Susu Mahal, Trik Barista Difabel Belajar Bikin Kopi Latte Art

Senin, 29 April 2019 06:33 WIB

Para barista inklusif yang bekerja di Cupable Coffee mengikuti mini workshop meracik kopi yang diadakan Pusat Rehabilitasi Yakkum bersama Starbucks Coffee, Jumat, 26 April 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

TEMPO.CO, Sleman - Seorang difabel daksa, Irvantoro, 21 tahun, sedang belajar menyajikan kopi latte dengan aneka latte art yang cantik di bagian atas cangkir. Dia belajar membuat latte art dengan tampilan gambar hati atau love, bunga tulip, atau angsa.

Baca: Lewat Kopi, Barista Difabel Berjuang untuk Setara

Sayangnya, sampai 10 kali berlatih, gambar love dari latte art yang dibuatnya belum memuaskan. "Padahal membuat lukisan love itu yang paling dasar," kata Irvantoro di aula Pusat Rehabilitasi Yakkum, Sleman, Jumat, 26 April 2019. Dia mengaku kesulitan membuat foam atau busa dari susu yang dikocok.

Selain butuh keterampilan ekstra, dia berpikir bagaimana cara membuat busa atau foam tanpa susu karena harga susu cukup mahal. "Supaya hemat, saya lebih sering berlatih kopi latte art dengan menggunakan busa sabun," ucap Irvan sambil tertawa.

Tantangan lain yang belum bisa dikuasai adalah membuat kopi espresso dengan menggunakan mesin. Dan mungkin tak banyak yang memperhatikan bagaimana upaya Irvantoro ketika beraksi di depan meja latihan dalam workshop mini itu.

Advertising
Advertising

Ivantoro yang tampil trendi dengan potongan rambut ala mohawk, ini berusaha berdiri di atas kursi roda dengan menyandarkan bokongnya pada sandaran punggung. Sebabnya, meja barista terlalu tinggi untuk kursi rodanya. "Meja barista ketinggian. Perlu ada meja yang disesuaikan dengan kami yang menggunakan kursi roda."

Para barista inklusif yang bekerja di Cupable Coffee mengikuti mini workshop meracik kopi yang diadakan Pusat Rehabilitasi Yakkum bersama Starbucks Coffee, Jumat, 26 April 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Di acara mini workshop meracik kopi yang digelar Pusat Rehabilitaasi Yakkum dan Starbucks Coffee, Irvantoro bersama lima barista inklusif menunjukkan kepiawaian mereka dalam membuat kopi. Irvantoro paling suka menggunakan alat seduh V-60. "Karena V-60 bisa bikin rasa kopi yang diinginkan. Mau asam, manis, atau pahit," kata dia.

Baca juga: Teman Difabel Bisa Jadi Barista Kopi, Ada Kurikulumnya

Adapun rekannya yang juga sehari-hari bekerja menyeduh kopi di Kafe Cupable Coffee -sebuah kafe barista inklusif dari Yakkum, Wahyu Mulad Widodo lebih suka menggunakan Vietnam Drip. Ada pula Hasta Wijaya Hutapea, 21 tahun, yang cenderung ke kopi tubruk. "Kopi tubruk lebih simpel," kata Hasta.

Mereka baru belajar cara menyeduh kopi dengan manual brew melalui pelatihan pada Januari sampai Maret 2019. Mereka termotivasi menjalani pelatihan karena sama-sama suka minum kopi. "Sejak kecil saya suka minum kopi. Meski awalnya kopi instan," kata Irvantoro menceritakan kisahnya.

Barista inklusif dari Cupable Coffee sedang berbincang menjelang praktik meracik kopi dalam mini workshop kerja sama Pusat Rehabilitasi Yakkum dan Starbucks Coffee, Jumat, 26 April 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Ketika memasuki dunia barista, dia mulai mengenal kopi original. Untuk menyeduhnya, harus berjuang mengolah mulai dari menggiling hingga menuangkan ke dalam gelas. Bukan lagi menyobek bungkus kopi lalu tinggal diseduh dengan air panas.

Asisten Manager Starbucks Coffee di Yogyakarta, Riccardo Reza menilai kopi racikan para barista inklusif tak mengecewakan. "Kopinya enak. Meski ada yang baru latihan beberapa bulan, mereka sudah memahmi cara menyeduh kopi," kata Riccardo.

Artikel terkait: Mikael Jasin, Barista yang Wakili Indonesia di Tingkat Dunia

Berita terkait

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

54 menit lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

1 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

1 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

4 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

8 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

11 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

29 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya