Cerebral Palsy dan Penyebabnya, Bagaimana Mengatasi Gangguan Motoriknya?

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Juli 2021 07:29 WIB

Anak penderita cerebral palsy memperingati Hari Cerebral Palsy Sedunia di area car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 13 Oktober 2019. Kegiatan ini dimanfaatkan untuk mensosialisasikan dan menggalang kepedulian bagi penyandang cerebral palsy. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Lumpuh otak atau cerebral palsy (CP) merupakan gangguan jaringan otak yang irreversible dan tidak progresif. Gangguan saraf atau cacat motorik jenis ini disebabkan oleh kerusakan atau perkembangan yang tidak normal, terjadi pada bagian otak yang mengatur gerak, postur, dan keseimbangan.

Kebanyakan kasus cerebral palsy, gangguan ini berkembang pada janin saat masih dalam masa kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan justru dapat terjadi ketika atau setelah persalinan. Memang tidak mengancam nyawa penderita, artinya tidak progresif, tapi kondisi ini tidak dapat disembuhkan, bersifat permanen, dan berpotensi membuat penderita lemah.

Melansir dari Mayo Clinic, gejala dan tanda-tanda seseorang mengalami cerebral palsy membutuhkan waktu tertentu. Tenaga medis tidak dapat segera mendiagnosanya dalam hitungan bulan sejak persalinan. Perlu waktu untuk mengevaluasi serta memantau pertumbuhan, perkembangan, hingga terus meninjau riwayat kesehatan anak, juga pemeriksaan kondisi fisik.

Ada beberapa tes untuk mendiagnosis, juga menyingkirkan penyebab gangguan motorik ini.

Pertama, teknik Magnetic resonance imaging (MRI) atau biasa dikenal dengan teknologi pencitraan resonansi magnetik pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio pada otak, tujuannya untuk mengetahui area kerusakan atau perkembangan abnormal pada otak.

Advertising
Advertising

Kedua, Ultrasonografi kranial atau USG kranial. Teknik ini dapat dilakukan selama masa bayi, menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar otak. Meski hasil gambarnya tidak detail, hasilnya dapat menunjukkan penilaian awal pada otak, harganya relatif lebih murah dan prosesnya cepat.

Terakhir mengatasi gangguan motorik penderita cerebral palsy memakai teknik Elektroensefalogram (EEG). Jika anak mengalami kejang-kejang, EEG dapat mengevaluasi kondisinya lebih lanjut. Kejang dapat berkembang pada anak dengan epilepsi. Saat menjalani tes EEG, serangkaian elektroda akan ditempelkan ke kulit kepala anak, lalu EEG akan merekam aktivitas listrik otak anak. Biasanya terjadi perubahan pola gelombang otak normal pada epilepsi.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Model Cerebral Palsy Atasi Rasa Takut dengan Berenang

Berita terkait

Kemensos Beri Kursi Roda Adaptif bagi Penyandang Cerebral Palsy

44 hari lalu

Kemensos Beri Kursi Roda Adaptif bagi Penyandang Cerebral Palsy

Kementrian Sosial memberikan banyak dukungan kepada Imas, salah satu warga Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis Jawa Barat penyandang disabilitas fisik cerebral palsy.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

45 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

45 hari lalu

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.

Baca Selengkapnya

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

48 hari lalu

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

52 hari lalu

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.

Baca Selengkapnya

Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

53 hari lalu

Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

12 Februari 2024

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Di Hari Epilepsi Internasional, penting untuk memahami kesalahpahaman soal epilepsi sehingga pengobatan tertunda.

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Tidak Hanya Satu, Berikut 8 Jenis Epilepsi yang Perlu Diketahui

16 Januari 2024

Tidak Hanya Satu, Berikut 8 Jenis Epilepsi yang Perlu Diketahui

Sebagian orang mengetahui, epilepsi hanya satu. Padahal, epilepsi memiliki 8 tipe yang dilihat dari jenis kejangnya.

Baca Selengkapnya

Lifter Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal, Memiliki Riwayat Epilepsi, Apa Penyebabnya?

16 Januari 2024

Lifter Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal, Memiliki Riwayat Epilepsi, Apa Penyebabnya?

Pada 14 Januari 2024, lifter angkat besi Lisa Rumbewas meninggal di Jayapura. Ia memiliki riwayat penyakit epilepsi.

Baca Selengkapnya