan perawatan lansia meningkat seiring dengan populasi yang menua," ujarnya. Kemudian kebutuhan terhadap layanan bagi penyandang disabilitas juga bertambah dan berpotensi terjadi persilangan di antara kedua sektor tersebut.

Survei Dewan Serikat Pekerja Australia menemukan sepertiga pekerja berencana bekerja di luar negeri tahun depan. Menanggapi kesulitan ini, NDIS berencana mengadakan pelatihan sesuai jalur pekerjaan yang dibutuhkan. Meski begitu, penyediaan tenaga perawat dan pendamping difabel dan lansia tidak semudah yang diperkirakan. Musababnya, kata Andrews, sering terjadi ketidakcocokan antara tenaga kerja dengan pihak yang didampingi.

"Ada yang membutuhkan pendamping atau perawat sepanjang hari selama tujuh hari seminggu penuh, tetapi ada juga yang hanya butuh satu atau dua jam setiap hari," katanya. Perbedaan karakteristik pengguna layanan pendamping dan perawat untuk difabel dan lansia ini membutuhkan identifikasi yang detail.

Advertising
Advertising

Chief Executive Officer National Disability Services Australia, Laurie Leigh berharap ada perubahan sistemik dan upaya bersama untuk menarik dan mempertahankan pekerja ke sektor ini. "Kekurangan pekerja di bidang ini karena terjadi peningkatan kinerja NDIS dan sistem yang dianggap baik atau bermanfaat untuk masyarakat," katanya.

Menurut Leigh, salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja perawat dan pendamping difabel dan lansia adalah meningkatkan upah dan kesejahteraan mereka. Pemerintah bersama pihak terkait juga perlu memberikan pendampingan, pelatihan, dan peningkatan kapasitas bagi mereka.

Yang tak kalah penting, Leigh melanjutkan, pemerintah perlu menerbitkan kebijakan tentang peralihan jenis pekerjaan untuk memudahkan migrasi pekerja ke sektor ini. Dia memperkirakan kondisi akan semakin buruk jika kebutuhan perawat dan pendamping untuk penyandang disabilitas dan lansia tak segera teratasi sampai musim dingin berikutnya dan kasus Covid-19 meningkat.

Baca juga:
Ketahui Berbagai Fasilitas Terakses bagi Penyandang Disabilitas di Tanah Suci

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

1 jam lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

6 jam lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

11 jam lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

1 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

1 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

2 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

2 hari lalu

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

3 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

6 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya