Jenis Migrain yang Berpotensi Memicu Kondisi Disabilitas

Kamis, 10 Desember 2020 12:44 WIB

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang menyerang sebagian kepala. Jenis sakit kepala ini sering dialami individu di usia produktif dan biasanya dimulai saat pubertas. Menurut riset Pescado Ruschel and De Jesus pada 2020, migrain merupakan penyebab kedisabilitasan tertinggi kedua di dunia. Riset itu menyebutkan prevalensi migrain secara keseluruhan mencapai 12 persen dari total populasi.

Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Permata Cibubur, Irawati Hawari mengatakan migrain merupakan salah satu bentuk nyeri kepala primer dan dirasakan pada satu sisi kepala. Sakit kepala tersebut berintensitas sedang hingga berat, berdenyut, dan dapat memburuk akibat aktivitas fisik yang disebabkan oleh berbagai faktor.

"Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti dari migrain," kata Irawati Hawari dalam keterangan tertulis Johnson and Johnson, Sabtu 5 Desember 2020. Beberapa faktor yang menjadi pemicu migrain antara lain stres, makanan atau minuman tertentu, makan tidak teratur, kurang atau kelebihan tidur, aktivitas fisik atau olahraga yang berlebihan, hingga cuaca panas.

Ilustrasi sakit kepala. Shutterstock.com

Pada perempuan, menurut Irawati, faktor pemicu tambahannya adalah perubahan hormon, terutama saat menstruasi, ovulasi, dan kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, migrain terbagi menjadi dua. Pertama, migrain yang terjadi kurang dari 15 hari per bulan atau dikenal dengan nama migrain episodik. Kedua, migrain yang sering terjadi lebih dari 15 hari per bulan atau dikenal dengan nama migrain kronis.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data WHO tahun 2013, 17 persen orang pernah mengalami migrain episodik. Sementara migrain kronis mempengaruhi satu dari tiga orang di dunia. Bila dipantau dari tingkat keparahannya, migrain kronis merupakan salah satu pemicu terjadinya kelumpuhan dan tak menutup kemungkinan mengakibatkan seseorang menjadi disabilitas pada tingkat lanjut. Migrain kronis umumnya terkait stres atau masalah muskuloskeletal (otot dan saraf) di leher.

Ada dua cara mengatasi migrain, yakni melalui tata laksana farmakologis dan non-farmakologis. Metode farmakologis dapat dilakukan dengan terapi abortif atau akut dan terapi profilaksis. Sementara metode non-farmakologis dengan mengubah gaya hidup.

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

3 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

4 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

4 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

5 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

7 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya