Boccia, Cabang Olahraga yang Bakal Diikuti Indonesia di Paralimpiade Paris 2024

Senin, 6 September 2021 17:58 WIB

Tim atlet Boccia Indonesia sedang berlatih di Korea Selatan. Cabang olahraga untuk atlet disabilitas ini akan dipertandingkan di Asian Para Games 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) menargetkan dua cabang olahraga, yakni boccia dan panahan, dapat ikut serta dalam ajang Paralimpiade yang akan berlangsung di Paris pada 2024. Pada Paralimpiade Tokyo 2021, Indonesia hanya mengutus 23 atlet untuk tujuh cabang olahraga.

"Pada Paralimpiade Paris nanti, kami menargetkan tiga medali emas dan beberapa cabang olahraga lagi," kata Rima Ferdianto, Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee Indonesia, dalam keterangan pers, Ahad 5 September 2021.

Olahraga boccia belum begitu familiar bagi penggemar olahraga pada umumnya. Musababnya, olahraga ini awalnya diciptakan untuk terapi gerak bagi penyandang Celebral Palsy atau difabel yang mengalami keterbatasan gerak di bagian tubuh atas dan bawah.

Manajer Kompetisi Asian Para Games 2018, Muhamad Bram Riyadi menjelaskan, olahraga boccia dilakukan dengan cara melempar bola ke bola poin. "Wasit kemudian mengukur posisi bola yang terdekat dengan bola poin," ujar Muhamad Bram Riyadi.

Boccia pertama kali dikenalkan pada 1558 oleh seorang dokter saraf asal Inggris untuk penyandang disabilitas gerak. Beratus tahun kemudian, olahraga ini dipertandingkaan di ajang Paralimpiade New York, tepatnya pada 1984. Sejak itu pula dibentuk organisasi induk bernama Boccia Sport Federation atau Bisfed.

Advertising
Advertising

Cabang olahraga boccia menggunakan lapangan seluas 6 x 12,5 meter atau hampir sama dengan luas lapangan bulu tangkis. Bola yang digunakan sebanyak sembilan buah dan satu di antaranya berwarna putih. Inilah yang disebut sebagai bola poin. Adapun delapan bola lainnya terdiri dari 4 bola berwarna merah dan 4 bola biru.

Cara bermainnya, bola putih adalah bola poin yang dilempar pertama kali di lapangan. Kemudian empat bola berwarna merah dan empat bola berwarna biru akan dilempar ke arah bola putih secara bergantian oleh masing-masing tim.

"Jauh dekatnya lemparan bola harus menggunakan teknik dan setiap jarak ada kuota nilainya. Poin ini yang akan menentukan siapa pemenangnya," ujar Bram. Setiap bola memiliki bobot yang sama, yakni 263 sampai 287 gram. Ketika melempar bola, para atlet boccia menggunakan dua alat yang disebut ram dan antena.

Ram adalah alat berbentuk papan luncur untuk menggulirkan bola. Sedangkan antena adalah alat yang berbentuk seperti tongkat biliar yang dipasang di mulut atau kepala untuk mengarahkan bola. "Para atlet boccia tetap menggunakan alat bantu karena alat gerak para atlet, baik di tubuh bagian atas dan bawah, sama-sama pasif," ujar Bram.

Baca juga:
Lapangan Olahraga Boccia Kini Dapat Dilipat

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

3 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

4 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

5 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

7 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

10 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya