TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO bekerja sama dengan pemerintah Norwegia, Ghana, dan International Disability Alliance atau IDA, menyelenggarakan pra-konferensi tingkat tinggi tematik tentang Inklusivitas Disabilitas di Sektor Kesehatan.

Pra-konferensi ini akan berlangsung pada 12 Januari 2022 dalam naungan Global Disability Summit 2022. "Tujuan Pra-KTT adalah mematangkan pengakuan inklusi disabilitas sebagai dasar pencapaian target kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh penduduk dunia," demikian pernyataan WHO dalam situs resmi pada Kamis, 30 Desember 2021.

Sebelumnya, WHO mengluarkan panduan layanan kesehatan yang terakses dalam pelaksanaan inklusi disabilitas di bidang kesehatan. Paramedis dapat menggunakan panduan tersebut saat melayani pasien dengan disabilitas. Panduan layanan kesehatan itu dibuat berdasarkan perspektif penyandang disabilitas.

Ini merupakan hasil diseminasi the Melbourne School of Population and Global Health di Australia terhadap kebijakan layanan kesehatan. WHO berharap negara lain dapat menerapkan standar pelayanan yang sama demi tercapainya target kesehatan masyarakat dunia.

Pengakuan dunia terhadap inklusivitas disabilitas menjadi sangat penting untuk membangun momentum dan mengkatalisasi prioritas politik yang diperlukan bagi kepala negara, pemerintah, menteri, kepala lembaga, organisasi internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Mereka perlu membuat komitmen nyata inklusivitas difabel di sektor kesehatan.

Selain pra-konferensi pada 12 Januari 2022, target pencapaian inklusivitas disabilitas di bidang kesehatan akan kembali dibahas dalam Global Disability Summit pada 16-17 Februari 2022.

Baca juga:
Kaleidoskop Perjuangan Penyandang Disabilitas Selama 2021