Echolalia, Metode Belajar Anak MDVI dalam Menyerap dan Mengekspresikan Informasi

Senin, 8 November 2021 19:06 WIB

Ilustrasi difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menyerap, menginterpretasikan, dan mengekspresikan informasi yang dia dapat. Termasuk anak berkebutuhan khusus dengan multi-disabilitas yang disertai disabilitas Netra atau dikenal dengan nama Multi Disability Visual Impairment atau MDVI.

Salah satu cara menyerap dan menginterpretasikan informasi yang sering ditemui pada anak MDVI adalah Echolalia. Ini adalah metode belajar dengan mengulang kalimat atau kata-kata yang biasanya diterapkan pada anak usia dini saat mulai belajar bicara.

"Echolalia dapat menjadi sebagai sarana belajar berkomunikasi anak MDVI dengan Autisme," ujar guru pendamping khusus dari Sekolah Dwi Tuna Harapan Baru, Sri Melati kepada Tempo di Jakarta, Jumat 5 November 2021.

Kendati dapat menjadi sarana belajar berkomunikasi dan berinteraksi anak MDVI dengan Autisme, ada jenis Echolalia yang tidak dapat digunakan sebagai metode belajar. Namanya Echolalia non-interaktif, sebuah pengulangan kata oleh anak yang diucapkan tapi tidak terkait dengan keadaan yang dihadapinya.

Jenis Echolalia non-interaktif dapat digunakan sebagai sugesti kepada anak MDVI dengan Autisme dalam melakukan kebiasaan berinteraksi, meski anak tidak mengerti konsep yang disugestikan kepadanya. Echolalia non-interaktif dapat digunakan sebagai sarana menanamkan kebiasaan baik bagi anak. Misalkan dengan menyebutkan nama ketika ditanya orang lain.

Advertising
Advertising

"Echolalia ini dapat mengantar anak MDVI Autisme menjawab secara otomatis ketika ditanya nama atau melakukan gerakan tertentu, dan harus dilakukan berulang-ulang," kata Sri Melati yang juga Master of Special Education dari University College of London atau UCL, Inggris. Contoh, ketika anak suka menyebut kata tertentu, guru harus mengarahkan terus berulang-ulang kata tersebut ke konteks tertentu.

Sri Melati menyarankan, saat anak mengucapkan kata yang dia suka berulang kali, maka guru pendamping harus sigap menciptakan konteksnya. Contoh, seorang murid suka mengucapkan kata "makan", maka guru langsung mengambilkan sendok - garpu dan menyentuhkan benda tersebut ke tangan anak.

Setelah itu, guru dapat memberikan makanan yang sesungguhnya kepada anak, sambil mengucapkan kata makanan dengan menambahkan imbuhan "an". Tujuannya, menunjukkan dan mensugestikan kepada anak bahwa makan dan makanan itu adalah dua hal berbeda.

Echolalia merupakan bagian dari perkembangan anak, yaitu ketika anak belajar bicara. Mereka cenderung meniru perkataan yang sama berulang kali. Namun, saat anak sudah masuk usia tiga sampai empat tahun, Echolalia akan hilang karena kemampuan mereka dalam berbicara bertambah sempurna.

Sayangnya, perkembangan komunikasi ini tidak terjadi pada anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan berkomunikasi atau hambatan perkembangan intelektual. Sebab itu, Echolalia masih sering terjadi pada anak yang berusia lebih besar misalnya di atas 5 tahun, bila anak tersebut memiliki hambatan komunikasi atau hambatan perkembangan intelektual interval, Echolalia pada sebuah kata atau kalimat dapat terjadi secara tiba-tiba.

Baca juga:
Hand Under Hand, Cara Belajar Anak MDVI Beraktivitas dan Mengenali Objek

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

3 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

5 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

9 hari lalu

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

Pakar menyebut beberapa syarat anak dengan autisme bisa belajar di sekolah inklusif. Apa saja yang harus dipenuhi?

Baca Selengkapnya

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

10 hari lalu

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

10 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya