Cara Membedakan Masalah Kesehatan Jiwa yang Termasuk Disabilitas dan Bukan

Sabtu, 31 Juli 2021 12:54 WIB

ilustrasi stres (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi stres yang dialami seseorang masuk dalam masalah kesehatan jiwa. Namun apakah orang yang mengalami stres itu bisa disebut sebagai penyandang disabilitas mental psikososial?

Pertanyaan seperti ini masih mengemuka di masyarakat. Intinya, banyak yang belum memahami apa perbedaan antara masalah kesehatan jiwa dengan disabilitas yang terjadi pada seseorang.

Ketua Umum Perhimpunan Jiwa Sehat, Yeni Rosa Damayanti menyampaikan bagaimana cara mengidentifikasinya. Merujuk pada contoh stres tadi, Yeni Rosa menjelaskan, stres masuk dalam masalah kesehatan jiwa.

Lantas pada fase yang bagaimana stres masuk dalam kondisi disabilitas mental? "Terletak pada intensitas kekambuhan yang menetap. Masalah kesehatan jiwa masuk kategori disabilitas apabila gangguan stres terus muncul," kata Yeni Rosa kepada Tempo, Jumat 30 Juli 2021.

"Betul stres masuk dalam kesehatan jiwa, namun belum tentu masuk kategori disabilitas," kata Yeni Rosa. "Stres dapat dikategorikan sebagai disabilitas mental bila terus terjadi, terutama bila tidak didukung dengan terapi atau penanganan tertentu, maka kondisi gangguan muncul lagi."

Advertising
Advertising

Pernyataan senada juga disampaikan Tommy Hari Firmanda dari Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya. Menurut peneliti disabilitas dari Flinders University, Australia, ini masalah kesehatan jiwa yang dapat dikategorikan sebagai disabilitas mental adalah jika gangguannya terus terjadi dalam jangka waktu yang lama.

"Stres, depresi, atau trauma dapat diketagorikan sebagai masalah psikologis, namun kalau dikategorikan sebagai disabilitas mental sepertinya belum. Sebab kondisi disabilitas itu menetap," kata Tommy. Tommy mencontohkan, permasalahan kesehatan jiwa yang dapat dikategorikan sebagai disabilitas mental adalah yang sifatnya menetap seperti Schizophrenia, Bipolar, dan Autism Spectrum Disorder (ASD).

Menurut Perhimpunan Jiwa Sehat, penyandang disabilitas yang baru diketahui atau terpicu kekambuhannya saat mengalami tekanan di tempat kerja atau saat berkarier tetap memiliki hak untuk bekerja. Musababnya, tidak semua penyandang disabilitas mental mengalami kekambuhan terus-menerus.

Ada masa kambuh, namun ada juga masa tenang seperti biasa. Dalam masa tenang inilah penyandang disabilitas tetap dapat bekerja dan mendapatkan akomodasi yang layak. "Jangan kemudian distigmasisasi dan diberhentikan hanya karena terkonfirmasi memiliki disabilitas mental," kata Yeni Rosa.

Baca juga:
Kenali 4 Faktor Waham, Keyakinan Keliru pada Penderita Skizofrenia

Berita terkait

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

17 jam lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

1 hari lalu

Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

Seorang komika dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

2 hari lalu

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

Pramusaji dan barista kedai kopi difabel di Jalan Kendal menceritakan suka-duka menghadapi pelanggan yang tak menyadari bahwa mereka tuli.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

2 hari lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

Diduga Dikejar dan Ditimpuk ODGJ, Wanita di Bekasi Luka di Kepala hingga 10 Jahitan

4 hari lalu

Diduga Dikejar dan Ditimpuk ODGJ, Wanita di Bekasi Luka di Kepala hingga 10 Jahitan

Keluarga korban telah membuat laporan polisi atas penyerangan yang dilakukan pria diduga ODGJ tersebut di Harapan Jaya, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

9 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

11 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

11 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

12 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

12 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya