Atlet Tunanetra Berlaga di Cabang Atletik Lompat Jauh, Caranya...

Jumat, 23 November 2018 09:47 WIB

Atlet lompat jauh Indonesia, Mulyono, saat berlaga dalam babak final lompat jauh putra T42/T61/TT63 Asian Para Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 10 Oktober 2018. Mulyono berhasil menyumbangkan medali perunggu lompat jauh dengan jarak lompatan 4,89 meter. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Klaten - Bagaimana atlet tunanetra bisa melakukan lompat jauh adalah pertanyaan yang sering muncul dari orang awam yang belum begitu mengenal olahraga bagi atlet penyandang disabilitas.

Baca: Cara Atlet Tunanetra Ikut Lomba Lari, Kuncinya di Guide Runner

Pelatih atlet difabel lompat jauh, Tomy Priya Dinata, 24 tahun, mengatakan atlet tunanetra mampu melakukan olahraga lompat jauh dengan cara mengingat atau menghitung langkah di tahap awal. "Dengan begitu, mereka bisa tahu kapan saatnya harus melompat," kata pria asal Desa Sobayan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, saat ditemui Tempo pada Kamis, 22 November 2018.

Tomy Priya Dinata menjelaskan para atlet tunanetra menerapkan teknik yang diberi nama main langkah. Ini metode patokan atau hapalan berapa langkah yang dibutuhkan atlet difabel netra dari garis start menuju keset tumpuan lompat.

Caranya, pertama, atlet diajak berjalan sambil menghitung langkahnya dari garis start sampai ke keset tumpuan. Kemudian, atlet diajak berlari sambil menghitung lagi berapa langkahnya dari garis start.

Tomy mengatakan, setiap atlet mempunyai hitungan jumlah langkah yang berbeda tergantung kondisi fisik dan selera masing-masing. "Ada yang delapan langkah sudah cukup, ada yang sepuluh langkah, dan lain-lain," kata lulusan S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Sebelas Maret Surakarta itu.

Advertising
Advertising

Jika menggunakan delapan langkah, Tomy melanjutkan, berarti atlet difabel netra tinggal menghapalkan empat ayunan kaki tumpu (satu kaki yang menjadi tolakan atau tumpuan saat melompat). "Dua langkah itu kan satu kali ayunan kaki kiri dan kanan. Kalau delapan langkah, berarti kaki tumpunya mengayun empat kali. Kalau atlet sudah hapal, pelatih tinggal memandu dengan tepukan tangan dari luar lintasan," ujar Tomy.

Bunyi tepukan tangan itu sebagai aba-aba dari pelatih untuk atlet difabel netra memulai start dan bersiap melompat ketika mendekati keset tumpuan. Di sinilah letak perbedaan antara lompat jauh dan lari bagi difabel netra. Dalam lari, atlet bergantung sepenuhya pada pelatih atau guide runner (pelari tandem) yang memandu arahnya. Sedangkan dalam lompat jauh, atlet berlari sendiri karena lintasannya lurus dan pendek.

Meski lintasan larinya pendek, atlet difabel netra lompat jauh musti menghapal jumlah serta lebar langkahnya. "Jadi lebar langkahnya harus konsisten sejak latihan sampai saat pertandingan agar tepat saat menginjak keset tumpuan. Ini bisa diasah dengan latihan rutin," kata Tomy, pelatih empat atlet lompat jauh asal Klaten untuk Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) Jawa Tengah III/2018 di Kota Surakarta pada 13 - 16 November lalu.

Menurut seorang atlet difabel netra asal Kecamatan Kebonarum, Klaten, Muhammad Fauzan, 32 tahun, lompat jauh lebih sulit dibandingkan dengan lari. Meski lintasannya hanya lurus, atlet harus tepat saat menginjak kesetnya. "Kalau lari, saya tinggal mengerahkan tenaga sekencang-kencangnya sambil mengikuti arahan guide runner," kata atlet yang baru mulai berlatih sejak awal 2018 itu.

Pada debut perdananya di Peparprov Jateng III/2018, Fauzan mengikuti tiga nomor pertandingan di cabang atletik, yaitu lompat jauh, lari 100 meter, dan lari 200 meter. "Di nomor lompat jauh saya enggak dapat (medali). Tapi lari 100 meter saya dapat medali perunggu. Lari 200 meter dapat medali perak," kata atlet yang menjadi difabel netra sejak berumur 11 tahun karena penyakit low vision itu.

Artikel lainnya: Adik Prabowo Miris Pemijat Tunanetra Kerap Dibohongi

Berita terkait

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

20 jam lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

2 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

6 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

27 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

36 hari lalu

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta

Baca Selengkapnya

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

40 hari lalu

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.

Baca Selengkapnya

Persiapan Atlet Senam Rifda Irfanaluthfi Menjelang Olimpiade Paris 2024

41 hari lalu

Persiapan Atlet Senam Rifda Irfanaluthfi Menjelang Olimpiade Paris 2024

Atlet senam Indonesia Rifda Irfanaluthfi sedang bersiap menuju Olimpiade 2024 Paris. Kini persiapannya telah mencapai 80 persen

Baca Selengkapnya

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

41 hari lalu

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.

Baca Selengkapnya

Komite Olimpiade Internasional Serukan Boikot Pertandingan Olahraga yang Digagas Rusia

41 hari lalu

Komite Olimpiade Internasional Serukan Boikot Pertandingan Olahraga yang Digagas Rusia

Komite Olimpiade Internasional menyerukan pada negara anggota agar jangan mengirimkan atlet ke pertandingan olahraga World Friendship Games

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

55 hari lalu

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya