Pentingnya Sedotan bagi Penyandang Disabilitas Tanpa Tangan dan Fungsi Genggam

Rabu, 27 Oktober 2021 14:20 WIB

Ilustrasi sedotan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak restoran mulai mengurangi pemakaian sedotan plastik dalam setiap penyajiannya. Namun kampanye ini ternyata kerap menghilangkan akses bagi penyandang disabilitas fisik yang tidak memiliki tangan atau keterbatasan gerak yang melibatkan fungsi tangan.

"Tahukah kamu, tanpa sedotan ini saya tidak dapat minum delapan gelas air demi kesehatan," kata Jessica Kellgren-Fozard, youtuber penerima doktor kehormatan di bidang advokasi disabilitas dari Universitas Worchester, seperti yang disampaikan dalam akun Youtube dia yang berjudul "Banning Straws Hurt People With Disability".

Kellgren-Fozard adalah penyandang Danlos syndrome dan postural orthostatic, kondisi yang membuatnya kehilangan kemampuan menggenggam seperti yang dialami penyandang Celebral Palsy, namun dengan tangan yang terus bergetar. Sebab itu, Kellgren-Fozard merasa perlu menangkis balik opini tentang sampah plastik yang disebabkan oleh sedotan.

Selain tidak dapat menggenggam, sedotan plastik sangat berguna bagi difabel tanpa fungsi genggam yang alergi terhadap beberapa bahan lain, seperti kertas, bambu, kaca atau metal. Selain pertimbangan alergi, penggunaan sedotan yang terbuat dari bahan lain adalah keamanan penggunanya.

"Bayangkan bila Anda dengan tangan bergetar harus memegang sedotan metal, tentu dapat melukai diri sendiri," kata Kellgren. "Lebih jelas lagi apabila menggunakan sedotan kaca, tentu akan lebih berbahaya."

Advertising
Advertising

Kellgren melanjutkan, manusia tentu harus menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Sebagai penyandang disabilitas, dia dan teman-teman seperjuangannya dalam mengadvokasi isu disabilitas juga memiliki kewajiban yang sama.

Dia seperti warga Bristole pada umumnya yang tidak menggunakan kantong plastik lagi saat berbelanja. "Kita wajib menjaga kelestarian lingkungan. tetapi sebagai seorang disabilitas di bagian tangan, apakah kami harus mengorbankan diri untuk sebuah penghijauan?" kata Kellgren.

Sedotan pertama kali dibuat oleh perusahaan plastik untuk pasien rumah sakit pada 1947. Benda ini memudahkan seseorang dalam mengkonsumsi asupan cairan tanpa harus menggenggam atau mengakat gelas ketika minum.

Namun pada 2015, penggunaan sedotan plastik mulai dikurangi. Benda ini dianggap berkontribusi besar terhadap sampah plastik di laut. Kampanye tersebut dimulai ketika sebuah organisasi pelestarian lingkungan menemukan penyu langka yang hidungnya tertusuk sedotan plastik. Sejak foto penyu tersebut viral di dunia maya, restoran ramai-ramai menghilangkan sedotan dalam setiap sajian mereka.

Baca juga:
Sedotan yang Bisa Dipakai Kembali Rawan Bakteri, Ini Cara Membersihkannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

19 jam lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

1 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

1 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

2 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

2 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

2 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

2 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya