TEMPO.CO, Jakarta - Badai siklon tropis Seroja terjadi di Nusa Tenggara Timur atau NTT terjadi pada Minggu, 4 April 2021. Seusai badai memporak-porandakan wilayah NTT, beredar kabar bakal terjadi tsunami. Masyarakat ketakutan dan mencari tempat berlindung.
Seorang koordinator dari Gerakan Advokasi dan Transformasi Difabel untuk Inklusi atau Garamin NTT, Berti Soli Dima Malingara mengatakan, hoax itu mengakibatkan beberapa teman penyandang disabilitas mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. "Sekitar jam empat pagi beredar kabar bila air laut surut, ada kemungkinan tsunami," kata Berti kepada Tempo, Rabu 7 April 2021.
Sebagian orang yang menerima pesan itu langsung panik dan pergi ke tempat yang lebih tinggi. Berti mengatakan, ada seorang teman Tuli yang dibawa oleh keluarganya ke daerah perbukitan saat hari masih gelap. Beberapa jaringan difabel di NTT mengkonfirmasi kabar tersebut ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat. "Ternyata info tsunami itu hanya hoax dan sudah dikonfirmasi oleh kepala BMKG Kupang dan keluar surat edarannya," katanya.
Masih ada korban badai siklon tropis seroja yang belum mendapatkan pasokan listrik. Menurut Berti, mereka juga kesulitan mendapatkan air bersih karena lumpur masuk ke dalam sumur-sumur permukiman penduduk. Beberapa orang mulai memperbaiki rumahnya yang rusak karena badai.
Koordinator Forum Belarasa Disabilitas Mian Sikka atau Forsadika NTT, Margaretha Helena mencatat sekitar tujuh difabel yang tinggal di pesisir utara dan selatan. "Mereka semua aman. Hanya satu orang yang diungsikan ke rumah saudaranya karena saat badai datang, air sudah masuk ke jalanan di dekat rumahnya," ujar Margaretha.
Selain saling memantau, para penyandang disabilitas di NTT juga berbagi informasi cuaca yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Margaretha Helena melanjutkan, petugas PMI telah membuat imbauan agar difabel menyiapkan tas siaga bencana.
Tas itu berisi barang penting yang sangat dibutuhkan, seperti alat pengisi daya, obat pribadi, beberapa lembar pakaian, senter, surat berharga, serta minuman dan makanan secukupnya. "Tas siaga harus dapat diakses sewaktu-waktu," kata Margaretha. Dengan begitu, ketika bencana seperti badai siklon tropis Seroja ini tiba, masyarakat sudah bersiap dan tinggal meraih tas siaga bencana tadi.
Baca juga:
Kisah Difabel Terjebak dalam Kondisi Darurat Saat Badai Siklon Tropis Seroja NTT