Ada Tayangan Menstigma Difabel, KPI: Medianya Mesti Kena Sanksi Juga

Senin, 5 Juli 2021 11:17 WIB

Ilustrasi menonton video di Youtube. (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Agung Suprio merespons adanya konten yang menyinggung dan menstigma difabel. Menurut dia, selain pembuat konten, pengelola platform atau media tempat konten itu tersebut tayang juga semestinya terkena sanksi.

Agung mencontohkan bagaimana pemerintah Australia dengan ketat mengawasi isi platform media sosial, salah satunya YouTube. Pemerintah Australia wajibkan YouTube berkantor di sana dan mempekerjakan warga negara Australia. Dan apaabila ada konten yang melanggar dan lolos tayang, maka YouTube terkena sanksi. Sebab itu, menurut Agung, pemilik platform juga harus berhati-hati dengan apa yang mereka tayangkan.

Berbeda dengan di Indonesia di mana YouTube tidak berkantor di sini, maka konten Deddy Corbuzier yang dianggap menstigma penyandang disabilitas intelektual, lolos tayang begitu saja. "Di sini yang bertarung adalah konten kreatornya dengan masyarakat, sementara platform-nya aman-aman saja. Padahal dia yang banyak mendulang (pendapatan)," kata Agung Suprio dalam acara Asian Disability Forum, Sabtu 3 Juli 2021.

Dia menyarankan pemerintah mulai mengatur keberadaan platform media sosial agar berkantor di sini serta memiliki staf orang Indonesia. Tujuannya, negara dapat mengatur secara sistematis melalui regulasi kelembagaan platform media sosial apabila ada konten yang melanggar ketentuan umum, seperti ujaran kebencian, pornografi, diskriminasi, hingga penghinaan terhadap penyandang disabilitas.

Berdasarkan Undang -undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, KPI tidak berkewenangan mengatur konten yang diproduksi oleh media sosial. Musababnya, saat undang-undang tersebut dibuat, platform media sosial belum banyak digunakan. KPI hanya dapat meregulasi konten yang diproduksi oleh stasiun televisi yang biasa menayangkan ulang konten yang dibuat oleh pelaku media sosial.

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, sejumlah organisasi penyandang disabilitas mensomasi Deddy Corbuzier atas tayangan di YouTube yang menyebut 'Orang Gila Bebas Covid-19'. Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat, Yeni Rosa Damayanti mengatakan ucapan itu merupakan bentuk stigma dan penghinaan karena banyak informasi yang salah dalam merepresentasikan isu orang dengan gangguan jiwa.

"Kami sudah sering menegur, mengadvokasi dan mengimbau berbagai pihak agar tidak lagi membuat komedi yang menghina dan menstigmatisasi penyandang disabilitas mental," kata Yeni Rosa. "Kami rasa solusinya tidak lagi menegur satu per satu, melainkan harus ada perlindungan sistematis dari pemerintah."

Baca juga:
Minta Maaf Soal Konten Orang Gila, Deddy Corbuzier Klaim Bantu Difabel Mental

Berita terkait

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

12 jam lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

13 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

3 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya