Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hand Under Hand, Cara Belajar Anak MDVI Beraktivitas dan Mengenali Objek

image-gnews
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengajarkan kegiatan sehari-hari bagi anak dengan multi-disabilitas yang disertai disabilitas Netra (Multi Disability with Visual Impairment atau MDVI) adalah tantangan besar bagi orang tua maupun guru pendamping. Terdapat metode khusus untuk melatih anak untuk melakukan kegiatan sederhana, seperti mencuci pakaian hingga menyiram tanaman.

Guru Khusus Anak dengan MDVI dari Dwituna Harapan Baru, Medan, Sumatera Utara, yang juga Master of Special Education, University College London, Inggris, Sri Melati mengatakan, salah satu yang diterapkan adalah metode hand under hand. "Butuh waktu berbulan agar anak dapat mengikuti instruksi guru dan melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mandiri," kata Sri Melati saat diwawancara di Jakarta, Rabu, 3 November 2021.

Metode Hand Under Hand adalah cara guru pendamping khusus bagi anak-anak dengan MDVI mengidentifikasi suatu objek melalui perabaan tangan guru, kemudian mereka mengikutinya. Tangan anak MDVI diletakkan di bawah tangan guru, dengan arah yang sama dan jari-jemari yang saling tertaut.

"Anak ikut merasakan gerakan guru dan dapat mengidentifikasi gerakan yang mereka lakukan sendiri, misalnya mencuci, meraba tembok, atau menyiram tanaman," kata Sri Melati. Melalui metode Hand Under Hand, anak MDVI juga diajak mengidentifikasi suatu benda, misalnya mengidentifikasi tekstur tanaman.

Penerapan metode Hand Under Hand tidak dapat dilakukan secara instan. Anak dengan MDVI harus berlatih berulang kali agar dapat mempraktikkan apa yang sudah diajarkan sebelumnya, meski aktivitas yang dilakukan sederhana.

Bila proses latihan berulang ini terhenti, maka kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang sama dapat hilang sama sekali. "Harus kembali dari nol lagi. Sebab itu, kami begitu khawatir selama pandemi kemarin banyak murid yang tidak ke sekolah untuk melatih kemampuan mereka," kata Sri Melati yang juga seorang dokter ini.

Multi Disabilities with Visual Impairment atau MDVI merupakan sebutan untuk anak dengan disabilitas majemuk yang disertai disabilitas penglihatan. Pada beberapa kasus, anak dengan MDVI mengalami kombinasi beberapa jenis ragam disabilitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa penelitian mencatat, kombinasi ragam disabilitas anak MDVI, antara lain disabilitas penglihatan dan pendengaran (deaf blind), disabilitas penglihatan dan cerebral palsy, disabilitas penglihatan dan Autisme, disabilitas penglihatan dan intelektual serta kombinasi tiga ragam disabilitas, yaitu penglihatan, pendengaran, dan Cerebral Palsy.

Dari segi kemampuan kognitif, anak MDVI memiliki tingkat kognitif yang bevariasi, tergantung pada tingkat kedisabilitasannya. Namun, bukan berarti anak MDVI tidak dapat melakukan kegiatan sama sekali atau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

"Ada cerita di sekolah kami, ketika anak pertama kali datang tidak mau melakukan mobilitas, tetapi setelah diajarkan selama enam bulan akhirnya bisa naik tangga sendiri ke lantai dua dengan cara meraba tembok," kata Sri Melati. "Ketika mengetahui kemampuan anak itu, kami seperti mendapat hadiah. Artinya kita semua bisa, asalkan guru dan orang tua sabar."

Baca juga:
7 Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Deaf Blind atau Tuli Netra

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

4 hari lalu

Kampus Telkom University di Bandung, Jawa Barat. (Dok.Tel-U)
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

4 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

5 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

6 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

6 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

6 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

6 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.