Seeing AI dan Sullivan+, Aplikasi Pembaca Gambar Bagi Difabel Netra

Senin, 15 Februari 2021 10:02 WIB

Logo Seeing AI dan Sullivan+, aplikasi pembaca gambar untuk difabel netra.

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tantangan bagi difabel netra adalah mengakses informasi dalam bentuk gambar. Aplikasi pembaca layar yang biasa digunakan tunanetra umumnya belum bisa menerjemahkan gambar pada foto, simbol, dan konten hasil pemindaian. Konten yang tak dapat diakses oleh fitur pembaca layar ini akan diterjemahkan sebagai grafik atau image. Sementara tulisan di dalam sumber informasi tidak dapat terdeteksi.

Kini tantangan tersebut dapat diatasi dengan aplikasi pembaca gambar yang dapat diunduh di platform iOS atau Android. Dua jenis aplikasi pembaca gambar yang direkomendasikan untuk penyandang disabilitas netra pengguna ponsel pintar adalah Seeing AI dari Microsoft dan Sullivan+.

"Dua aplikasi tersebut dapat memberikan gambaran yang cukup detail, seperti jenis kelamin dan umur orang yang berada di dalam foto," kata associate profesor dari Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI, Didi Tarsidi saat diwawancara Tempo, Ahad 14 Februari 2021. Didi menggunakan aplikasi pembaca gambar untuk bekerja.

Salah satu kelemahan yang dapat ditoleransi dari dua aplikasi ini adalah terkadang keliru menyampaikan usia orang pada gambar. Usia pada gambar orang, menurut Didi, bisa disebutkan menjadi terlalu muda atau lebih tua. Didi Tarsidi yang mengajar di jurusan pendidikan luar biasa UPI ini memaparkan perbandingan keunggulan maupun kelemahan dari Seeing AI dan Sullivan+.

Penggunaan Seeing AI lebih simpel karena penerapannya cukup mudah. Ponsel yang sudah terpasang aplikasi Seeing AI cukup diarahkan ke dokumen yang berisi gambar atau hasil scan. Dalam waktu dua sampai tiga detik, aplikasi Seeing AI akan mendeskripsikan isi dokumen berbentuk gambar atau hasil pindai, termasuk tulisan di dalam dokumen.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Ada Buku Panduan Mengajar Matematika Bagi Siswa Difabel Netra, Guru Wajib Tahu

Sayangnya, lantaran hanya mengarah pada objek gambar dan dibacakan secara cepat, hasil bacaan gambar Seeing AI tidak dapat disimpan sebagai file. Kondisi ini berbeda dengan aplikasi pembaca gambar Sullivan+ yang mengharuskan pengguna menyimpan tangkapan gambar sebagai file, sebelum membaca isinya. Hasil bacaan Sullivan+ dapat disimpan pengguna di ponselnya.

Dengan penerapan berbeda dengan fungsi yang sama, Seeing AI dan Sullivan+ dapat dipasang bersamaan dalam satu ponsel. Sementara penggunaannya dapat menyesuaikan pemakaian dengan kebutuhan. "Apakah ingin menyimpan file hasil bacaan gambar atau tidak," katanya.

Salah satu kelemahan aplikasi Seeing AI dan Sullivan+ adalah kurang akurat dalam membaca warna. Menurut Didi, salah satu faktor yang menyebabkan ketidakakuratan bacaan warna adalah bias cahaya yang ditangkap kamera. Akibatnya, pembaca gambar membaca warna tersebut secara tidak akurat.

Kedua aplikasi pembaca gambar difabel netra ini dapat diunduh di gerai aplikasi secara gratis. Hanya saja, software Seeing AI belum tersedia bagi pengguna iOS akun Indonesia. Seeing AI hanya dapat diunduh secara gratis bagi pengguna iOS berbasis Amerika. Guna mendapatkan akun tersebut, pengguna iOS harus memiliki alamat tetap di Amerika Serikat atau menggunakan alamat pengampu yang tersedia di Indonesia.

Berita terkait

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

2 hari lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

5 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

7 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

8 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

8 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

10 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

11 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

12 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

13 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya