Guru Bagi Insan Tuli dalam Kelas Inklusi Harus Menguasai Dua Bahasa

Sabtu, 31 Juli 2021 13:29 WIB

Penerjemah bahasa isyarat menyampaikan isi pidato Menteri Sosial Juliari P. Batubara dalam acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional 2020 (HDI) Kementerian Sosial di Jakarta, Kamis 3 Desember 2020. Pemerintah berkomitmen dalam meningkatkan upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, khususnya dalam peningkatan layanan disabilitas ke arah digitalisasi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi seorang tenaga pendidik bagi penyandang disabilitas Tuli atau Rungu harus memiliki spesialisasi tertentu. Terlebih jika tenaga pendidik ini menyelenggarakan pendidikan inklusi yang menyertakan peserta didik Tuli atau Rungu dalam kelas umum.

Co-Founder dan Chief Brand Officer Silang, Bagja Prawira mengatakan kemampuan pertama yang harus dimiliki edukator Tuli adalah mengerti tata laku bahasa. "Karena bahasa Tuli berbeda dengan bahasa verbal yang biasa diucapkan orang mendengar," ujar Bagja yang juga penyandang disabilitas Tuli atau Rungu dalam webinar pada Jumat malam, 30 Juli 2021.

Bagja juga menyinggung masalah derivasi bahasa yang terjadi pada bahasa isyarat yang digunakan komunitas Tuli. Seorang pendidik bagi insan Tuli yang tidak mengerti bahasa Indonesia dan bahasa isyarat dengan baik dapat menyebabkan derivasi bahasa atau perusakan sebuah tata laku bahasa.

Bagja menjelaskan, struktur dalam bahasa isyarat yang berbeda dengan struktur dalam bahasa Indonesia verbal. Bila pengajar kelas inklusi tidak mengerti perbedaan tersebut, bukan hanya informasi yang tidak sampai kepada peserta didik Tuli, tetapi juga bisa terjadi derivasi bahasa isyarat.

Misalkan dalam bahasa verbal seseorang akan mengatakan 'dia mencintaiku' tetapi dalam bahasa isyarat Bisindo, strukturnya menjadi, tangan menunjuk ke arah samping atau depan, kemudian membuat lambang hati, lalu ditempelkan ke dada. Struktur dalam bahasa verbal menjadi 'dia, saya, mencintai'. "Ini berbeda sekali," kata Bagja melalui penerjemah bahasa isyarat Andika Pratama.

Advertising
Advertising

Selain struktur bahasa, seorang pengajar inklusif dengan peserta didik Tuli harus mengetahui keadaan psikologis siswa. Terkadang peserta didik Tuli atau Rungu kesulitan mengungkapkan apa yang menjadi argumentasi mereka. Pendidik inklusif semestinya bisa membaca keadaan ini agar peserta didik tidak kehilangan haknya untuk memperoleh informasi.

"Sebab dalam pendekatan hak asasi manusia, yang membuat seorang menjadi disabilitas adalah lingkungannya yang tidak menyediakan akses yang layak. Padahal setiap penyandang disabilitas memiliki kapasitas penuh bila mendapatkan akses," kata Bagja.

Baca juga:
6 Aplikasi Transkripsi Suara Bagi Penyandang Disabilitas Pendengaran

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

3 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

3 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

4 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

5 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

7 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

10 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya