100 Ribu Penyandang Disabilitas Australia Menuntut Tunjangan Perumahan

Rabu, 19 Mei 2021 14:33 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 ribu penyandang disabilitas di Australia berusaha mendapatkan tunjangan perumahan melalui skema National Disability Insurance atau NDIS. Beberapa kelompok penyandang disabilitas menyatakan skema itu tidak diberikan secara merata.

"Putri saya seorang penyandang disabilitas intelektual sudah lama berjuang untuk mendapatkan tunjangan ini. Namun sampai sekarang sepertinya suaranya tidak didengar," ujar Kaye Russell, orang tua dari Sarah, seorang difabel yang mengajukan tunjangan perumahan sejak beberapa tahun lalu, seperti dikutip dari ABC, Senin 17 Mei 2021.

Kaye Russell menjelaskan, dia sudah memenuhi berbagai syarat mulai dari administratif dan medis untuk putrinya. Dalam keterangan medis disebutkan, putrinya masuk kategori ragam jenis disabilitas yang kompleks dan berat. Namun keterangan tersebut tak cukup membuat Sarah diprioritaskan mendapat tunjangan perumahan melalui NDIS.

Advokat dan Konsultan Perumahan bagi penyandang disabilitas di Australia, Joseph Conellan mengatakan, difabel seperti Sarah tak punya pilihan lain ketika permohonannya soal tunjangan rumah tidak masuk dalam kriteria Specialist Disability Accommodation dalam skema NDIS.

"Ini yang kami sebut sebagai kelompok 94 persen yang tidak masuk kualifikasi Specialist Disability Accommodation dan mereka menyadari adanya keterbatasan informasi, bahkan dalam penyediaan dukungan finansial," ujar Conellan. "Sebaiknya penyandang disabilitas di Australia perlu memikirkan cara lain dan tidak terlalu bergantung pada NDIS mengenai tunjangan kepemilikan rumah ini."

Advertising
Advertising

Conellan menduga NDIS memiliki bingkai persepsi tertentu terhadap individu dan mendahulukan provider yang dapat menghasilkan keuntungan. "Mau tidak mau hal ini harus dihadapi dan merupakan bagian dari puzzle," katanya. Dia menyarankan komunitas difabel mengambil langkah progresif untuk mengantisipasinya.

Alicia Rathbone, Direktur Summer Foundation, yayasan yang meberikan dukungan akomodasi kepada difabel, mengatakan rumitnya prosedur pemberian tunjangan tempat tinggal dari NDIS menjadi masalah terbesar difabel di Australia. "Kebutuhan perumahan bagi kelompok Specialist Disability Accomodation dan yang tidak masuk kelompok itu adalah 50 berbanding 50," ucapnya. Sebab itu, komunitas penyandang disabilitas harus mulai memikirkan bagaimana mewujudkan perumahan di luar kategori Specialist Disability Accomodation.

Menanggapi protes penyandang disabilitas, Juru Bicara NDIS, Linda Reynolds menyatakan, belum meratanya tunjangan perumahan bagi penyandang disabilitas karena ada perubahan dalam peraturan konstruksi nasional.

Perubahan aturan tersebut dilakukan lantaran minimnya penerapan aksesibilitas dalam setiap bangunan yang sudah berdiri di Australia. "Pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar 1,6 miliar dolar Australia (sekitar Rp 17,8 triliun) untuk pembangunan perumahan selama 2021-2022," ujar Reynolds dalam pernyataan resmi.

Baca juga:
Jangan Pernah Minta Model Albino Melakukan Pose Ini

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

6 jam lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

7 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

10 jam lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

12 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

14 jam lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

19 jam lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

1 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

1 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

2 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya