Remaja Difabel Ayo Ikut Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa

Jumat, 13 September 2019 10:00 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pendaftaran ekspedisi alam Bhinneka Bagi Bangsa terbuka bagi remaja difabel dan non-difabel. Ekspedisi yang melibatkan remaja di seluruh Indonesia ini akan dilaksanakan selama delapan hari, mulai 25 Oktober sampai 2 November 2019.

Ketua Pelaksana Ekspediri Bhinneka Bagi Bangsa yang juga CEO Yayasan Helping Hands, Wendy Kusumo Widagdo mengatakan kriteria remaja yang dapat mengikuti kegiatan ini adalah mereka yang memiliki kecakapan interaksi sosial. "Jadi, bukan sekadar prestasi akademik," ujar Wendy Kusumo Widagdo saat diwawancara, Senin 9 September 2019.

Program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa akan diikuti oleh 30 remaja dan 12 orang di antaranya adalah remaja difabel. Ekspedisi tersebut akan menggali insting toleransi dan kerja sama para remaja di alam terbuka. "Karena itu, golongan yang diikutsertakan bukan hanya berdasarkan pembagian disabilitas dan non-disabilitas, melainkan pula remaja dari berbagai pemeluk agama dan berbagai golongan," kata Wendy.

Kegiatan yang berlangsung Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, ini terdiri dari tiga hari lokakarya mengenai keberagaman dan lima hari kegiatan di alam terbuka. Adapun skema dukungan yang diberikan Yayasan Helping Hands untuk para remaja Bhinneka Bagi Bangsa ini adalah beasiswa belajar.

Setelah mendaftar, peserta akan mengikuti seleksi selama sekitar dua bulan. "Peserta difabel maupun non-disabilitas tetap mengikuti proses seleksi yang setara, tidak ada pembedaan," kata Wendy.

Advertising
Advertising

Seorang remaja difabel yang pernah mengikuti Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa, Nedi Supriyadi menceritakan bagaimana dia beraktivitas di gunung karang. Pemuda asal Puwarkarta ini mengatakan mendapat pengalaman tidak terlupakan saat melihat teman tunanetra memanjat tebing.

"Teman-teman tunanetra ternyata punya rasa takut juga saat memanjat tebing. Padahal mereka tidak melihat ketinggian," ujar Nedi yang merupakan penyandang disabilitas paraplegi tangan. Meski menantang, mereka dapat menyelesaikan ekspedisi di alam terbuka itu.

Selain memanjat tebing, beberapa kegiatan alam terbuka yang dilakukan adalah membuat rakit bambu agar mengapung di air, menggelantung dan melaju dengan flying fox, menjelajah alam, dan beberapa pengetahuan tentang melestarikan alam, juga pengelolaan sampah.

Berita terkait

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

7 jam lalu

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

Casis bintara Polri Satrio Mukhti berharap, tidak ada korban begal lain seperti dirinya.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

5 hari lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

7 hari lalu

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

Pramusaji dan barista kedai kopi difabel di Jalan Kendal menceritakan suka-duka menghadapi pelanggan yang tak menyadari bahwa mereka tuli.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

14 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

15 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

16 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

16 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

17 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

17 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

18 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya