Cara Sekolah Tunarungu di Denpasar Bali Menerapkan Pembelajaran Tatap Muka

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 7 Oktober 2021 13:14 WIB

Suasana Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali. Foto: Antaranews

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali, menerapkan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas sejak Senin, 4 Oktober 2021. Kepala Sekolah Tunarungu Sushrusa, Ni Made Raka Witari mengatakan, menerapkan metode pembelajaran tatap muka sesuai dengan peraturan wali Kota Denpasar tentang PTM.

Caranya, membagi pembelajaran tatap muka dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 08.00-09.00 WITA dan sesi kedua pukul 10.00-11.00 WITA. Dalam seminggu, siswa dua kali belajar di sekolah.

"Para siswa tampak bersemangat ke sekolah setelah sekian lama belajar dari rumah," kata Raka Witari di Denpasar, Bali, pada Selasa, 5 Oktober 2021. "Kami terus mengevaluasi PTM ini sambil berjalan."

Dalam satu sesi, jumlah siswa yang menjalani PTM tidak lebih dari 26 orang. Pedoman ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman kanal-kanal (TK), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP). Dalam satu kelas, jumlah siswa yang mengikuti PTM hanya empat sampai lima orang.

Mengenai jumlah siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Tunarungu Sushrusa untuk jejang PAUD, TK, SD, dan SMP, seluruhnya 72 orang. Raka Witari melanjutkan, sebanyak 40 persen dari siswa tersebut tidak membayar iuran pendidikan karena dibiayai oleh yayasan atau donatur.

Advertising
Advertising

Selama PTM, setiap anak, guru, orang tua siswa, dan pengelola sekolah, wajib memakai masker, mengecek suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Mereka juga wajib membasuh tangan dengan hand sanitizer sebelum masuk kelas.

Orang tua siswa, Dewi Suarini mengatakan, saking semangatnya berangkat ke sekolah, anaknya bangun sejak pukul 05.00 WITA. Padahal dia mendapat giliran masuk pada pukul 10.00 WITA. "Anak saya sudah tidak sabar ingin bertemu guru dan teman-temannya," katanya. "Pagi-pagi sekali dia mengajak saya berangkat ke sekolah."

Dewi Surini memahami semangat anaknya dan seluruh siswa berkebutuhan khusus. Menurut dia, berada di sekolah membuat mereka lebih mudah bersosialisasi ketimbang dengan teman-teman di sekitar rumah. Kendati hanya satu jam di sekolah, Dewi mengatakan, cara ini lebih efektif bagi siswa tunarungu daripada belajar daring, terutama dalam penyampaian materi yang cukup sulit.

Baca juga:
Siswa Berkebutuhan Khusus Raih 5 Penghargaan Kompetisi Tata Rias Dunia

Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

7 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

2 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

7 hari lalu

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

11 hari lalu

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.

Baca Selengkapnya

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

25 hari lalu

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

26 hari lalu

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

Kementerian Pendidikan Finlandia terkejut dengan peristiwa penembakan massal di sebuah sekolah di Vantaa, Finlandia

Baca Selengkapnya

Peserta SNBP 2024 Lolos ke Unpad Datang dari 1.000 Lebih Sekolah

33 hari lalu

Peserta SNBP 2024 Lolos ke Unpad Datang dari 1.000 Lebih Sekolah

Terima lebih dari 31 ribu pendaftar, Unpad jadi PTN kelima terbanyak yang dituju peserta SNBP 2024

Baca Selengkapnya

Belasan Ribu Siswa Tak Bisa Sekolah Akibat Banjir di Demak

38 hari lalu

Belasan Ribu Siswa Tak Bisa Sekolah Akibat Banjir di Demak

Sebanyak 330 sekolah dari tingkat TK hingga SMP terdampak bencana banjir yang melanda Kabupaten Demak. Dinas Pendidikan meminta siswa belajar daring.

Baca Selengkapnya

Geng Kriminal Bersenjata di Nigeria Menculik 100 Orang

41 hari lalu

Geng Kriminal Bersenjata di Nigeria Menculik 100 Orang

Aksi penculikan massal ini dilakukan oleh geng kriminal bersenjata yang menuntut uang tebusan.

Baca Selengkapnya