Anak dengan Gangguan Psikososial Masuk Kategori Anak Disabilitas

Minggu, 18 Oktober 2020 16:00 WIB

Ilustrasi remaja (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Masa remaja adalah periode yang rentan mengalami masalah psikososial. Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyebutkan, terdapat 6,2 persen remaja usia 14 sampai 17 tahun memiliki gangguan psikososial.

Deputi Perlindungan Perempuan dan Anak, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Nahar mengatakan semua pihak perlu mengetahui indikator apa yang bisa dikenali dari seorang anak dengan gejala gangguan psikosial. "Lindungi mereka," kata Nahar dalam sosialisasi upaya perlindungan anak dengan gangguan psikososial pada Rabu, 14 Oktober 2020.

Nahar menjelaskan, anak atau remaja yang mengalami gejala gangguan psikososial masuk kategori anak penyandang disabilitas yang membutuhkan perlindungan khusus. "Terdapat 15 kategori anak yang perlu perlindungan khusus sesuai amanat Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak," katanya. "Salah satunya anak dengan disabilitas dan anak yang memiliki gangguan psikososial masuk dalam kategori anak dengan disabilitas mental bila dikelompokkan berdasarkan Undang-undang Penyandang Disabilitas."

Psikolog Klinis Rahajeng Ikawahyu mengatakan gangguan psikososial pada anak merupakan sesuatu yang tak kasat mata. Sebab itu, perlu pengamatan khusus oleh orang-orang di sekitarnya. Dia menyarankan pengamatan dan penilaian gangguan psikososial juga dilakukan oleh guru.

"Pengamatan khusus dari guru sangat diperlukan karena dapat menilai perilaku anak yang berbeda secara objektif," kata Rahajeng. Sementara orang tua terkadang tidak mengetahui atau tidak menyadari perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, dan perkembangan otak anak karena membutuhkan indikator khusus.

Advertising
Advertising

Dokter Spesialis Kejiwaan dari Rumah Sakit Melinda Bandung, Jawa Barat, Shelly Iskandar mengatakan anak dengan gangguan psikososial harus segera ditangani. Sebab jika dibiarkan bakal mengakibatkan efek bola salju dan berbahaya bagi anak itu sendiri dan lingkaran pertemanannya atau lingkungan sosialnya. "Masalahnya akan semakin menumpuk," katanya.

Shelly Iskandar menjelaskan, bisa jadi anak tersebut tidak menyadari kalau sedang mengalami gangguan psikososial. Begitu juga dengan orang-orang di sekitarnya. Kemudian lambat laun perilaku anak itu berubah karena menghadapi masalah yang lebih kompleks. "Bisa dibayangkan bagaimana mereka sendirian dan kesulitan menyelesaikan satu masalahnya, lalu masalah lain muncul lagi," ujar Shelly.

Data Badan Kesehatan Dunia atau WHO menunjukkan gangguan psikososial merupakan salah satu pemicu kematian pada remaja yang bunuh diri. Data WHO tahun 2019 ini menyebutkan bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar kedua di kelompok usia 15 sampai 24 tahun.

Catatan redaksi:
Jika Anda memiliki pemikiran bunuh diri atau mengetahui ada orang yang mencoba bunuh diri, segera hubungi psikolog dan psikiater terdekat. Akses laman www.intothelightid.org/cari untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Pertolongan pertama bagi orang dengan pemikiran bunuh diri juga dapat dibaca di www.intothelightid.org/tolong.

Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri juga dapat menghubungi Yayasan Pulih di nomor telepon (021) 78842580. Ada pula Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan di nomor telepon (021) 500454, dan LSM Jangan Bunuh Diri di nomor telepon (021) 9696 9293.

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

17 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

3 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya