Angka Pemasungan Difabel Mental Bertambah 20 Persen Selama Pandemi Covid-19

Kamis, 25 Maret 2021 21:07 WIB

Ilustrasi pasung. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Angka pemasungan terhadap difabel mental di Indonesia meningkat 20 persen selama pandemi Covid-19. Hingga kini terdapat 5.200 penyandang disabilitas mental yang dipasung. Sejatinya pemerintah Indonesia sudah berkomitmen pada program bebas pasung, namun demikian pada kenyataannya praktik seperti ini masih terjadi di masyarakat .

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kementerian Kesehatan, Siti Khalimah mengatakan, pemasungan terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saling berkaitan. Musababnya, ada kondisi tertentu yang harus dihadapi penyandang disabilitas mental agar tidak menyakiti atau membahayakan orang lain, baik keluarga atau pasangannya.

Siti Khalimah mencontohkan, di Nusa Tenggara Timur misalkan, ada difabel mental yang hanya tinggal berdua dengan istrinya. Di masa pandemi Covid-19 ini, menurut dia, keadaan relapse terhadap suami yang seorang penyandang disabilitas mental lebih sering terjadi. "Dia memukuli istrinya, maka terpaksa dipasung," ujar Siti Khalimah dalam jumpa daring bertajuk 'Perlindungan dan Pencegahan Penyiksaan serta Penghukuman yang Tidak Manusiawi Bagi Penyandang Disabilitas Mental' pada Rabu, 24 Maret 2021.

Meningkatnya kambuhan penyandang disabilitas mental selama pandemi Covid-19 antara lain disebabkan oleh keterbatasan bersosialisasi. Sebelum pemerintah memberlakukan pembatasan sosial, difabel mental sudah memiliki masalah dalam interaksi sosial. Sebab itu, ketika pembatasan sosial berlaku, maka mereka merasakan tekanan yang lebih besar.

Selain keterbatasan interaksi sosial, difabel mental juga kesulitan mengakses layanan kesehatan. Kendati sudah tersediaa 4.400 layanan kesehatan yang menyediakan konsultasi psikiatri di seluruh Indonesia, masih ada 5 provinsi yang belum memiliki rumah sakit jiwa.

Advertising
Advertising

"Kesehatan jiwa di Indonesia belum menjadi prioritas. Budayanya masih terkonsentrasi pada rumah sakit jiwa, terutama di kota-kota besar," kata Siti Khalimah. Ditambah lagi minimnya pengetahun keluarga ihwal bagaimana memperlakukan dan berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental, yang pada akhirnya berakibat pada pengabaian.

Pengabaian ini kemudian berlanjut pada angka kekambuhan penyandang disabilitas mental. Tidak adanya pendampingan yang berkesinambungan membuat difabel mental kian rentan mengalami relapse. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan hanya sekitar 48 persen difabel mental yang secara teratur berobat. Sisanya, 52 persen tidak melanjutkan pengobatan atau bahkan tidak berobat sama sekali.

Baca juga:
Perempuan Difabel Mental Korban Kekerasan di Panti Sosial Kesulitan Mengadu

Berita terkait

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

3 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

12 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

17 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

27 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

28 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

32 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

38 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

52 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

53 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya