Wabah Corona, Kampus UIN Yogyakarta Perhatikan Mahasiswa Difabel
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Rini Kustiani
Selasa, 14 April 2020 10:00 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga atau UIN Yogyakarta memberikan perhatian lebih kepada mahasiswa difabel selama wabah corona.
Tim ahli Pusat Layanan Difabel atau PLD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rof'ah Srikandi mengatakan upaya ini dilakukan karena difabel termasuk kelompok yang rentan tertular virus corona. "Mahasiswa penyandang disabilitas menjadi kelompok paling rentan karena sering terlupakan di masa penanganan bencana," katanya, Senin 13 April 2020.
Rof’ah Srikandi mencontohkan, mahasiswa tunanetra berisiko tinggi tertular COVID-19 karena mereka harus menggunakan tangan untuk meraba dalam aktivitas keseharian. Terlebih sebagian besar mahasiswa difabel di UIN Yogyakarta juga bekerja paruh waktu dan tinggal dengan cara indekos.
Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tercatat ada 14 mahasiswa difabel, baik yang tinggal di kost maupun tinggal di asrama khusus, seperti Asrama Yaketunis Yogyakrta. Pihak kampus, ujar Rof'ah, saat ini mengawasi dan membantu mahasiswa difabel agar menjaga diri dengan mengurangi mobilitas dan menghindari tempat umum sementara waktu.
Untuk menjamin aksesibilitas dan mengurangi risiko tertular dari lingkungan sekitarnya, kampus UIN membantu menyediakan logistik bagi mahasiwa difabel secara kontinyu selama masa pandemi. "Bantuan untuk mahasiswa difabel kami antar langsung melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ke tempat tinggal masing-masing," katanya.
Ketua LPPM UIN Yogyakarta, Al Makin mengatakan kampus memastikan mahasiswa difabel mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk bertahan, menjaga keselamatan dengan tidak keluar rumah, dan melakukan protokol yang dianjurkan pemerintah. "Kami juga secara berkala melakukan sterilisasi kos mahasiswa difabel ini," ujar Makin.
Salah satu dosen dan relawan PLD UIN Yogyakarta, Astri Hanjarwati menuturkan mahasiswa difabel yang masih tinggal di Yogyakarta tidak akan kekurangan bahan makanan dan bisa hidup sehat. Selain bahan kebutuhan pokok, disediakan juga masker, hand sanitizer, dan sabun. "Pemberian bantuan ini tidak hanya satu kali, tapi sampai pendemi berakhir," katanya.