3 Anak Berkebutuhan Khusus di Rawinala Positif Covid-19
Reporter
Cheta Nilawaty P.
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 25 April 2020 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga anak berkebutuhan khusus di Yayasan Rawinala, Condet, Jakarta Timur, terinfeksi virus corona. Tiga pendamping mereka juga dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes oleh petugas puskesmas.
Direktur Yayasan Rawinala, Dwiharjo Sutarto mengatakan satu bulan lalu mereka diketahui positif Covid-19 setelah menjalani tes swab dan tes cepat pertama. "Saat ini tiga anak berkebutuhan khusus itu masih menjalani isolasi lanjutan secara mandiri, tes swab kedua, dan rapid tes kedua," kata Dwiharjo saat dihubungi Tempo, Jumat 24 April 2020.
Adapun tiga pendamping anak berkebutuhan khusus tadi sempat menjalani perawatan dan isolasi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat ini ketiga pendamping tersebut telah dinyatakan negatif Covid-19. Meski sudah pulih, Dwiharjo khawatir para pendamping ini mengalami diskriminasi ketika berinteraksi dengan masyarakat.
Dwiharjo menceritakan deteksi virus corona di lingkungan Yayasan Rawinala bermula ketika ada orang tua siswa yang meninggal pada awal Maret 2020. Sebelum dimakamkan, petugas kesehatan melakukan tes swab kepada jenazah. Hasil tes tersebut baru keluar beberapa hari setelah pemakaman dan menunjukkan positif Covid-19.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, anak pasien yang terinfeksi virus corona itu dititipkan di Yayasan Rawinala. Anak tersebut sempat berbaur dengan pendamping dan anak lain. Mengetahui itu, langsung meminta puskesmas melakukan rapid tes kepada 52 anak berkebutuhan khusus dan 20 guru dan pendamping. Hasilnya, terdapat tiga anak dan tiga pendamping yang positif Covid-19.
Selain mengisolasi tiga anak penyandang disabilitas ganda yang terinfeksi Covid-19, pengelola Yayasan Rawinala juga membekali pendamping dengan alat pelindung diri atau APD ketika merawat tiga anak tersebut. Yayasan Rawinala membina sekitar 52 penyandang disabilitas netra dan ragam disabilitas lain.
Terdapat 20 penyandang disabilitas ganda yang tinggal di asrama milik Yayasan Rawinala dengan keadaan tidak mampu rawat. Sebanyak 12 orang di antaranya yang tinggal di asrama adalah penyandang disabilitas ganda dewasa yang berusia 22 hingga 44 tahun. Selebihnya, sekitar 30 anak adalah penyandang disabilitas ganda yang menjadi peserta didik di sekolah khusus milik Rawinala.
Rawinala merupakan sekolah khusus untuk anak-anak multi disabilitas netra. Sekolah ini didirikan oleh seorang pendeta bernama Kadarmanto dan seorang ekspatriat asal Belanda. Sekolah tersebut langsung berada di bawah supervisi Perkins School for The Blind di Amerika Serikat, yang merupakan sekolah Hellen Keller menempuh pendidikan dasar.