Berbagai Tantangan yang Dialami Penyandang Disabilitas Ketika Berkencan

Selasa, 19 Oktober 2021 10:46 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante

TEMPO.CO, Jakarta - Berkencan bagi orang pada umumnya adalah sebuah proses yang mendebarkan. Bersedia melakukan apapun demi merebut hatinya. Namun bagi penyandang disabilitas, urusan berkencan bukan hanya demi merebut hati kekasih, tetapi juga orang-orang di sekitar. Tantangannya berlipat ganda.

Pengusaha yang juga aktivis hak penyandang disabilitas di India, Nipun Malhotra mengatakan, sebagian besar penyandang disabilitas yang berkencan di perkotaan menghadapi berbagai tantangan. "Mulai dari menemukan individu yang berpikiran sama, membangun hubungan, diskusi mendalam, sampai mencari tempat yang terakses sekaligus unik untuk berkencan," ujar Nipun Malhotra seperti yang dikutip dari laman Livemint pada Senin, 18 Oktober 2021.

Proses berkencan juga tidak selalu berlangsung di antara sesama penyandang disabilitas. Difabel harus mempertimbangkan apakah calon kekasihnya itu memiliki sudut pandang terbuka, tinggal di lingkungan inklusif, dan sebagainya. Hal ini menjadi penting supaya penyandang disabilitas bisa mengambil ancang-ancang apabila keluarga kekasih menolaknya, seperti yang banyak terjadi.

Pendiri radio komunitas tunanetra di India, Danish Mahajan mengatakan, setelah proses berkencan lancar, tahap berikutnya yang juga tidak mudah bagi seorang atau pasangan dengan disabilitas persiapan menuju pernikahan. Setiap difabel memiliki pengalaman yang berbeda dalam proses ini.

Di India misalkan, posisi penyandang disabilitas perempuan dinomorduakan karena kentalnya budaya patriarki. Mereka rentan terlecehkan ketika mencoba berkencan. Sebuah catatan yang dipublikasikan oleh lembaga swadaya masyarakat yang memberdayakan perempuan disabilitas di Delhi, Silver Linings, menunjukkan, banyak perempuan difabel yang dilarang berkencan oleh keluarganya.

Advertising
Advertising

Lantaran dilarang berkencan, mereka seperti terputus dengan dunia luar. Banyak dari perempuan difabel ini yang kemudian bingung ketika harus menjalin hubungan dengan orang lain, yang berujung pada pernikahan. Pada akhirnya, mereka terpaksa menerima keputusan orang tua atau orang yang berkuasa dengan dijodohkan.

Kondisi paling mengenaskan ketika para perempuan disabilitas ini dilarang keluar rumah bahkan untuk sekolah dan bekerja. Mereka sama sekali tak punya pengetahuan dan gambaran sebagai bekal dalam membangun hubungan dengan lawan jenis. Akibatnya, tak sedikit perempuan difabel yang menjadi korban pelecehan seksual, pemerkosaan, hingga kekerasan fisik saat berinteraksi dengan lawan jenis.

"Kelompok perempuan disabilitas ini kehilangan kontak dengan dunia luar," kata Preeti Monga, penyintas di LSM Silver Linings. Padahal di dalam diri, mereka juga ingin mengenal tubuhnya secara seksual dan seperti apa relasi yang sehat dengan orang orang lain. "Parahnya, setelah mengalami kekerasan, mereka malah tidak diakui oleh keluarganya."

LIVEMINT | REUTERS

Baca juga:
Sikap Keluarga Difabel Menentukan Sukses Tidaknya Percepatan Vaksinasi Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

7 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

3 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

3 hari lalu

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.

Baca Selengkapnya

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

3 hari lalu

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

Berikut ragam kegiatan luar ruangan yang bisa dilakukan bersama pasangan, kencan sambil berjemur dan menghirup udara segar.

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

4 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

6 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya