Yang Harus Dilakukan Jika Difabel Belum Terdaftar di Pemilu 2019

Rabu, 30 Januari 2019 10:29 WIB

Penyandang cacat saat simulasi pemilu di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (18/12). KPU diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyandang cacat untuk pemilu 2009 mendatang. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Yogyakarta - Setiap difabel yang memenuhi syarat mempunyai hak pilih di Pemilu 2019. Hanya saja, masih banyak penyandang disabilitas yang namanya belum tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT karena belum mempunyai Kartu KTP elektronik. Musababnya, salah satu syarat terdaftar sebagai pemilih adalah mempunyai KTP.

Baca: JPO Baru di Bundaran Senayan, Apa Saja Fitur yang Ramah Difabel

Direktur Center for Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities atau CIQAL, Nuning Suryatiningsih mengatakan penyandang disabilitas yang belum memiliki e-KTP sehingga belum terdata sebagai pemilih pada Pemilu 2019 di antaranya anak-anak Sekolah Luar Biasa di Sleman yang telah berusia 17 tahun ke atas. Menurut dia, sebanyak 84 siswa di 5 SLB dari 29 SLB di sana belum mempunyai KTP.

"Mereka selama ini golput karena tidak ber-KTP. Padahal lahir sejak 1990-an,” kata Nuning saat diskusi Polemik Hak Pilih Difabel Mental di Yogyakarta, Jumat, 21 Desember 2018. Kondisi yang sama, dia melnajutkan, bisa juga terjadi di SLB yang lain.

Nuning berharap petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat melakukan penyisiran ke sekolah-sekolah luar biasa untuk mendata para siswa difabel usia 17 tahun ke atas yang belum mempunyai KTP. “Semua difabel yang cukup umur, baik difabel mental maupun intelektual harus terdata dalam dokumen kependudukan,” kata Nuning.

Advertising
Advertising

Data KPU Yogyakarta menunjukkan jumlah pemilih difabel pada Pemilu 2019 tercatat sebanyak 11.342 orang. Mereka meliputi 2.649 tunadaksa, 1.674 tunanetra, 1.183 tuli, 2.529 tunagrahita, dan 2.507 penyandang disabilitas jenis lainnya.

Kepala Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Wawan Budiyanto mengatakan jumlah tersebut belum akurat. Artinya, masih mungkin berubah berdasarkan pembaruan data oleh petugas pemutakhiran data pemilih.

Seorang guru mensosialisasikan pemilu dengan bahasa isyarat kepada siswa difabel di SLB Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, (5/4). ANTARA/Dedhez Anggara

“Karena ada keluarga yang tak mau menyebutkan jenis disabilitas anggota keluarganya. Ini hambatan psikologis dan petugas tidak bisa memaksa,” kata Wawan. Contoh, ada keluarga yang malu menyampaikan data tentang anggota keluarganya yang dipasung karena disabilitas mental.

Sementara petugas datang ke rumah-rumah untuk mendata, melihat langsung, sekaligus mencocokkan sarana yang dibutuhkan nanti. Untuk difabel netra misalnya, panitia pemilu akan menyiapkan template surat suara untuk tunanetra atau menyediakan ramp untuk difabel yang menggunakan kursi roda.

Bagi difabel yang belum tercatat dalam daftar pemilih tetap, Wawan Budiyanto menjelaskan, mereka bisa mendapat kesempatan untuk didata dalam daftar pemilih khusus. Penyandang disabilitas tersebut datang ke KPU setempat untuk direkap dalam daftar pemilih khusus.

Baca juga: Sebaiknya Sebut Penyandang Disabilitas, Bukan Difabel, Sebab...

Kemudian pada hari pencoblosan datang ke tempat pemungutan suara sesuai alamat KTP dengan menunjukkan KTP elektroniknya satu jam sebelum ditutup. “Karena menjelang tutup baru ketahuan jumlah surat suara yang tersisa. Kalau habis, daftar pemilih khusus bisa diarahkan ke TPS lain yang masih ada sisa surat suara,” kata Wawan.

Berita terkait

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

18 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

1 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

3 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

4 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

4 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

4 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

7 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

8 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

10 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya