Jacob Bolotin, Tunanetra Pertama yang Berprofesi sebagai Dokter

Kamis, 7 Oktober 2021 05:58 WIB

Dokter tunanetra pertama, Jacob Bolotin. Foto: Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Jacob Bolotin berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Dia adalah dokter Tunanetra pertama di dunia dari Chicago, Amerika Serikat, pada awal abad 20.

Bolotin lahir dari keluarga miskin imigran Yahudi pada 1888 dan sekolah di Illinois School for the Blind. Sama halnya dengan penyandang disabilitas lain yang terkena stigma tidak mampu, orang-orang ragu dia mampu mengambil jurusan kedokteran di Loyola University Medical School.

Bolotin berjuang secara finansial sebelum memperoleh keterampilan medisnya secara akademik. "Bolotin memulai kehidupan kerjanya dengan menjual korek api dapur, kuas, dan mesin tik dari pintu ke pintu," tulis keterangan dalam situs History National Federation for the Blind pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Pada masanya, Bolotin dikenal sebagai dokter yang memiliki spesialisasi dalam mendiagnosis dan merawat kondisi jantung serta paru-paru. Kemampuannya mendiagnosa dan mengobati telah diakui dan memperoleh kompensasi yang layak dari lingkungan sekitarnya. Selain merawat banyak pasien pribadi, Bolotin membuka praktik medis pro-bono untuk orang miskin di Chicago. Setelah sekian lama berpraktek, Bolotin mengikuti perekrutan untuk angkatan bersenjata selama Perang Dunia I.

Kiprah Bolotin sebagai dokter medis pertama membuatnya menjadi salah satu sosok inspiratif. Dia mengadvokasi pekerjaan dan mendorong percepatan integrasi kehidupan difabel Netra ke dalam masyarakat non-difabel. “Saya buta dan saya seorang dokter. Fakta bahwa saya berdiri di hadapan Anda adalah bukti dari apa yang dapat kita capai," kata Bolotin. "Stigma dan sentimen orang lain yang menganggap kita tidak berdaya, objek amal, dan orang tidak berguna harus dihapus selamanya."

Advertising
Advertising

Selain menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas Netra, Bolotin tertarik pada kesejahteraan anak dan remaja. Dia mengusulkan program kesehatan progresif, permainan yang memadai, pengasuhan yang lebih baik, dan pendidikan yang setara untuk semua anak. Dia juga seorang profesor di Loyola University Medical School, almamater tempatnya menempuh pendidikan kedokteran.

Ketertarikannya pada kesejahteraan difabel Netra dan kaum muda membuat dia mendirikan salah satu pasukan Pramuka pertama yang seluruhnya terdiri dari anak laki-laki Tunanetra. Dia menjabat sebagai pemimpin Pasukan 300 sampai akhir hayatnya. Saudara Bolotin, Fred terus terlibat dengan pasukan sampai tahun 1950.

Jacob Bolotin juga anggota kelompok layanan nirlaba, Kiwanis International. Dia melayani pasien tanpa kenal waktu. Dia bekerja, membakar semangat anak dan remaja melalui ceramahnya, dan menjadi relawan. Bolotin jatuh sakit dan meninggal pada 1924, dalam usia 36 tahun. Situs History National for the Blind melaporkan 5.000 orang, termasuk 1.000 tunanetra menghadiri pemakamannya.

Baca juga:
Judo Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri Difabel Netra

Berita terkait

Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

4 jam lalu

Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

Bea Cukai sempat menahan dan memberikan pajak kepada taptilo untuk SLB. Padahal, taptilo sangat berarti bagi pembelajaran tunanetra.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

5 jam lalu

Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

Alat pembelajaran taptilo untuk salah satu SLB sempat ditahan dan dipajaki Bea Cukai. Apakah itu Taptilo yang penting bagi belajar tunanetra?

Baca Selengkapnya

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

16 jam lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

2 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

4 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

5 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

5 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

5 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya