Sebab Ada Difabel Tuli yang Bicara dan Tidak, Pahami Kondisinya

Selasa, 7 Desember 2021 08:31 WIB

Ilustrasi penderita tuli. (shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mungkin belum mengetahui bagaimana kondisi sesungguhnya dari seorang difabel Tuli. Sebab itu, tak jarang ada yang bingung kenapa insan Tuli ada yang berbicara dan ada yang tidak. Ada pula yang belum memahami apa perbedaan antara tunarungu dengan Tuli.

Pengetahuan tentang kondisi insan Tuli menjadi mengemuka setelah Menteri Sosial Tri Rismaharini memaksa anak Tuli untuk bicara di atas panggung saat peringatan Hari Disabilitas Internasional. Tindakan Risma menuai kecaman karena mencerminkan sikap tidak memahami ragam disabilitas. Dalih Risma bahwa Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, seorang Tuli dan bisa bicara, tak dapat digeneralisir.

Difabel sensorik pendengaran yang juga Kepala Divisi Media dan Komunikasi Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi untuk Difabel (SIGAB), M. Ismail mengatakan, tidak semua insan Tuli pengguna alat bantu dengar dapat bicara secara jelas. Musababnya, alat bantu dengar bukan berfungsi sebagai alat berbicara melainkan alat penangkap suara.

"Sementara kejelasan artikulasi suara tergantung dari jelas atau tidaknya seseorang menangkap suara," kata Ismail kepada Tempo pada Senin, 6 Desember 2021. "Kalau suara yang ditangkap tidak jelas, otomatis artikulasi ketika berbicara juga tidak jelas."

Selain kemampuan menangkap suara masing-masing penyandang disabilitas sensorik pendengaran berbeda, alat bantu dengar memiliki ukuran atau desibel yang disesuaikan dengan kemampuan mendengar penggunanya. Tingkatan atau derajat mendengar insan Tuli bermacam-macam. Ada yang masih mendengar, namun tidak jelas atau disebut juga Hard of Hearing (HOH). Ada pula yang tidak mendengar sama sekali atau profound deaf.

Advertising
Advertising

Sebab itu, pengguna alat bantu dengar dapat melafalkan sebuah kata berdasarkan suara yang dia dengar. Jika suara terdengar tidak jelas sama sekali, maka hasil pengucapan atau artikulasinya juga tidak akan sempurna. Bila pelafalan tersebut dipaksakan, maka dapat menumbulkan salah persepsi ketika berkomunikasi dan berinteraksi sosial.

Proses mengartikulasikan sebuah kata yang terdiri atas huruf bukan sebuah proses yang mudah. Setiap huruf dalam kata atau kalimat memiliki bentuk pelafalan, nada, dan ekspresi yang berbeda saat terucapkan. Tiga komponen tersebut merupakan hasil dari informasi berupa suara. Ketika tiga komponen tadi hanya dapat tertangkap oleh mata, maka artikulasi yang dihasilkan tidak akan sempurna.

Alat bantu dengar hanya berfungsi mengantarkan gelombang suara, namun tidak menghasilkan cara pelafalan, nada, dan ekspresi atas sebuah kata atau kalimat. Karenanya, alat bantu dengar tidak serta merta dapat membuat insan Tuli otomatis berbicara. Harus ada proses terapi wicara yang menghabiskan waktu cukup lama dan tidak mudah.

Pertimbangkan juga kemampuan dalam melafalkan kata yang berbeda-beda. Kemampuan tersebut juga sangat bergantung pada koordinasi otak dengan sensor saraf di organ mulut dan tenggorokan. Ada individu yang dengan lancar memfungsikan gerakan organ mulut seperti lidah, langit-langit, rahang, gigi dan tenggorokan secara harmonis. Adapula yang mengalami kesulitan.

Bagi mereka yang kesulitan memfungsikan gerakan organ mulut berdasarkan suara yang tidak jelas, tentu memiliki beban yang berkali lipat ketika harus bicara. "Bagi sebagian anak Tuli, belajar bicara (terapi wicara) merupakan aktivitas yang sangat melelahkan dan tak jarang memicu trauma," kata Susanti Mayangsari, orang tua dari anak Tuli yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat. "Banyak anak Tuli yang merasa ada yang salah dengan dirinya karena terus-menerus dikoreksi saat bicara."

Musababnya, ada anak yang mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam mengkoordinasikan fungsi otak dengan saraf sensorik pada mulut. Kondisi ini tidak dapat dipaksakan. "Dan itu sebabnya harus menggunakan bahasa isyarat," ujar Santi. Pada kondisi ini, bahasa isyarat alamiah hadir sebagai solusi berkomunikasi.

Jika menunggu difabel Tuli atau rungu bicara seperti individu non-difabel, tentu insan Tuli tersebut akan ketinggalan atau mengalami hambatan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bahasa isyarat alamiah, seorang difabel Tuli dapat mengekspresikan maksud, tujuan, emosi, dan pikiran mereka.

Tak semua penyandang disabilitas sensorik pendengaran tidak dapat berbicara. Sebagian difabel pendengaran dalam tingkatan Hard of Hearing, mereka masih mendengar suara dengan lebih jelas dan memiliki artikulasi yang cukup jelas.

Sementara sebagian individu yang menggunakan organ implan pendengaran, meski berada dalam derajat profound deaf, kemudian mengikuti terapi wicara verbal juga memiliki artikulasi yang sangat baik. Karena itu, semua kemampuan artikulatif setiap insan Tuli atau difabel Rungu tidak dapat dipukul rata.

Baca juga:
Kronologis Menteri Sosial Risma Paksa Anak Tuli Bicara Lalu Menuai Kritik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

4 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

2 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

3 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

3 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

4 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Malas Bicara dengan Orang Asing, Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

4 hari lalu

Malas Bicara dengan Orang Asing, Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

Kebanyakan orang malas bersikap ramah dan mengobrol dengan orang asing. Padahal bicara dengan mereka tak selalu buruk, asalkan tetap waspada.

Baca Selengkapnya