Bos Microsoft Ini Rahasiakan Kondisi Difabelnya Selama 8 Tahun

Senin, 1 Juni 2020 10:27 WIB

MICROSOFT ONEDRIVE

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petinggi Microsoft, Chuck Edward mengaku menyembunyikan kondisi disabilitasnya selama delapan tahun. Chuck yang kini menjabat sebagai Head of Global Talent Acquisition Microsoft menceritakan bagaimana awal dia merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhnya.

Pada 2011, Chuck Edward memberikan pidato di depan orang banyak. "Tiba-tiba, lutut dan lengan saya bergetar hebat saat berdiri di belakang podium," kata Chuck seperti dikutip dari laman internal News Microsoft, Kamis 28 Mei 2020.

Dia mengira lutut dan lengannya bergetar karena grogi. Namun kondisi itu tak kunjung reda seusai acara. Chuck Edward sempat mengabaikannya selama beberapa bulan. Hingga pada 2012 dia memeriksakan diri ke dokter. Dari situ dia divonis mengalami Multiple Sclerosis atau MS.

Chuck memutuskan merahasiakan kondisi itu kepada semua orang. "Saya belum bisa menerima keadaan difabel ini dan tak ingin ada orang yang memandang aneh atau kasihan kepada saya," katanya.

Selama itu pula, Chuck Edward hanya menceritakan kondisinya kepada sang istri, Nicky dan rekannya yang menjabat President of Multiple Sclerosis Society, Laurie Johnson. Kepada Laurie, Chuck Edward menceritakan perjalanan kondisi fisiknya yang kian menurun.

Advertising
Advertising

Head of Global Talent Acquisition Microsoft Chuck Edward. Foto: Shrm

Multiple Sclerosis atau gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang yang dialami Chuck Edward membuat dia tergerak untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Tentu tak sulit bagi Human Resource Executive dan Artificial Intelligent Support di Microsoft untuk membentuk sistem kerja yang lebih terbuka.

Dalam setiap pertemuan, Chuck Edward juga selalu menyelipkan pesan tentang dunia kerja yang inklusif. "Saya sampaikan di depan keryawan, pelamar, dan pemberi kerja bahwa penyandang disabilitas memiliki aspirasi yang unik dan berbeda. Mereka harus mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan hasil kerjanya dan lebih terbuka," kata dia.

Akhirnya, pada awal 2020, Chuck Edward membuka identitas difabel Multiple Sclerosis yang disembunyikan selama delapan tahun. Di saat yang sama, sudah diterapkan mekanisme kerja yang lebih terbuka dan inklusif di Microsoft.

"Saya menyesal menyembunyikan kondisi ini. Tapi saya bersyukur sebuah sistem telah terbentuk. Banyak difabel yang dapat terakomodasi aspirasinya, baik di perusahaan tempat saya bekerja atau perusahaan lainnya," kata Chuck Edward. Dia juga menggalang dana sekaligus pemberdayaan difabel Multiple Sclerosis melalui kerja sama dengan National Multiple Sclerosis Society.

Berita terkait

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

4 jam lalu

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

Penyakit autoimun umumnya tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikurangi dampaknya. Kenali 7 penyakit ini untuk pencegahan.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Survei Microsoft dan LinkedIn: Perusahaan Lebih Tertarik pada Karyawan dengan Keterampilan AI

2 hari lalu

Survei Microsoft dan LinkedIn: Perusahaan Lebih Tertarik pada Karyawan dengan Keterampilan AI

Penelitian Microsoft dan LinkedIn membuktikan korporasi kini lebih menginginkan pekerja dengan kemampuan AI. Budaya AI terus berkembang di kantoran.

Baca Selengkapnya

Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

2 hari lalu

Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

Seorang komika dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

2 hari lalu

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

Pramusaji dan barista kedai kopi difabel di Jalan Kendal menceritakan suka-duka menghadapi pelanggan yang tak menyadari bahwa mereka tuli.

Baca Selengkapnya

BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

7 hari lalu

BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap inklusi keuangan di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengeksplor Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

8 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

8 hari lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

8 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

8 hari lalu

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

Gara-gara memiliki kewarganegaraan ganda punya paspor Prancis, Gloria Natapradja gagal jadi anggota paskibra 2016, ini kilas balik kasusnya

Baca Selengkapnya