TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tantangan bagi difabel netra adalah mengakses informasi dalam bentuk gambar. Aplikasi pembaca layar yang biasa digunakan tunanetra umumnya belum bisa menerjemahkan gambar pada foto, simbol, dan konten hasil pemindaian. Konten yang tak dapat diakses oleh fitur pembaca layar ini akan diterjemahkan sebagai grafik atau image. Sementara tulisan di dalam sumber informasi tidak dapat terdeteksi.
Kini tantangan tersebut dapat diatasi dengan aplikasi pembaca gambar yang dapat diunduh di platform iOS atau Android. Dua jenis aplikasi pembaca gambar yang direkomendasikan untuk penyandang disabilitas netra pengguna ponsel pintar adalah Seeing AI dari Microsoft dan Sullivan+.
"Dua aplikasi tersebut dapat memberikan gambaran yang cukup detail, seperti jenis kelamin dan umur orang yang berada di dalam foto," kata associate profesor dari Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI, Didi Tarsidi saat diwawancara Tempo, Ahad 14 Februari 2021. Didi menggunakan aplikasi pembaca gambar untuk bekerja.
Salah satu kelemahan yang dapat ditoleransi dari dua aplikasi ini adalah terkadang keliru menyampaikan usia orang pada gambar. Usia pada gambar orang, menurut Didi, bisa disebutkan menjadi terlalu muda atau lebih tua. Didi Tarsidi yang mengajar di jurusan pendidikan luar biasa UPI ini memaparkan perbandingan keunggulan maupun kelemahan dari Seeing AI dan Sullivan+.
Penggunaan Seeing AI lebih simpel karena penerapannya cukup mudah. Ponsel yang sudah terpasang aplikasi Seeing AI cukup diarahkan ke dokumen yang berisi gambar atau hasil scan. Dalam waktu dua sampai tiga detik, aplikasi Seeing AI akan mendeskripsikan isi dokumen berbentuk gambar atau hasil pindai, termasuk tulisan di dalam dokumen.
Baca juga:
Baca juga:
Ada Buku Panduan Mengajar Matematika Bagi Siswa Difabel Netra, Guru Wajib Tahu
Sayangnya, lantaran hanya mengarah pada objek gambar dan dibacakan secara cepat, hasil bacaan gambar Seeing AI tidak dapat disimpan sebagai file. Kondisi ini berbeda dengan aplikasi pembaca gambar Sullivan+ yang mengharuskan pengguna menyimpan tangkapan gambar sebagai file, sebelum membaca isinya. Hasil bacaan Sullivan+ dapat disimpan pengguna di ponselnya.
Dengan penerapan berbeda dengan fungsi yang sama, Seeing AI dan Sullivan+ dapat dipasang bersamaan dalam satu ponsel. Sementara penggunaannya dapat menyesuaikan pemakaian dengan kebutuhan. "Apakah ingin menyimpan file hasil bacaan gambar atau tidak," katanya.
Salah satu kelemahan aplikasi Seeing AI dan Sullivan+ adalah kurang akurat dalam membaca warna. Menurut Didi, salah satu faktor yang menyebabkan ketidakakuratan bacaan warna adalah bias cahaya yang ditangkap kamera. Akibatnya, pembaca gambar membaca warna tersebut secara tidak akurat.
Kedua aplikasi pembaca gambar difabel netra ini dapat diunduh di gerai aplikasi secara gratis. Hanya saja, software Seeing AI belum tersedia bagi pengguna iOS akun Indonesia. Seeing AI hanya dapat diunduh secara gratis bagi pengguna iOS berbasis Amerika. Guna mendapatkan akun tersebut, pengguna iOS harus memiliki alamat tetap di Amerika Serikat atau menggunakan alamat pengampu yang tersedia di Indonesia.