Saran Penyandang Disabilitas Buat Pemerintah di Masa Wabah Corona
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 16 Mei 2020 12:39 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas penyandang disabilitas di Yogyakarta berharap pemerintah dapat merancang dan menerapkan program pemberdayaan masyarakat untuk menopang kebutuhan hidup di masa wabah corona.
Koordinator Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia atau HWDI Yogyakarta, Winarsih menuturkan, sejak pandemi Covid-19 terjadi sekitar Maret hingga Mei 2020, kelompoknya menilai bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat bersifat sementara. Terutama untuk penyandang disabilitas, bantuan tersebut belum mengarah pada program yang bisa menjadi pegangan komunitas difabel untuk kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang.
Padahal di masa wabah corona ini, Winarsih menjelaskan, penyandang disabilitas juga berharap tetap bisa produktif sehingga memiliki penghasilan sendiri, karena pekerjaan utama mereka hampir seluruhnya berhenti karena pandemi. "Ketika ada program pelatihan kerja bagi difabel, kami berharap program itu ada kelanjutannya. Seringkali program pelatihan atau kursus itu diberikan tanpa ada tindaklanjutnya," ujar Winarsih Jumat 15 Mei 2020.
Tindak lanjut yang dimaksud Winarsih tak lain pendampingan. Misalnya bagaimana produk yang dipelajari dan dihasilkan dari pelatihan tadi kemudian dikemas, dipasarkan, dan bisa berkelanjutan. Winarsih yang menceritakan bagaimana mekukan berbagai upaya agar tetap bertahan di tengah wabah corona.
Wirnarsih yang selama ini bekerja di bidang katering dan menjahit tak bisa melanjutkan usahanya karena tak ada pesanan. Akhirnya dia banting setir berjualan masker dan bahan jamu. Namun usaha dadakan itu tersendat karena terbatasanya akses ke pasar. "Di awal wabah corona, pesanan jahitan masker memang sempat ada, tapi lalu berhenti. Jualan lainnya juga demikian," ujar Winarsih.
Perempuan yang sehari-hari beraktivitas di atas kursi roda, itu juga mengaku belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah. Sebab itu, dia dan 50-an anggota HWDI berusaha bertahan sebisa mungkin menjaga perekonomian keluarga sembari berjualan serabutan. "Sekarang saya mencoba menjadi re-seller apa saja yang sedang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.
Winarsih berharap ada program bantuan pemerintah yang lebih relevan untuk pegangan hidup difabel saat wabah hingga setelahnya. Tentu saja dengan bantuan permodalan karena saat ini komunitas difabel tak memiliki penghasilan yang bisa diandalkan lagi.
Rizky Putra, Koordinator Komunitas Relawan Indonesia Bersatu yang bergerak menyalurkan bantuan kebutuhan pokok kepada komunitas penyandang disabilitas di Yogyakarya menuturkan, dari hasil penelusurannya, difabel mengalami dua dampak saat masa pandemi ini. "Kalangan difabel yang bekerja kehilangan pekerjaannya, dan mereka tak bisa mengandalkan anggota keluarga yang lain karena mengalami kondisi yang sama," ujarnya.
Rizky dan komunitasnya menyalurkan bantuan bahan pangan kepada komunitas difabel serta tulang punggung keluarga yang kehilangan pekerjaan akibat wabah corona.