Menilik Prajurit TNI Disabilitas di Pusat Rehabilitasi Kemenhan

Jumat, 10 Agustus 2018 16:06 WIB

Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Brigjen TNI dr Achmad Dewanto Sp.pd berpose di depan gedung Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Bintaro, Jakarta, 8 Agustus 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Para prajurit TNI di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan di Bintaro, Jakarta Selatan, sedang menggelar apel pagi saat Tempo datang pada Rabu, 8 Agustus 2018. Jangan bayangkan prajurit yang ikut apel adalah mereka yang berdiri tegap dan berbaris rapi layaknya pasukan baris-berbaris saat upacara pada umumnya.

Baca juga:
Kisah Asim, Disabilitas yang Selamatkan Diri saat Gempa Lombok
4 Cara Bangun Budaya Inklusif buat Karyawan Disabilitas di Kantor

Peserta apel di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan adalah para prajurit TNI yang mengalami kondisi disabilitas. Meski menggunakan kursi roda atau tongkat, mereka tetap disiplin menjalani apel layaknya prajurit TNI. "Mereka adalah penyandang disabilitas dewasa yang mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas negara," ujar Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan atau Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Dokter Achmad Dewanto.

Sejak 50 tahun lalu, Pusat Rehabilitasi Kemmhan menangani sekitar 6.000 personil TNI penyandang disabilitas. Menurut Achmad, penyebab para personil TNI menjadi disabilitas adalah kecelakaan ketika menjalani tugas negara, seperti menjaga daerah perbatasan, melakukan penyelamatan (SAR), hingga saat menjaga keamanan di daerah konflik. "Negara tidak memberhentikan mereka, melainkan tetap mengkaryakan agar memiliki keterampilan lain dan produktif serta kreatif," ujar Brigjen Achmad. Bahkan, prajurit TNI penyandang disabilitas tetap mendapatkan santunan dari negara.

Di Pusat Rehabilitasi personil TNI, disabilitas diajarkan 16 keterampilan sesuai minat dan bakat. Keterampilan tersebut berguna menjalankan usaha dan profesi secara mandiri. Sebanyak 16 keterampilan dipelajari selama 4,5 bulan. Jenisnya antara lain, olahraga, pertanian, perbengkelan, elektronik, memijat, bermusik, tata boga, fotografi, desain visual, dan lainnya.

Advertising
Advertising

Artikel lainnya:
Betulkah Pelican Crossing Lebih Ramah buat Disabilitas?
Faisal Rusdi, Penyandang Disabilitas Cerebral Palsy Jago Melukis

Sebelum mulai mendalami 16 keterampilan, personel TNI disabilitas dibekali keterampilan vocasional atau kemampuan menyesuaikan diri dengan jenis disabilitasnya. Misalnya, bagi personel TNI Tunanetra diajarkan lebih dulu kemampuan orientasi dan mobilitas untuk mengenali lingkungan dan berjalan secara mandiri.

Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Brigjen TNI dr Achmad Dewanto Sp.pd saat ditemui Tempo di gedung Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Bintaro, 8 Agustus 2018. EMPO/M Taufan Rengganis

Selain keterampilan vocasional dan sosial, personel TNI penyandang disabilitas juga mendapat rehabilitasi medis dan psikologis. Bahkan rehabilitasi psikologis sering dilakukan untuk membangun mental para prajurit yang otomatis turun saat menghadapi keterbatasan fisik. "Saat awal menjadi anggota TNI, yang pertama kali dinilai adalah fisik. Jadi dapat dibayangkan ketika mereka menjadi penyandang disabilitas, sejatuh apa mental mereka," ujar Brigjen Achmad.

Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan berdiri di atas lahan seluas 4 hektare. Di sana terdapat gedung staf pusat rehabilitasi, Rumah Sakit Dokter Suyoto, asrama prajurit berkapasitas 80 orang, ruang makan, ruang rehabilitasi fisik, ruang kelas keterampilan, lapangan tenis, masjid, dan beberapa fasilitas lain. Semua bangunan di Pusat Rehabilitasi Kemhan memiliki infrastruktur yang diperlukan penyandang disabilitas.

Selanjutnya: Kisah Prajurit TNI Penyandang Disabilitas yang Mandiri
<!--more-->
Seorang prajurit TNI penyandang disabilitas yang mampu hidup mandiri setelah lulus dari Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan adalah Kopral Satu Nazori. Mantan anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres di bagian kendaraan dan perakitan senjata ini mengalami kecelakaan tunggal pada 2007 dan mengalami kebutaan.

"Satu setengah tahun setelah kejadian saya baru bergabung dengan Pusat Rehabilitasi. Sebelum bergabung, kondisi saya down sekali dan merasa sendiri, tapi setelah ke sini saya lebih bersyukur," ujar Nazori. Selama di Pusat Rehabilitasi, lelaki 42 tahun ini menjalani rehabilitasi baik medis dan psikologis.

Koptu TNI Nazori saat melakukan pelatihan massage di gedung Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Bintaro, 8 Agustus 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Nazori juga belajar memijat di lembaga rehabilitasi Tunanetra milik Kementerian Sosial, Panti Sosial Bina Netra Tan Miyat, Bekasi. Dalam beberapa bulan Nazori sudah cakap menerapkan berbagai teknik pemijatan. Sekarang dia bahkan punya klinik sendiri di RS Suyoto sekaligus instruktur massage di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan.

Berita terkait

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

1 jam lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

3 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

3 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

5 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

9 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

10 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

10 hari lalu

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

Seorang prajurit TNI dituduh langgar privasi ketika memotret penumpang kereta api tanpa izin. Apa arti hak privasi dan bagaimana sanksi pelakunya?

Baca Selengkapnya

Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

10 hari lalu

Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

Seorang prajurit TNI diduga diam-diam memotret penumpang lain di kereta api. Ini jenis-jenis data pribadi yang harus dilindungi sebagai hak privasi.

Baca Selengkapnya

Kapuspen TNI Sebut Pembunuhan Prajurit TNI di Papua oleh OPM sebagai Pelanggaran HAM Berat, Ini Batasannya

13 hari lalu

Kapuspen TNI Sebut Pembunuhan Prajurit TNI di Papua oleh OPM sebagai Pelanggaran HAM Berat, Ini Batasannya

Pembunuhan terhadap Danramil Aradide oleh OPM disebut sebagai Pelanggaran HAM Berat. Pelanggaran HAM seperti apa yang masuk kategori berat?

Baca Selengkapnya