Begini Dampak Buruk Stigma Terhadap Seksualitas dan Reproduksi Disabilitas

Jumat, 26 Januari 2024 15:04 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak mitos tersebar di masyarakat yang menganggap penyandang disabilitas adalah individu tanpa kehidupan seksual. Hal ini muncul lantaran masih banyak masyarakat menilai bahwa penyandang disabilitas tidak memiliki kesadaran seksual sebagai orang dewasa. Sebaliknya, penyandang disabilitas dianggap memiliki perilaku menyimpang bila memiliki pilihan dalam mewujudkan hasrat seksual mereka.

Salah satu dampak buruk yang dialami disabilitas akibat stereotipe dan stigma negatif tentang kehidupan seksualitas mereka adalah ketidakmampuan disabilitas bereproduksi dan mengurus anak. Terdapat beberapa kasus yang menggambarkan keraguan masyarakat umum terhadap kemampuan perempuan penyandang disabilitas mengurus bayi dan kehamilannya sendiri.

Ibu Disabilitas Dipisahkan sejak Anaknya Lahir Tanpa Disusui

Akibatnya, beberapa perempuan disabilitas terpaksa dipisahkan dari pasangannya yang juga penyandang disabilitas. Sebagian lain ada yang dilarang atau dianjurkan untuk tidak hamil. Sebagian dari mereka juga ada yang langsung dipisahkan dengan bayi mereka pasca melahirkan, lantaran dianggap tidak cakap mengurus keluarga.

Seperti yang dialami oleh salah satu pasangan tunanetra bernama Jejen Juanda dan istrinya Syifa. Saat Syifa hamil, ia tidak diperbolehkan tinggal bersama suaminya dan diungsikan sementara ke rumah keluarga. Ini terjadi lantaran banyak keluarga yang meragukan pasangan ini dapat menjaga ke hamilan Syifa.

“Saat istri saya melahirkan, bayi kami langsung dipisahkan dari ibunya, akibatnya anak tidak memperoleh air susu ibunya, dan istri saya tidak mengalami inisiasi menyusui dini, akhirnya ASInya tidak keluar dan dia tidak dapat menyusui sama sekali," ujar Jejen Juanda, saat dihubungi, Kamis 25 Januari 2024.

Advertising
Advertising

Tidak hanya dipisahkan saat baru melahirkan, Jejen dan Syifa juga dipisahkan dari anak mereka selama kurang lebih 2 tahun. Ini menyebabkan rasa sedih yang cukup mendalam bagi pasangan tunanetra ini.

Anak dari Penyandang Disabilitas Alami Trauma dari Keluarga Besar

Bahkan menurut Jejen, keluarga juga meragukan kesehatan mata anak mereka lantaran memiliki orang tua yang sama sama tidak melihat. Seringkali, mata bayi mereka disorot lampu senter dengan senggaja oleh keluarga Jejen hanya untuk menguji kemampuan melihat bayi mereka.

"Sampai sekarang saya merasa anak saya trauma bila melihat kilatan cahaya. Dia sering menangis keras atau jatuh terduduk bila melihat api yang dinyalakan di kompor atau melihat kilatan cahaya di langit," kata Jejen.

Keraguan masyarakat umum terhadap kehidupan seksual dan reproduksi disabilitas juga pernah disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Yeni Rosa Damayanti saat rapat dengar pendapat dengan komisi hak asasi manusia DPR RI tahun 2019. Saat itu data di PJS menunjukkan banyak perempuan dengan disabilitas mental yang tidak diperbolehkan hamil.

Meski tidak disampaikan secara gamblang, larangan hamil bagi perempuan disabilitas mental dilakukan secara sistematis. Yeni mencontohkan, pemberian suntikan anti kehamilan yang diberikan oleh petugas kesehatan tertentu tanpa sepengetahuan perempuan disabilitas mental. "Salah satunya suntikan kontrasepsi yang dikatakan sebagai suntikan vitamin C," kata Yeni saat itu.

Mendapatkan Stigma dan Steoreotipe

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joanne Neille terhadap 30 penyandang disabilitas dewasa di pedesaan Afrika Selatan, mitos dan stereotip yang salah mengenai kehidupan seksual penyandang disabilitas memberikan dampak buruk bagi kehidupan serta identitas disabilitas.

Tidak saja tereksklusikan secara sosial, stigma seksualitas dan reproduksi yang salah memberikan dampak lanjutan dalam kehidupan sosial penyandang disabilitas. Seperti perceraian yang bukan keputusan disabilitas, penurunan kesehatan, masalah ekonomi hingga penurunan kualitas hidup.

“Seksualitas sering menjadi sumber penindasan terdalam bagi seorang individu, seringkali pula menjadi sumber rasa sakit yang terdalam. Sangat mudah bagi seorang pada umumnya untuk merumuskan strategi mengubah diskriminasi dalam bidang pendidikan, perumahan maupun pekerjaan daripada berbicara tentang pengecualian pada seksualitas dan reproduksi,” tulis Naille, seperti yang dikutip dalam bukunya Deconstructing Mutually Exclusive Constructs, yang diterbitkan pada 2018.

Pilihan Editor: 4 Tokoh Penyandang Disabilitas yang Berjasa Membebaskan Perbudakan Dunia

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

3 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

5 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

6 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

6 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

6 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

7 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

9 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

11 hari lalu

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

13 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya