Wabah Corona, Difabel Rentan Terdiskriminasi Dua Kali

Sabtu, 21 Maret 2020 16:54 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang disabilitas atau difabel adalah salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus corona baru atau COVID-19. Alih-alih menerapkan pencegahan, penyandang disabilitas justru berpotensi menerima diskriminasi dua kali.

Technical Officer Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang menangani isu difabel, Lindsay Lee mengatakan untuk akses jaminan kesehatan saja, penyandang disabilitas sudah mengalami keterbatasan, apalagi dalam kegiatan pengendalian pandemi seperti corona. "Jarak yang memisahkan semakin besar, di antaranya kebijakan dan program kesehatan," ujar Lindsay Lee seperti dikutip dari UN News, Jumat 20 Maret 2020.

Kebijakan pencegahan virus corona bagi penyandang disabilitas, menurut Lindsay Lee, dianggap tidak tepat. Musababnya, semua itu tidak dapat serta merta diimplementasikan. Lee mencontohkan ihwal higienitas yang bagi sebagian penyandang disabilitas tidak dapat dilakukan. "Sebagian penyandang disabilitas juga tidak dapat menerapkan strategi social distancing karena mereka membutuhkan pendamping. Dengan begitu, mereka harus selalu berinteraksi," kata Lee.

Lee mengatakan penyandang disabilitas memiliki teknik isolasi diri yang berbeda dari non-difabel. Langkah-langkahnya tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi difabel yang berbeda-beda. "Ini juga merupakan bagian dari tindakan mitigasi bersama. Tidak hanya penyandang disabilitasnya, tapi lingkungan di sekitarnya mesti turut mendukung," kata Lee.

Pengacara yang juga Pelapor Khusus PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, Catalina Devandas Aguilar mengatakan harus ada mekanisme dukungan yang sesuai bagi penyandang disabilitas terkait pencegahan dan pengendalian infeksi virus corona. "Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan akomodasi terakses dan sesuai kebutuhan bagi penyandang disabilitas maupun keluarga atau pendampingnya," kata Aguilar.

Advertising
Advertising

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengimbau semua negara memberikan akses informasi tentang virus corona bagi seluruh kalangan masyarakat, tak terkecuali penyandang disabilitas. "Buatlah pesan yang dapat diakses oleh semua kalangan," kata Guterres. Akses yang dimaksud antara lain tersedia informasi dalam bahasa isyarat, teks berjalan di layar televisi, sampai penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti.

Berita terkait

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

1 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

23 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

32 hari lalu

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta

Baca Selengkapnya

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

36 hari lalu

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

45 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

46 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

51 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

51 hari lalu

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya

Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

52 hari lalu

Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

52 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya