Aplikasi Telemedis Belum Tentu Dapat Bantu Difabel Deteksi Corona
Reporter
Cheta Nilawaty P.
Editor
Rini Kustiani
Senin, 27 April 2020 13:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menghimbau masyarakat menggunakan layanan telemedis untuk deteksi mandiri infeksi virus corona. Layanan telemedis ini tersedia dalam bentuk online seperti Alodokter, Halodoc, dan Gojek.
"Mari kita manfaatkan semata-mata untuk menjaga kesehatan," ujar juru bicara penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB beberapa waktu lalu.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua aplikasi telemedis dapat menjangkau penyandang disabilitas secara efektif. Musababnya, kemampuan ekonomi sosial dan kapasitas penyandang disabilitas tidak sama di seluruh Indonesia. "Secara umum kita bisa melihat apakah aplikasi telemedis tersebut dapat diakses atau tidak, maka perlu tahu seberapa besar jumlah penyandang disabilitas yang sudah dapat menjangkau telemedis di seluruh Indonesia," kata Rahmi Zola, penggiat isu disabilitas dan advokasi kebijakan publik pada Program Peduli dari Yayasan Pattiro dan Pendiri Yayasan Anak Autis Nemafolok di Kabupaten Sorong, saat dihubungi Kamis 16 April 2020.
Bagi beberapa penyandang disabilitas, aplikasi telemedis dapat diakses dengan baik, terutama penyandang disabilitas yang sudah terbiasa menggunakan telepon pintar atau peranti komputer. Namun tidak dengan penyandang disabilitas yang belum memiliki akses internet atau listrik.
"Dan kelangkaan listrik masih kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia," kata Rahmi Zola. "Saya sendiri pernah mengalami situasi ini. Karena itu saya menambahkan geografis sebagai faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas telemedis."
Seorang penyandang disabilitas netra yang tinggal di Jakarta, Bernadette Benita Sekarina mengatakan penggunaan aplikasi telemedis cukup membantu melakukan deteksi mandiri virus corona. Hanya saja, tidak semua platform dapat terakses oleh pembaca layar pada ponselnya. "Saya pernah menggunakan layanan telemedis saat mendeteksi gejala sakit tifus," katanya.
Sekar mengatakan layanan telemedis cukup membantu saat dia mencari tahu apa saja gejala dari suatu penyakit. Tak perlu lagi repot-repot pergi ke dokter. "Cukup membayar Rp 15 ribu dari saldo uang elektronik di ponsel," katanya. Layanan telemedis yang diberikan berupa konsultasi langsung melalui pesan instan dengan dokter umum atau dokter spesialis. "Biasanya gratis kalau hanya konsultasi penyakit umum atau gejala ringan."
Dalam aplikasi telemedis juga tersedia berbagai artikel penyakit tertentu. Saat ini, salah satu artikel yang cukup informatif adalah Covid-19. Lantaran hanya berupa layanan informasi dan konsultasi, tenaga kesehatan di telemedis tidak menyediakan resep.
Pengguna layanan telemedis lainnya Tri Astuti Handayani menyarankan agar diperbanyak informasi dalam bentuk visual. "Ditambahkan juga fitur video call agar dapat langsung berkomunikasi dengan dokter," kata Tri yang seorang tuli. "Fasilitas per telepon ini juga dibutuhkan oleh tunanetra dan penyandang disabilitas dengan keterbatasan motorik."