Sikap Komisi Nasional Disabilitas Soal Menteri Risma Paksa Anak Tuli Bicara

Sabtu, 4 Desember 2021 07:01 WIB

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dikritik seorang penyandang tunarungu.

TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan Menteri Sosial Tri Rismaharini memaksa anak Tuli bicara dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional telah memicu kontroversi. Menteri Risma dianggap belum memahami bagaimana difabel berinteraksi dan berkomunikasi sesuai dengan ragam disabilitas.

Menyikapi peristiwa tersebut, Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rigmalia menyatakan akomodasi yang layak adalah hak bagi setiap penyandang disabilitas. Sebab itu, difabel berhak memilih jenis akomodasi yang sesuai kebutuhan mereka terkait dengan kedisabilitasannya.

"Akomodasi yang layak adalah hak setiap penyandang disabilitas dan ini adalah pilihan individu sesuai kebutuhan penyandang disabilitas itu sendiri," kata Dante Rigmalia dalam konferensi pers di Hotel Balairung, Matraman, Jumat, 3 Desember 2021. Menurut Komisi Nasional Disabilitas, tindakan Risma menjadi pembelajaran bagi setiap orang, bahwa individu dengan disabilitas memiliki cara berbeda dalam mengakses informasi.

Anggota Komisi Nasional Disabilitas, Eka Prastama mengatakan, penyandang disabilitas berhak mengakses informasi, termasuk menjalani proses habilitasi dan rehabilitasi. Eka melanjutkan, masing-masing difabel memiliki cara menjalani habilitasi dan rehabilitasi tersendiri yang terkadang seperti di luar rasa kemanusiaan.

Eka mencontohkan, ada terapi duduk di kursi bagi anak dengan Autisme untuk memusatkan perhatian dia. Dengan begitu, anak tersebut berlatih berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. "Memang sepertinya terlalu keras, namun ada tujuannya, memberikan kemampuan agar difabel dapat berkecimpung di masyarakat," kata Eka.

Advertising
Advertising

Mengenai terapi bicara kepada anak Tuli, Pendiri Kesetaraan Bagi Anak Tuli, Susanti Mayangsari mengatakan, hal itu tidak bisa dilakukan dengan instan. "Memaksa anak Tuli bicara secara jelas bukan sebuah proses yang mudah dan terkadang menyakitkan bagi anak itu sendiri," kata Susanti pada Kamis, 2 Desember 2021.

Kemampuan setiap anak Tuli dalam menyerap suara dan mempraktikkan bahasa verbal berbeda-beda. Ada anak yang sudah menggunakan alat bantu dengar atau ABD dan tetap tidak dapat berbicara secara oral. Sementara itu, ada pula yang langsung dapat mengikuti suara.

"Anak menyerap suara secara berbeda. Dan dipaksa berbicara itu seperti menjadi proses yang menyakitkan bagi anak itu sendiri," ujar Susanti. Dia berharap ada komunikasi dan literasi bagi Menteri Sosial Tri Rismaharini soal permintannya agar anak Tuli dapat bicara.

Baca juga:
Kronologis Menteri Sosial Risma Paksa Anak Tuli Bicara Lalu Menuai Kritik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

4 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

6 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

6 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

7 hari lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

8 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

9 hari lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

11 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

11 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

11 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya