Kelompok Difabel Anti-Audism Minta Risma Minta Maaf Soal Paksa Anak Tuli Bicara

Sabtu, 4 Desember 2021 21:28 WIB

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dikritik seorang penyandang tunarungu.

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Penyandang Disabilitas Anti Audism meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan permohonan maaf di depan publik karena memaksa anak Tuli bicara. Peristiwa tersebut menjadi perbincangan karena berlangsung di atas panggung saat peringatan hari Disabilitas Internasional 2021 di Kementerian Sosial pada Rabu, 1 Desember 2021.

"Kami berharap Ibu Menteri Sosial dapat meminta maaf secara terbuka kepada penyandang disabilitas Tuli/Rungu atas kekhilafannya, atas tindakan dan perkataannya tersebut, dan bersedia berdiskusi dengan Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti-Audism," kata Fajri Nursyamsi, Koordinator Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti-Audism yang juga Direktur Eksekutif Pusat Hukum dan Kebijakan (PSHK), dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 3 Desember 2021.

Seorang insan Tuli yang juga pendiri Keluarga Bisindo, Udana Pratista mengatakan sangat tersakiti saat menyaksikan bagaimana Risma meminta seorang anak Tuli/Rungu bernama Aldi untuk bicara dengan bahasa verbal. Padahal dalam kesehariannya Aldi tidak menggunakan bahasa verbal untuk berkomunikasi, meskipun menggunakan alat bantu dengar.

"Kemarin saya hadir di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional. Saya merasa sakit hati karena tidak semua Tuli nyaman berbicara. Tuli itu lebih suka berbahasa isyarat," kata Udana. "Memang ada Tuli yang dapat berbahasa oral, tetapi ada juga yang hanya dapat bicara bahasa isyarat."

Tindakan dan cara pandang Risma yang mengatakan insan Tuli lebih baik bila dapat berbicara telah menyinggung perasaan warga negara penyandang disabilitas Rungu/Tuli. Koalisi menilai tindakan Menteri Sosial Risma sebagai bentuk audism atau cara pandang dan tindakan yang menganggap orang mendengar lebih superior dibanding insan Tuli. Tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk diskriminasi yang melanggar konstitusi, Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD), dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Advertising
Advertising

Tindakan audism bertentangan dengan ketentuan hukum yang berbasis hak asasi manusia. Ketentuan itu tercantum dalam Pasal 27 ayat (1), Pasal 28 ayat (1), dan Pasal 28 ayat (2) UUD 1945. Tindakan audism juga bertentangan dengan prinsip dalam berbagai peraturan perundang-undangan, termasuk Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

"Khususnya tentang hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi," kata Fajri. "Dan tentang kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah yang wajib mengakui, menerima, dan memfasilitasi komunikasi penyandang disabilitas dengan menggunakan cara tertentu termasuk Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)."

Aktivis budaya Tuli yang juga pegiat Bahasa Isyarat Indonesia, Surya Sahetapy mengatakan, ada berbagai bentuk akses yang digunakan oleh insan Tuli dalam berkomunikasi. Ada insan Tuli yang menggunakan bahasa isyarat, membaca bibir, dan ada yang menggunakan alat bantu dengar.

"Berkomunikasi dengan insan Tuli harus bertanya dulu, apakah nyaman dengan bahasa isyarat atau dengan tulisan," kata Surya Sahetapy. "Jadi, silakan bagaimana berkomunikasi tergantung kenyamanan insan Tuli tersebut. Kita tidak bisa memaksa."

Mengenai pilihan berkomunikasi, menurut Surya Sahetapy, sejatinya bukan hanya untuk insan Tuli saja, melainkan semua orang. Surya mencontohkan, tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat, karena ada orang yang nyaman berkomunikasi dengan tulisan, gestur, atau gambar.

Surya Sahetapy juga menyayangkan pernyataan Risma yang tidak tepat lantaran mengukur kemampuan berbicara seorang insan Tuli dari Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia. "Angkie adalah seorang yang terlahir dapat mendengar. Dia menjadi seorang Hard of Hearing karena terjadi penurunan pendengaran, bukan dari lahir," kata Surya.

Selain kemampuan mendengar, alat bantu dengar yang digunakan seorang insan Tuli juga berbeda-beda. Musababnya, alat bantu dengar harus disesuaikan dengan ukuran fungsi pendengaran terhadap suara (desibel). Karena itu, Surya melanjutkan, perlu penilaian tersendiri dalam mengukur kemampuan mendengar setiap insan Tuli.

Bahasa isyarat penting bagi Insan Tuli sebagai cara paling efektif dalam mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Surya Sahetapy menambahkan, bahasa isyarat juga mencegah insan Tuli dari deprivasi bahasa atau kesalahan dalam menginterpretasikan sebuah kata atau kalimat.

Baca juga:
Kronologis Menteri Sosial Risma Paksa Anak Tuli Bicara Lalu Menuai Kritik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

20 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

21 jam lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

2 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

2 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

4 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

6 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

9 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

9 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya