Indonesia Butuh Pabrik dan Bengkel Kursi Roda
Reporter
Pito Agustin Rudiana (Kontributor)
Editor
Rini Kustiani
Rabu, 14 November 2018 08:03 WIB
TEMPO.CO, Sleman - Laiknya kendaraan bermotor, kursi roda pun harus dirawat. Minimal tiga bulan sekali mesti dilakukan pengecekan pada setiap komponennya agar tetap berfungsi dengan baik.
Baca: Pengguna Kursi Roda Perlu Seating Clinic, Seperti Ukur Baju
"Biasanya laker rodanya yang sering rusak. Harus di-tune up," kata Widi Nuryanta, mekanik di Organisasi Harapan Nusantara atau Ohana -lembaga pemerhati disabilitas, saat ditemui Tempo di bengkel kerjanya di Kantor Ohana, Jalan Kaliurang Kilometer 16,5, Sleman, Kamis, 8 November 2018.
Widi Nuryanta mengatakan, dua roda kecil bagian depan kursi roda acap kali terbelit rambut. Belitan rambut pun harus segera dibersihkan agar kerja roda tidak seret dan lama-kelamaan merusak. Di bengkelnya, Widi yang mengenakan kaki palsu sebelah karena diamputasi, menata perkakas mekaniknya di atas meja dan di dalam kardus.
Di rak lainnya, sejumlah alat bantu difabel, seperti kruk, walker, canadian, juga kursi roda yang belum dirakit ditata di dalam kardus. Sementara puluhan kursi roda berbagai jenis yang telah dirakit dibariskan di lantai bengkel.
Pengecekan tak hanya untuk menservis atau mengganti onderdil yang rusak atau aus. Direktur Eksekutif Ohana, Risnawati Utami menjelaskan, pengecekan kursi roda diperlukan terhadap kursi roda yang dipergunakan anak-anak. Mengingat anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, maka kursi roda yang digunakan disesuaikan dengan pertumbuhannya. Misalnya perlu memperbesar kursi roda atau meninggikan sandaran.
"Ada spesifikasi kursi roda yang diubah sesuai pertumbuhan dan kebutuhan," ucap Risnawati Utami yang sehari-hari menggunakan kursi roda. "Itu menjadi perhatian kami agar pertumbuhan anak-anak difabel termonitor."
Baca juga:
Pentingnya Pengetahuan Keseimbangan Tangan untuk Pakai Kursi Roda
Tak hanya dibawa ke bengkel, teman disabilitas atau keluarganya bisa melakukan perawatan kursi roda sendiri. Contohnya, membersihkan laker roda, melindungi kursi roda dari air dan kelembapan, juga tidak menggunakan kursi roda untuk mandi. "Komponen kursi roda bisa karatan jika terkena air," kata Risna.
Udara yang lembap juga memicu bagian besi kursi roda korosif. Akibatnya mudah patah dan rawan menyebabkan kecelakaan bagi penggunanya. "Itulah pentingnya ada bengkel kursi roda di setiap daerah," kata Risna.
Masalahnya, bengkel kursi roda tak tersedia di semua daerah, sedangkan pengguna kursi roda ada di setiap daerah. Tak hanya untuk difabel, melainkan anak berkebutuhan khusus maupun orang lanjut usia.
Menurut Risnawati, semestinya kondisi ini bisa menjadi peluang organisasi difabel menyediakan bengkel kursi roda. Seperti Ohana yang mematok biaya servis kursi roda antara Rp 75 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung kerusakannya. "Ini bagian ekonomi kreatif dengan memberdayakan difabel yang punya keahlian mekanik," kata Risna.
Begitu pun pabrik kursi roda yang masih sebatas memproduksi kursi roda standar di Indonesia. Padahal kebutuhan kursi roda setiap difabel berbeda. Kursi roda khusus masih harus diimpor dari Amerika Serikat, Guatemala, dan Cina. Harga satu kursi roda berkisar dari Rp 4 juta hingga lebih dari Rp 130 juta.
Artikel lainnya: Perlu Kursi Roda Khusus di Pesawat